APAKAH BENAR, KESTABILAN BISNIS ITU HANYA SATU ILUSI?

Suatu hari di sebuah kolom komen, seseorang bertanya Saya dengan cukup tajam,
"Tidak apa-apa kan berhutang, jika memang sudah diperhitungkan? Berhutang tak jelek kalau benar ngutangnya."

Saya pun mencoba bijak dalam merespon komentar tersebut, toh Saya tak pernah statement anti hutang dagang.

"Iya pak, selama memang cicilan/angsuran atau hutangnya terbayar, insyaAllah silakan saja pak, apalagi hutang dagang, kan kalau hutang barang itu barangnya ada di kita. Andaipun mau hutang wang silahkan pak, asal bapak bisa pastikan revenue stabil, pasar stabil dan hutang terbayar."

Tidak selang beberapa lama setelah komen Saya post, beliau pun menjawab,
"Stabil kok, udah riset, ok kok."
Baiklah, Saya memutuskan untuk tidak membalas lagi.

   READ MORE
ENTHUSIASME BISNIS
RUANG PERSAINGAN BISNIS SUDAH BERUBAH 
BANGUNLAH BISNIS SUKSES DAN KELUARGA BAHAGIA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 'Stabil' diartikan dengan kondisi yang tetap, tidak goyah, tidak naik turun, tenang, mantap dan kukuh. Maka, definisi bisnis yang stabil adalah bisnis yang tetap, konstan, tidak goyah, mantap dan kukuh.

Dari definisi diatas, marilah kita melihat dunia bisnis secara jujur dan objektif.
Apa yang terjadi pada sebuah produk Mie instant, ketika hadir pesaing si-sedaap yang akhirnya memaksa "kakak senior" tersebut berbagi sales di market mie instant?

Lalu, bagaimana dunia penjualan air mineral hari ini, ketika produk minuman air kemasan mulai beragam dan menawarkan "ada manis-manisnya gitu deh". Sang Aqua-aqua terpaksa harus berbagi market di pasar.

Lalu apa yang terjadi dengan kekokohan BUMN (Badan Usaha Modal Nasional/GLC) bersimbol burung merpati, yang jaringannya hampir diseluruh negeri, Namun jumlah sales ekspedisinya hampir terkejar dengan ekspedisi swasta yang penuh keterbatasan?

Lalu lihat bagaimana resto-resto ayam cepat saji hari ini, penjualannya mulai tergerus oleh ayam goreng merah-putih seperti D' Besto, Sabana, Hisana, Mr chicken dan berbagai outlet ayam goreng lainnya. Mereka seakan bergerilya menyerang Sang Kolonel (CFK) yang terus tersenyum di gelas raksasa.
*****

Lebih buruk dari cerita diatas, industri perminyakan (Oil & Gas) yang telah menjadi industri stabil pada 2 generasi, terpaksa harus menghadapi fakta pahit akan turunnya nilai rupiah. Banyak karyawan dirumahkan bahkan di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja @ Diberhentikan kerja).

Saya lahir di Balikpapan, Kalimantan. Dari lahir sampai SMA Saya habiskan di Balikpapan. Tidak pernah dalam ingatan Saya, seorang pekerja perusahaan minyak atau service company, mengalami kesulitan hidup.

Di mata kecil Saya waktu itu, industri ini adalah industri paling hebat. Dengan para profesional bergaji besar, dengan fasilitas rumah layaknya di luar negeri dan gaji puluhan juta bagi mereka yang bekerja lapangan sebagai karyawan service company multinasional.

Lalu apa yang terjadi hari ini, seorang Sahabat bertutur turunnya sales dari 10 juta USD setahun hingga 100ribu USD per tahun. Industri penopang perminyakan juga mulai terseret. Konon, hampir 100.000 orang pergi keluar dari Balikpapan.

Konsumsi ikan nila sebuah pengepul/collectors yang dahulu bisa 2 ton per hari, mendadak drop ke 700 kg per hari. Ini adalah kenyataan.
*****

Photo yang Saya letakkan sebagai 'thumbnail' artikel ini, adalah photo di Trans Studio Mall.(Indoor Theme Park) Kota Bandung, Jawa Barat. Sebuah pemandangan dimana 'TOUSlesJOURS' membuka outlet rotinya tepat di hidung 'BreadTalk'. Mengerikan. Saya sampai berhenti dan kemudian mengamati keduanya.

Ada perubahan pada outlet BreadTalk, posisi cashier counter-nya berubah. Yang semula cashier counter menghadap ke arah depan, saat ini BreadTalk menghadapkan cashier counter-nya ke TOUS les JOURS. Bahasa tubuh BreadTalk ini seakan berbicara keras kepada TOUS les JOURS..
"Aku akan pandangi setiap konsumen yang masuk ke outletmu, Aku akan hantui, Aku tandai kau.. Aku tandai.." .... hehehehe.. begitu kali ya...

Saya tidak tahu apakah hal ini menghantam sales BreadTalk atau tidak. Namun, ketika Anda pencinta roti, mahu tidak mahu Anda akan menatap TOUS les JOURS, atau setidaknya mencoba mencicipi. Dan akhirnya pasar terpecah.

Saya tidak pada mendukung si Tous atau si Bread. Keduanya Saya hormati sebagai entity bisnis bakery. Namun fenomena ini unik.
Secara sah dan legal, TOUS les JOURS melakukan GROWTH HACK pada arus traffic Breadtalk. Mengerikan...
*****

Kembali ke pembahasan diawal, Apakah ada bisnis yang stabil? Menurut saya tidak ada.

Kestabilan membuat kita terlena dan terbuai. Kita menganggap pasar seperti orang-orang yang bisa dipaku pilihannya. Kita menganggap pembeli adalah orang-orang yang tidak punya pilihan dan selalu akan membeli kita. Kita menganggap bahwa tidak ada yang berjualan produk seperti kita. Hanya kita.

Kestabilan membuat kita tidak mahu untuk berfikir dan belajar. Kita merasa bahwa wang akan selalu masuk rekening/account. Sales pasti terus terjadi. Organisasi bisnis kita seakan "throwback" ke masa lalu. Menjadi sebuah organisasi robotik yang tak seru. Datar. Dingin. Kaku.

Lebih baik, kita memasukkan persepsi di otak kita, bahwa bisnis tidak mungkin stabil. Kerana memang demikian, kestabilan bisnis adalah ilusi. Tidak mungkin market itu bergerak tetap. Market selalu punya pilihan. Dan setiap hari, market selalu disesaki dengan pemain-pemain baru.

Perasaan dan logika bahwa bisnis tidak stabil, membawa kita kepada 2 sikap positif

1. Posisiku di market pastilah digempur oleh banyak pihak, maka dari itu, perkuat value, ciptakan organisasi bisnis yang sehat, jagalah pelanggan dan teruslah menusuk pasar dengan marketing yang konsisten.
2. Bisnis adalah dunia yang tidak stabil, sehingga raksasa-raksasa bisnis fashion bisa saja tumbang satu persatu, dan kemudian kami memiliki kesempatan untuk berganti tempat dan terus bertumbuh.

Rasanya OK sih, jika kita merasa bahwa dunia bisnis itu memang tidak stabil.
Sahabat, jadi gimana...? Masih yakin stabil?

Silahkan copypaste dan forward tulisan ini ke jejaring Sahabat Anda. Semoga bermanfaat,
*****

No comments