MYSTERY CINCIN BERLIAN BERDAR4H [7]
MYSTERY CINCIN BERLIAN BERDAR4H [7]
PART-7Suara pengumuman penerbangan, panggilan penumpang, terdengar silih berganti, dari pengeras suara. Hari beranjak makin sore, suasana Airport Adisucipto Yogyakarta, kulihat tak begitu ramai. Anto, juga aku duduk terdiam di salah satu resto di airport.
Kami sibuk dengan fikiran masing-masing. Sementara Mas Alex kulihat sesekali memainkan handphone, menulis di WhatsApp, juga menelphone seseorang. Aku tahu pasti dia sedang berkoordinasi dengan teman-temannya juga para pihak yang terkait.
Mas Alex sengaja mengantar kami ke airport, kerana merasa baik Anto maupun aku sendiri kurang siap untuk mengendarai mobil. Sementara Agus, sopir keluarga Hanum, belum pulih dari trauma penyekapan.
Sekali lagi kulihat di layar monitor, pesawat Garuda Airways Airport Soeta Jakarta -Adisucipto Yogyakarta baru saja mendarat. Ini penerbangan yang dipakai oleh Om Hanung dan Tante Lisa, melanjutkan penerbangan pesawat SQ milik Singapura dari Airport Internasional Changi yang moden dan indah.
Beberapa saat kemudian kami keluar dari resto menuju pintu kedatangan penumpang. Tak lama kemudian kulihat Tante Lisa duduk di kursi roda, didorong oleh salah seorang petugas airport. Sementara Om Hanung mendorong troley berisi koper-koper/beg perlengkapan mereka.
Sedih sekali aku melihat kondisi Tante Lisa, beliau kemarin terlihat begitu cantik, awet muda dan penuh rasa bahagia. Kini berubah 180’, terlihat 20 thn lebih tua dan tak berdaya.
Tante Lisa dan Om Hanung keluar dari pintu kedatangan. Aku segera lari memburunya, kupeluk Tante Lisa dengan sepenuh hati. Tante Lisa menangis tersedu-sedu dalam pelukanku, rasanya air mata ku juga ingin ku tumpahkan dalam pelukan Tante Lisa. Namun ku tahan dengan sekuat tenaga, setetes air bening menetes di pipiku. Aku tak ingin Tante Lisa semakin terpuruk dengan situasi yang belum jelas ini.
Gantian Anto menyalami Tante Lisa dan Om Hanung, nampak sekali kalau dia sangat terpukul. Mereka masing-masing berkumpul tanpa kata.
Aku memecah kebisuan itu, segera kuperkenal kan Mas Alex sebagai rakan sejawatku di Magelang, dari aparat kepolisian. Tante dan Om Hanung menyambut uluran tangan dari Mas Alex. Om Hanung berkata, “Nak Alex, Om minta tolong bantu kami memecahkan misteri kasus ini. Tolong ya...”
Mas Alex kulihat tersenyum santun, “Insya Allah Pak Hanung, saya akan berusaha membantu semaksimal mungkin. Namun kerana TKP di Yogya sedangkan saya bertugas di Magelang. Mungkin saya akan membantu sedapatnya.”
Om Hanung mengangguk, “Panggil Om saja, seperti Niken. Om memahami tupoksimu (tugas pokok dan fungsimu), semoga kasus ini segera terkuak. “
Rombongan kami segera naik ke mobil dan meluncur dengan kecepatan sedang menuju kediaman Om Hanung.
Tiba dirumah, sudah dalam keadaan sedikit dibersihkan. Bekas ceceran darah, rambut yang tergunting, sudah dibersihkan dan dikumpulkan sebagai barang bukti.
Tante Lisa dan Om Hanung masuk ke dalam kamar yang biasa di tempati Santi. Melihat kondisi yang sebagian besar masih berantakan, serta hilangnya Putri kesayangan. Membuat Tante Lisa kembali pingsan dalam pelukan Om Hanung.
READ MORE
MYSTERY CINCIN BERLIAN BERDAR4H [6]
Satu hari berlalu, suasana duka masih sangat terasa di rumah Om Hanung. Agus dan Sumi mulai bisa beraktiviti, mereka pun merasa sedih kerana merasa tidak bisa menyelamat kan Santi dan seisi rumah ini.
Om Hanung dan Tante Lisa mencoba menghibur keduanya, tidak menyalahkan mereka. Kerana ini tentu diluar jangkauan Agus dan Sumi.
Aku masih menemani Om dan Tante yang sudah kuanggap sebagai Ibu-Bapaku sendiri. Sedangkan Mas Alex sudah kembali ke Magelang.
Tengah aku menyiapkan makan siang untuk kami bersama. Tiba-tiba kudengar suara smartphone ku berbunyi.
Kulihat panggilan itu dari Mas Alex, “Hallo Mas....” Kudengar berita di ujung sana yang membuat hatiku terkesiap.
“Niken.., aku baru menerima laporan berita dari Indra temanku. Baru saja ditemukan sesosok mayat di kebun tebu. Dekat lokasi Candi Prambanan, mayat itu terletak di dalam mobil kijang Inova berwarna hitam. Dia dibunuh dengan cara yang sangat sadis, penuh luka tusukan dan bacokan. Dan nampaknya dari hasil olah TKP, para peromp4k ini melarikan diri kearah Jawa Timur.”
“Masya Allah Mas, apa maksud berita ini? Siapakah mayat itu? Dan kalau ini sindiket peromp4k rumah Om Hanung, tidakkah ada tanda-tanda jenazah..,” aku terhenti sejenak untuk menyebutkannya. “Maksudku ... apakah Jenazah Santi ditemukan.”
Kudengar mas Alex menarik panjang, “Aku belum dapat khabar mengenai Santi. Tapi mayat di kebun tebu ini adalah mayat tukang kebun di rumah ini.”
Aku lagi-lagi menjerit, “Awiiinggggg...!”
💐[hsz] To be Continued..
Courtesy and Adaptation Novel by Rini Indardini
Editor ; Romy Mantovani
Ilustrasi Image by media.tumblr.com
No comments
Post a Comment