MISTERI KUNCEN. Kisah Perjalanan Menggapai Menara Gading [Chapter 4 Part 58]
Ilutrasi Image by PemudaKpPanjiGrupWhatsap |
MISTERI KUNCEN. Kisah Perjalanan Menggapai Menara Gading [Chapter 4 Part 58]
(58) Cerbung Horor Humor Komedi Lucu Untuk Hiburan para Sahabat
WAITING FOR GAMA
LANJUTAN CERBUNG KUNCEN
WAITING FOR GAMA
LANJUTAN CERBUNG KUNCEN
LANJUTAN CERBUNG KUNCEN
[Chapter 4 Part 58]
CURHAT JALANAN
FORTUNA MEDIA - Insyaf jadi "roker" (alias ; rombongan penumpang keretaapi tak bayar), saya gabung lagi ke "komuniti buser" alias "ahli numpak bus". Meski banyak p3ncopetnya, setidaknya bus lebih sportif dari kereta. Di bus, semua harus bayar sesuai tarif, tak terkecuali. Tidak ada yang namanya kolusi. P3ncopet saja harus beli tiket kok!Yang "boleh" gratis cuma penumpang berdandan menor yang duduk di jok A-1 alias belakang jok (kerusi) pengemudi. Yang ini kalau bukan gendakane/ceweknya sopir, Ya, bojone/Istrinya sopir yang terpaksa mengawal Suaminya agar tidak gendakan, ha ha ha! 😂
READ MORE:
Novel Collection
KISAH SUFI, SANG KYAISoal jumlah armada. Jangan khawatir, Wonosobo(Wsb) adalah juaranya. Setiap Sabtu - Minggu, sekurangnya 26 unit bus dari tujuh PO (Perusahaan Otomobil) siap merayapi rute menuju Jakarta. Ada Sinar Jaya, DMI, Malino Putra, Pahala Kencana, Dedy Jaya, Damri, Dieng Indah. Dan itu penuh semua. Isinya wong/orang kabeh/semua, Ndes, dudu wedhus/hantu!
Jadi yang menganggap tutor hanya diriku seorang ya kecele. Yang tiap minggu jadi komuter Wsb-Jkt ternyata buanyaak. Ada pegawai kantoran, penjual bakso dan mie ayam, makelar TKI, pedagang kain, bakul salak, bakul durian, bakul wong, ya sak copet-copete barang.. komplit pokokmen!
Tidak mahu kecolongan (lagi), saya menerapkan ilmu komunikasi "know your audience" yang saya plesetkan menjadi "know your pickpocket". Dus, saya akhirnya hafal tampang seluruh p3ncopet di semua PO.
Baru tahu, ternyata ada p3ncopet kelompok Palembang, Pantura dan Bekasi. Tetapi ya cuma sebatas tahu. Tidak ada yang berani lapor polisi. Kerana pasti akan kesulitan barang bukti kalau tidak ketangkap basah oknumnya.
Biasanya sih kalau ada p3ncopet di dalam, kondektur sudah kasih pidato pengantar. "Para penumpang, mohon waspada. Botol aqua jangan disimpan di kompartemen atas. Agar dipangku saja."
Tapi namanya penumpang, banyak juga yang tidak ngeh bahasa tersirat "botol aqua". Maka ada saja yang laporan laptopnya hilang. Seperti penumpang yang laptopnya raib bersama menghilangnya seorang penumpang berambut klimis di Jatilawang.
"Lha, tadi disimpan di mana?" tanya kondektur.
"Di atas."
"Kan saya sudah bilang, botol aqua dipangku!"
"Lha, ini botol aquanya sudah saya pangku beneran. Laptopnya yang di atas!" eyel si penumpang sambil menunjuk botol aqua yang dipegangnya.
Mas Kondektur hanya tepok jidat sekeras-kerasnya."Oalaaah.. polos men rika,(polos betul kamu) Kang! Botol aqua itu maksudnya ya laptop!"
"Wooohh..."
Tahu tidak, penumpang itu adalah saya! Hiks.. hiks..😚
Wira-wiri Kota Wonosobo-Jakarta tiap minggu naik bus, membuat saya akrab dengan segala yang berbau jalanan. Salah satunya adalah curhat para sopir yang dituang menjadi tulisan mengundang senyum di body bus atau truk.
"Ngopeni Endog'e Mertua" adalah tulisan yang terlihat di truk bermuatan telur yang sedang melaju di kawasan Purbalingga. Endog dimaksud bisa jadi telur sungguhan. Tapi "endog" bisa juga berarti "anak"-nya Mertua yang tak lain adalah Istrinya sendiri!
Sopir kadang dilanda dilema, kerana tidak punya duit untuk dibawa ke rumah. "Pulang Malu, Gak Pulang Rindu", begitu curhatnya. Ada lagi, "Pergi Dicari, Pulang Dimarahi". Tetapi langsung disambar tulisan di bak truk lain yang bunyinya, "Mending Balik Daripada Ngakik". Bwahaha.😂. kalau yang ini, cowok-cowok pasti faham, Ndes!
Tetapi sudah pulang pun masalah belum selesai, kerana katanya, "Lama Gak Gitu, Eh Pas Gitu Gak Lama" ditambah NB: Macul Tegalan! Wik wik wik! Memang kalau lama gak macul ya gitu itu, gak kuat boyoknya.
Kadang sopir disepelekan kerana profesinya. Tapi soal cinta, mereka punya komitmen lhoh. "Cintamu tak Seberat Muatanku". Atau, "Cintamu tak Semurni Solarku". Begitulah sindirannya bagi yang sok nyepelein sopir. Tapi kadang putus asa juga cari perawan gak nemu-nemu, akhirnya menulis "Bojonegoro, Bocah Joko Nekad Golek Rondo"
Tidak apa-apa wis, daripada disindir, "Sandal Saja Berpasangan, Masak Situ Jomblo?"
Namanya juga sopir, bila rehat mampir. Yang baik banyak, yang mbejujag serong kiri-serong kanan juga tidak sedikit. "Selingkuh Tidak Boleh Sekali!" Begitu bunyi curhatan mereka. Ini maksudnya, sama sekali tidak boleh selingkuh, atau selingkuh boleh berkali-kali?
Ada juga yang menulis, "Lali Rupane, Eling Rasane". ("lupa wajahnya ingat rasanya") Fikiran orang segera berasosiasi ke hal negatif. Tak tahunya di bawahnya ada tulisan kecil-kecil "Jenang Grontol Lor Buk". '(??") He he he..😂
"Ayumu Ra Sepiro Tapi Manismu sing Ugal-ugalan" ("Cantikmu Tak Seberapa Tapi manismu yang Ugal-ugalan") Woow.. maut juga ya, rayuannya Pak sopir. Tapi jangan senang dulu, kerana ada juga yang menyindir "Bapake Akeh". ("Bapaknya banyak") Lhadalah, gawat yen iki! Maka banyak pula yang memasang tulisan besar-besar "AN3DIS" (baca: anti gadis). Timbang oleh sing bapake akeh, kan mending prei pacaran!
Ada berbagai alasan mengapa "sopir getol" (rajin/gigih) cari wang. Salah satunya tentu kerana alasan ekonomi. "Roda Macet Ekonomi Seret". Begitulah. Mereka kerja banting tulang "Demi Nyai", Meski ada yang bilang "Demi Remot". Nah, yang ini kayaknya kejar setoran kerana sang Nyai minta TV baru. Tapi yang konyol, ada juga yang kerja "Demi Tetangga Sebelah" Waduuuh!😄
Mengingat pendapatan kecil, maka pak sopir menulis pesan, "Hutang Boleh, Asal Pintar". Sik sik.. iki maksude apa,(Ini maksudnya apa) pintar lari jika jika ditagih? Ada lagi yang curhat "Jangan Ngutang". Tapi anehnya, gambarnya kok perempuan cantik memakai kutang (c0li). Jadi "ngutang" yang ini maksudnya apa dong? Wah, kacau!😄
Tak bisa dimungkiri, kerja di jalanan memang menguras energi dan emosi. Maka banyak yang melepas penat di tempat-tempat hiburan. "Karaoke Karoaku" ajak sebuah tulisan. Tapi dampaknya, nyanyi-ria itu sangat menguras kantong. Apalagi kalau kebacut tergoda purelnya, bisa bangkrut. Tak pelak ada yang menulis setengah mengingatkan, "Stop Karaoke Timbang Kere!" Good good good!
Namanya mobil solar (kereta diesel) sarat muatan, ya mpot-mpotan dibawa lari. Tak pelak sering disalipi mobil bensin. Sopir pun menulis gerundelan, "Banter Ngoyak Apa? Alon Ngenteni Sapa?" Toh yang di belakang banyak yang tidak sabar tan-tin tan-tin main klakson(horn). Untuk yang ini, pak sopir pasang tulisan "Cium Bokong Gue!" atau "Ora Sabar, Mabur!" Tapi bagi yang masih ngeyel, terpaksa dicurhati "Ngebut Adalah Ibadah. Semakin Ngebut Semakin Dekat dengan Tuhan".😂
Untung masih banyak sopir yang eling dan waspada. "Sambil Nyetir Zikir Biar Gak Kenthir". "Utamakan Sholawat". "Injak Sajadah Sebelum Injak Gas" Begitu pesan bijak mereka.
Tapi ada satu tulisan di bus yang sampai saat ini saya masih suka senyum sendiri kalau membaca. "Dilarang Mengeluarkan Anggota Badan Kecuali Anaknya Nangis". Jiaan, koplak tenan! 😂
Pengalaman jadi buser juga yang membuat saya tahu aneka cara mencari nafkah dengan memanfaatkan keberadaan bus.
Salah satunya adalah pengamen karaoke perempuan yang naik dari Daerah Subang. Mereka mengikut bus berkilo-kilometer sambil membawakan lagu dangdut koplo khas Pantura. Sekali naik bisa 5-7 lagu. Suaranya bagus. Sound systemnya njedhug. Mantap lah!
Penumpang yang lagi suntuk tentu mendapat hiburan segar sehingga asyik-asyik saja mendengarkan suara sang biduan. Walhasil, saat disodori kotak amal, hampir semua mengisi. Minimal Rp1.000, Tetapi banyak pula yang bagi 5-10 ribu. Sekali tarik, setidaknya Rp50.000 masuk kantong. Sehari 10 kali naik saja, pendapatannya sudah setengah juta! Wow!
Bisnis lain adalah pedagang jeruk/limau, yang bagi saya kreatif campur nyebelin banget. Pertama naik bus, ia akan menawarkan sebungkus jeruk berisi 20 biji yang dionggokkan begitu saja di pangkuan penumpang dengan harga Rp20 ribu. Lambat laun jumlah jeruk akan ditambah menjadi 21, 22 dst..sampai 30 buah dengan harga yang sama!
Yang untung justru yang beli awal, kerana jeruknya besar-besar. Tapi yang beli belakangan, dapatnya pasti kecut dan kecil-kecil, meski jumlahnya 30 buah! Pintar tenan, Ndes!
Tapi di jalanan, kalau tidak nekad ya tamat. "Survival of the fittest" berlaku di sini. Hanya yang terkuat yang berkuasa. Yang lemah silahkan minggir.
Sesama pengamen karaoke pun pernah jambak-jambakan (bergaduh) di bus gara-gara naik bareng. Bar iku thuthuk-thuthukan microphone dalam posisi mic on. Suaranya kayak perang Syria. Ngerii tenan, Ndes!
Maka pada tahun kesembilan menjadi tutor, saya minggir dari jagad buser. Saya merasa tak lagi fit. Fisik saya terlalu lelah untuk mengharungi aspal 1.000 km per minggu. Meski dihibur dangdut pantura yang mengentak dan makan jeruk mini, tetap saja badan terasa legrek. Ampun Fernando!
Pernah mencoba naik bus lagi, tapi sampai kantor badan kayak dirujak. Mungkin kerana lama tidak gitu ya. Naik bus maksudnya, he he he..😂 [HSZ]
To be Continued...
Untuk Anda yang belum baca siri cerbung yang sebelumnya,
Anda boleh lihat disini linknya; Misteri Nusantara
Courtesy and Adaptation of Novels by, Nursodik Gunarjo
Editor; Romy Mantovani
Ilustrasi Image; Doc, Romy Mantovani #indonesia, #kuncen, #misterinusantara, #misterikuncen,
No comments
Post a Comment