MYSTERY CINCIN BERLIAN BERDAR4H [14]


<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="MYSTERY CINCIN BERLIAN BERDAR4H [14]">

MYSTERY CINCIN BERLIAN BERDAR4H [14]

PART-14

Semua anggota Mas Alex bergerak cepat ketika Pak Karman berjalan menuju halaman belakang. Dibawah salah satu pohon durian bawor yang rindang Pak Karman menunjukkan kuburan Ayu yang diatasnya ditanami rumpun bunga Gladiol warna-warni. 

Mas Alex segera menghubungi Team forensik Polres Magelang dan Yogya, kemudian memberi instruksi kepada para anggotanya. Aku segera menghubungi Hospital Daerah Magelang untuk meminta bantuan mengirim ambulans untuk mengantarkan Santi ke Hospital Sarjito, agar ditangani secara medis. 

Aku memohon maaf pada keluarga Om Hanung, terutama pada Santi. Kerana Aku harus membantu Mas Alex evakuasi jenazah Ayu. Dan mereka memahami tugasku sebagai seorang dokter. 

Saat ambulans datang, kulihat Santi diangkat dengan tandu dari tingkat atas. Kemudian didorong dengan brankar menuju ambulans. Anto selalu berada disisi Santi sambil memegang jemari tangan pujaan hatinya. Kuhampiri Santi, kucium pipinya dengan hangat beserta sebuah pelukan. Aku tidak ingin merusak kemesraan itu, demikian juga Om Hanung dan Tante Lisa, mereka memilih menaiki mobil pribadi, menuju Hospital Sarjito. 

Kulepas kepergian Sahabatku Santi dan keluarga dengan lambaian tangan. Hingga mereka semua menghilang dari pandangan mata.  
Aku berdua Mas Alex segera bergegas kembali ke lokasi pemakaman jenazah Ayu. Dibantu oleh beberapa anggota, kuburan Ayu segera di bongkar, sesuai aturan. Kami bekerja dengan hati-hati dan teliti. Aku dan beberapa anggota Mas Alex sibuk membuat catatan-catatan penting. 

Berkejaran dengan waktu kami dibantu oleh team ahli forensik untuk melakukan Autopsi untuk menentukan penyebab kematian. Proses autopsi awal, yang memeriksa kondisi luar jenazah Ayu yang mulai membusuk, memakan waktu sekitar 1-2 jam.

Aku sedih melihat sosok jenazah Ayu yang mulai membusuk dan kehilangan tangan kanannya. Sampai saat itu potongan tangan belum juga ditemukan. 

Usai mengerjakan outopsi jenazah Ayu, kami minta Pak Karman menghubungi keluarga Ayu, untuk segera dimakamkan. Pak Karman menyuruh Danu sepupunya untuk menghubungi keluarga Ayu, kerana dia sudah tidak bisa bergerak kemana-mana, dia sudah jadi tersangka dan sudah diamankan. 

Sore yang melelahkan Aku menghapus peluh yang mengalir di sekujur tubuhku. Kulihat Mas Alex memerintahkan anggotanya membuat 'police line' disekitar bekas perkuburan Ayu.

Aku izin berpamitan pada Mas Alex, kerana ada yang harus ku laporkan ke Hospital Pusat. Mas Alex menoleh sesaat kemudian berkata. “Tunggu Aku sebentar lagi Niken, kita pulang bersama. Aku perlu menambah anggota di sini untuk memastikan TKP tidak berubah. “ 

Aku mengangguk, dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Aku kemudian duduk di kursi rotan diteras rumah, yang menghadap ke lembah Gunung Sumbing yang indah. Angin berhembus semilir, mataku mulai berat. Entah berapa lama Aku tertidur, akibat semalaman Aku tak dapat memicingkan mataku. 

Tiba-tiba Aku tersadar, saat kubuka mataku. Kulihat wajah Mas Alex tersenyum manis didepanku. Tatapannya hiba dan penuh kehangatan, mungkin Mas Alex kasihan melihatku bekerja keras menyelesaikan kasus ini. 

“Malaikat cantikku.” Bisiknya.. Aku tersipu malu dengan pipi merona. 

   READ MORE; MYSTERY CINCIN BERLIAN BERDAR4H [13]

Selama beberapa hari kami berusaha keras dengan berbagai dinas instansi terkait, untuk membuat laporan kejadian ini. Aku membuat laporan secara medis dan Mas Alex kepada pihak kepolisian. 

Tapi untuk sementara Aku dan Mas Alex sepakat untuk tidak membuka kejadian sesungguhnya agar tidak semakin meresahkan masyarakat. Pada semua orang yang berada disana Aku berpesan untuk menutup mulut atas semua rangkaian kejadian itu. 

Pagi yang mendung dan tertutup kabut itu, dikejutkan kembali sebuah peristiwa baru. Ketika Pak Karman tokoh ketua per0mp4k yang ditahan di kantor Polres, di temukan gantung diri menggunakan seutas ikat pinggang kulit. Dia merasa dikejar dosa, memotong tangan dan membunuh seorang gadis muda yang tak lain adalah keponakan nya sendiri. 

Kejadian ini sangat mengejutkan, hingga kasus ini kemudian ditutup dengan sebuah kesimpulan : "Ketua per0mp4k yang serakah serta pemb*nuh bersiri ini sudah menebus perbuatannya dengan bunuh diri. Tanpa ada embel-embel cerita misteri. Algojo sebuah tangan berjari lentik dihiasi cincin berlian yang penuh darah".
 

   READ MORE; Meniti Cinta Kalabendu Berakhir Duka

Kudengar suara motor Sport, dari kejauhan kulihat Mas Alex turun dan melepaskan helmet yang dipakainya. Sosok tubuhnya yang jangkung dalam balutan celana Jeans, lagi-lagi membuatku kagum. Sabtu pagi yang cerah, dia kembali datang kerumahku. Kami berbincang, Mas Alex menemaniku merawat Bunga Anggrek-anggrek. Membuang daun-daun busuk, menyemprot dengan jenis pupuk-pupuk (baja) yang berbeda. Bunga Anggrek bermekaran, beraneka warna dan jenis nampak sangat memikat hati kami. 

Aku mengajak Mas Alex duduk di teras rumah, menikmati keindahan tanaman yang tumbuh subur. Sambil merasakan hangatnya teh nasgitel (panas legi tur kental) dan sepiring getuk kampung buatan Mak Yah.

Beberapa saat lamanya kami berbincang, hingga kami  kehabisan kata-kata. Kami berdua terdiam beberapa saat, angin sejuk pegunungan terasa mengelus lembut kulit tubuhku. 

“Niken” kudengar suara mas Alex.. Aku menatapnya..

“Maafkan Aku bila mengganggumu. Aku mencoba memberanikan diriku untuk berterus terang.” ..Hatiku berdebur kencang..

“Aku bukan lelaki yang romantis dan bertele-tele. Dan Aku tidak tahu harus berbuat apa? Aku tak tahu kau sudah memiliki kekasih atau tidak. Namun akhir -akhir ini Aku merasakan kita semakin dekat, Aku nyaman dan bahagia bersamamu. Aku ingin terus bersamamu selamanya.” 


Aku diam sambil memainkan jemari tanganku.
“Niken, sekali lagi Aku mohon maaf kalau lancang. Aku juga ingin bertanya, mahukah kau jadi pendampingku? Selamanya, hingga maut memisahkan? “ 

Aku menatap wajah Mas Alex, terdiam beberapa saat. Kemudian Aku berkata. ...“Diusia matang ini, Aku tidak siap untuk sekedar berpacaran Mas, Aku lelah. Aku pernah terluka kerana dikhianati, dan Aku perlu kepastian untuk masa depanku.“ 

Mas Alex segera meraih dan menggenggam tanganku sambil tersenyum, matanya berbinar penuh cinta. 
“Niken, Apakah artinya ini jawabanmu yang berarti setuju? Akan kubuktikan hari Isnin Aku segera mengurus administrasi perkawinan kita, ke Polres. Aku akan mengajakmu menghadap Komandanku, yang berarti ini sudah siap secara dinas dan ditindak lanjuti ke penghulu.” 

Aku menatap Mas Alex sambil tersenyum dan berkata, “Mas harus mengenal keluargaku dulu, Aku punya Bapak Tentara yang hebat, punya Ibu yang penuh kasih dan kuat, serta dua adik lelaki yang manja dan menggemaskan. “ 

Mas Alex seketika berdiri dan memelukku, kurasakan kehangatan tubuh Mas Alex. Parfum Aiger Man, menguar dari tubuhnya yang gagah. Dibalik rimbunnya tanaman yang berserak di teras rumahku, kurasakan cinta yang mengalir deras hingga ke sudut pori-pori tubuhku. 

Jantungku tak henti berdebur kencang, seperti nyanyian ombak dipinggir pantai. [hsz] 💐..To be Continued...
Courtesy and Adaptation Novel by Rini Indardini
Editor ; Romy Mantovani
Ilustrasi Image by 
media.tumblr.com

No comments