KISAH BENGIS PKI, Sejarah Indonesia Pasca Merdeka
KISAH BENGIS PKI, Sejarah Indonesia Pasca Merdeka
FORTUNA MEDIA-KUALA LUMPUR- Sejarah Indonesia pasca merdeka ditandai dengan adanya pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Didahului gerakan revolusioner yang disebut formal fase nonparlementer, yakni pengambilalihan kekuasaan dari pemerintah yang sah.
Usaha kudeta itu disertai pula penculikan dan penganiayaan serta pembunvhan sejumlah penduduk sivil, para Ulama, Santri-pelajar pondok, pejabat, dan polis.
Be Smart, Read More;
Fakta Film Pengkhianatan G30S/PKI, Eksekusi Adegan Penculik4n Jenderal pada Malam Juma'at
Kronologis Kekejaman Partai Komunis Indonesia@PKI Di Indonesia
Aksi dalam bentuk kekerasan terjadi di beberapa Daerah, berikut diantaranya:
- Daerah Tegal, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Kekejian dan keganasan pertama PKI yaitu pada penghujung tahun 1945, tepatnya Oktober. Di kota ini, ada seorang pemuda PKI di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, berjuluk Kutil (nama asli Sakyani), telah menyembelih seluruh pejabat pemerintah disana. Kutil juga melakukan penyembelihan besar-besaran di Kota Brebes dan Pekalongan. Si Kutil mengarak Kardinah (adik kandung RA Kartini) keliling kota dengan sangat memalukan, syukurlah ada yg sempat menyelamatkan Kardinah, tepat beberapa saat sebelum Kutil memutuskan mengeksekusi Kardinah.
- Kota Lebak, Banten.Jawa Barat. Kekejian datang dari Ce'Mamat, pimpinan gerombolan PKI dari Lebak (Banten) yang merencanakan menyusun pemerintahan model Soviet Union. Gerombolan Ce'Mamat berhasil menculik dan menyembelih Bupati Lebak R. Hardiwinangun di jembatan Sungai Cimancak pada tanggal 9 Disember 1945.
- Kota Jakarta, Jalan Oto Iskandar Dinata di selatan Kampung Melayu. Ingatlah kisah pembunuhan tokoh nasional Oto Iskandar Dinata yang dihabisi secara keji oleh laskar hitam ubel-ubel dari PKI, pada Disember 1945.
- Provinsi Sumatera Utara, ternyata banyak menyimpan kisah miris. Sebab PKI juga menumpas habis seluruh keluarga-kerabat (termasuk anak kecil) Kesultanan Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura, pada Mach 1946, serta merampas harta benda milik kerajaan. Dalam peristiwa ini, Putra Mahkota Kerajaan Langkat, Amir Hamzah (banyak dikenal sebagai penyair), ikut tertumpas. Tak ada lagi penerus kerajaan Langkat.
- Dibelahan lain Sumatera, Kota Pematang Siantar.
PKI menunjukkan kebrutalannya. Pada 14 May 1965, PKI melakukan aksi sepihak menguasai tanah-tanah negara. Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) melakukan penanaman secara liar di areal lahan milik Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet IX Bandar Betsi. Pembantu leftenan dua yang sedang ditugaskan di perkebunan kebetulan menyaksikan aksi perilaku anggota PKI tersebut. Sudjono pun memberi peringatan agar aksi dihentikan. Anggota PKI bukannya pergi, justru berbalik menyerang dan menyiksa Sudjono. Akibatnya, Sudjono tewas dengan kondisi yang amat menyedihkan.
- Berbagai kota di Provinsi Jawa Timur. Kekejian di Jawa Timur, yaitu saat Gubernur Jawa Timur RM. Soerjo, pulang dari lawatan menghadap Presiden Soekarno. Di tengah jalan, mobil Gubernur Soerjo bersama dua pengawalnya dicegat pemuda rakyat PKI, lalu diseret menggunakan tali sejauh 10 kilometer hingga meregang nyawa, lalu mayatnya dicampakkan di tepi sungai.
- Kota Madiun, Provinsi Jawa Tengah, PKI menusuk dubur banyak warga Desa Pati dan Wirosari (Madiun) dengan bambu runcing. Lalu, mayat mereka ditancapkan di tengah-tengah sawah, hingga mereka kelihatan seperti Orang-orangan pengusir burung pemakan padi. Salah C diantaranya wanita, ditusuk kemaluannya sampai tembus ke perut, juga ditancapkan ke tengah sawah.
- Kota Magetan, Provinsi Jawa Tengah, Algojo PKI merentangkan tangga melintang di bibir sumur, kemudian Bupati Magetan dibaringkan diatasnya. Ketika telentang terikat itu, algojo mengggergaji badannya sampai putus dua, lalu langsung dijatuhkan ke dalam sumur.
- Kyai Sulaiman dari Magetan ditimbun di sumur Soco bersama 200 orang santri lainnya, sambil tetap berdzikir, pada September 1948.
- Kisah Kyai Imam Musyid Takeran, yang hilang tak tentu rimbanya, genangan darah setinggi mata kaki di pabrik gula gorang-gareng, Ayah dari Sumarso Sumarsono yang disembelih dibelakang pabrik gula, baru ketemu rangka tubuhnya setelah 16 tahun. Bahkan para PKI mengadakan pesta daging bakar Ulama dan santri di lumbung padi.
- Kisah Isro yang sekarang menjadi guru di Jawa Timur. Ketika dulu masih berumur 10 tahun pada tahun 1965, Isro hanya bisa memunguti potongan-potongan tubuh Ayahnya yang sudah hangus dibakar PKI di pinggir sawah dan hanya bisa dimasukkan ke dalam kaleng(tin).
- Kota Blora, pasukan PKI menyerang markas Kepolisian Distrik Ngawen pada 18 September 1948. Setidaknya, 20 orang anggota polisi ditahan. Namun, ada 7 polisi yang masih muda dipisahkan dari rakan-rakannya. Setelah datang perintah dari Komandan pasukan PKI Blora, mereka dibantai pada tanggal 20 September 1948. Sementara, 7 orang polisi muda dieksekusi secara keji. Ditelanjangi, kemudian leher mereka dijepit dengan bambu. Dalam kondisi terluka parah 7 orang polisi dibuang ke dalam kakus/jamban (WC) dalam kondisi masih hidup, baru kemudian ditembak mati.
- Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Dungus. PKI membantai hampir semua tawanannya dengan cara keji. Para korban dtemukan dengan kepala terpenggal dan luka tembak. Di antara para korban, ada anggota TNI, polisi, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan Ulama.
- Kota Wonogiri, Jawa Tengah, ternyata akrab dengan amis darah kekejian PKI yang menculik pejabat pemerintahan, TNI, Polisi, dan Wedana. Semua dijadikan santapan empuk PKI di sebuah ruangan bekas laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomoyo. Saat itu PKI menyekap 212 orang, kemudian dibantai satu per satu dengan keji pada 4 Oktober 1948.
- Kecamatan Kras, Kediri.Jawa Tengah, Training Pelajar Islam Indonesia tanggal 13 Januari 1965, diserang oleh PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia). Massa komunis ini menyiksa dan melakukan pelecehan seksual terhadap para pelajar islam perempuan. Tidak hanya sampai disitu, massa PKI pun menginjak-injak al-Qur'an. Mereka pun memiliki pertunjukan Ludruk dari LEKRA dengan lakon "Matinya Gusti Allah", dan berbagai lakon lain yg biadap dan tak bisa dimaafkan.
- Lubang Buaya Jakarta, adalah bukti otentik aksi kejam PKI dengan gerakan 30 September 1965. Tidak tanggung-tanggung 6 orang jenderal (Letjen TNI A.Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI MT Hardjono, Mayjen TNI S.Parman, Brigjen TNI DI. Panjaitan, Brigjen TNI Soetodjo Siswomiharjo), ditambah Lettu Piere Andries Tendean, dimasukkan kedalam sumur. Para Gerwani dan Pemuda Rakyat bersorak dan bergembira ria melihat para jenderal dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur.
Semua Negara-Negara Komunis di dunia ini melakukan pembantaian dan penyembelihan kepada rakyatnya sendiri.
500.000 Rakyat Rusia dibantai Lenin (1917-1923),
6.000.000 Petani kulak Rusia dibantai Stalin (1929),
40.000.000 dibantai Stalin (1925-1953),
50.000.000 penduduk rakyat China dibantai Mao Tse Tung (1947-1976),
2.500.000 Rakyat Kamboja dibantai Pol Pot (1975-1979),
1.000.000 Rakyat Eropah timur diberbagai negara dibantai regime Komunis setempat dibantu Rusia Soviet (1950-1980),
150.000 Rakyat Amerika Latin dibantai regime komunis disana,
1.700.000 Rakyat diberbagai negara di Afrika dibantai regime Komunis,
dan 1.500.000 Rakyat Afghanistan dibantai Najibullah (1978-1987).
Barangkali, jika waktu itu komunisme berhasil menguasai Negeri Indonesia ini, kita tak akan bisa membaca karya-karya sastra relijius milik Hamka, Taufiq Ismail, dan lain-lain. Kerana, Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) yang dikomandani oleh Pramoedya Ananta Toer, sempat menuding Hamka sebagai plagiator atas novelnya yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijk. Tekanan politik terhadap karya-karya non-komunis dilakukan oleh LEKRA. Hujatan-hujatan terhadap sastrawan anti-LEKRA terus dilakukan.
Penyair Chairil Anwar (pelopor Angkatan 45) juga digugat dan dinilai sudah tidak punya arti apa-apa. Bahkan, buku-buku sastra karya sastrawan anti-LEKRA dibakar.
Ini hanya sebagian, Masih banyak sejarah kebiadaban dan keganasan PKI yang lain di berbagai Daerah Indonesia.
Bagaimanapun, kelompok Palu Arit ini telah dua kali melakukan kudeta dengan keji dan brutal, sadis. Mereka menyembelih para santri, para Kyai, para agamawan, para penjaga NKRI yang menolak ideologi kiri.
Bagikan khabar ini agar generasi saat ini tahu bahwa komunis memang bengis.[hsz]
(Dikutip dari: Ayat-ayat yang Disembelih, Sejarah Banjir darah para Kyai, Santri, dan penjaga NKRI oleh aksi-aksi PKI. Penerbit Cordoba, tahun 2015. Anab Afifi dan Thowaf Zuharon)
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, www.kabarindonews.web.id
Follow me at;⭐
twitter.com/romyschneider
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/helmy-syamza
pinterest.com/hsyamz
TAGS ; #reviewarticles, #news, #filmG30SPKI, #PKI,
#conspiracyarchives,
No comments
Post a Comment