Melayari Bahtera Cinta Prahara, Dibayangi Dendam Mistik [5]

<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="Melayari Bahtera Cinta Prahara, Dibayangi Dendam Mistik[5]">

Melayari Bahtera Cinta Prahara, Dibayangi Dendam Mistik [5]

Part-5

Petang itu terlihat cuaca mendung, angin kemarau kencang menerpa pohon-pohon yang tumbuh disekitar rumah Wagiman.
Saling bergesek, menciptakan beradu dengan deru angin sore.
Menambah kesan kelam sore itu.

"Dek, bila pulang nya? Kok Mas tak dengar suara motor kamu?" sapa Wagiman saat dirinya berpapasan dengan Suminah ketika keluar dari kamar mandi.

Wanita itu tidak menjawab sapaan Suaminya, namun justru pergi meninggalkan Wagiman yang masih memandangi punggungnya, yang tampak sedikit bungkuk berlalu menuju kebun belakang rumah.

"Dek, mau kemana lagi sore-sore begini. Diluar angin kencang, mau hu...."


Belum sempat Wagiman menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara motor berhenti dari arah depan..."Mas ...."

Degh..degh..! Jantung Wagiman seolah berhenti berdetak, ketika suara yang sangat dia kenal memanggil namanya.

Tak berapa lama, pemilik suara yang sudah dia hafal sudah berdiri dihadapannya. Dengan memakai kerudung yang sebagian menutup mukanya..."Dek ... ka ... kamu....?"

"Iya, ini Aku Mas, Istrimu. Kenapa, kok heran melihatku? Apa kerana mukaku ini? Ini tak apa-apa kok...hanya terlambat perawatan saja."

Terang Suminah saat mendapati Wagiman dengan wajah kebingungan saat melihat kedatangannya..Sementara Wagiman, memperhatikan Istrinya dikamar yang tengah menyisir rambutnya...Dan sesekali matanya melihat kearah pintu dapur..


"Dek, itu apa yang kamu masukkan kedalam kopi."
Selidik Wagiman saat mendapati Suminah memasukkan sesuatu dari botol kecil kedalam cangkir kopinya.

"Oh ... ini, ini ...jamu Mas. Kemarin, Aku mampir ke toko jamu langganan, dan beli obat ini. Ini obat kuat khusus lelaki." 
Bisik Suminah ditelinga Wagiman...Seolah tak ingin orang lain mengetahui apa yang ada didalam botol kecil itu.

"Begitukah...? Oh iya, kita jadi ke acara khitanan kan?" tanya Wagiman.

"Jadi donk... Aku sudah beli baju baru juga ini." jawab Suminah.

"Ya sudah, kamu cepatan mandi. Tak enak kalau kita datangnya telat," usir Wagiman halus, sambil mendorong Istrinya ke kamar mandi.

Setelah memastikan Suminah sudah berada di kamar mandi, Wagiman buru-buru membuang kopi yang baru saja dibuat oleh Istrinya.

"Kali ini, Aku tidak akan jatuh kedalam perangkapmu lagi, wahai, Istriku." gumam Wagiman saat cairan hitam dalam cangkir itu berpindah tempat ke saluran air di wastafel.

Ghedhubraakkk....! Suara seperti benda jatuh mengejutkan Wagiman ketika dia berada di dapur...Suara itu berasal dari dalam kamar.

"Oh ... ternyata pigura yang jatuh." Bisik Wagiman ketika mendapati pigura berserakan diatas lantai kamarnya.

"Tapi ... kenapa pigura ini ada di kamar? Bukankah ini fotonya Marsya?" gumam Wagiman sambil membersihkan kaca pigura yang berserakan dilantai. (pigura,-picture frame)

"Ada apa Mas ....?"..Suminah yang tiba-tiba berada di hadapan Wagiman membuat dia mundur beberapa langkah kebelakang.

"Kamu kenapa Mas? Seperti melihat hantu saja." 

"Dek ... kenapa pundakmu seperti miring ya? Terlihat seperti sedang menggendong sesuatu yang berat," jawab Wagiman terbata.

"Jangan ngaco deh, Mas....!"


"Tapi ... ini beneran Dek. Coba kamu lihat di cermin!"

Ghubraakk....!..Saat Suminah melangkah kedepan cermin yang ada di atas meja rias nya, langkahnya terhenti dan mendadak dia terjatuh kebelakang, saat melihat ada sosok lain selain dirinya menggelayut di pundak kirinya..[hsz] To be Continued..
Courtesy and Adaptation by Yani Santoso
Editor ; 
Romy Mantovani,
Kredit Ilustrasi Image ; Doc, fortunanetworks.com 

No comments