The Ancient Altar Of Old Mayan, Discovered In a Small Archeological Site In Northern Guatemala
FORTUNA LIFESTYLE.COM | A 1,500 Year Old Mayan Altar discovered in a Small Archeological Site in Northern Guatemala is drawing comparisons to popular fantasy drama television series "Game of Thrones" for its descriptions of the Kaanul Dynasty's political strategies aimed at bringing entire cities under its control.
Altar,yang dipahat dari batu kapur dan berat sekitar satu ton ditemukan di Site Arkeologi La Corona di kawasan hutan yang dekat dengan perbatasan dengan Meksiko dan Belize, Tomas Barrientos, Co-Director of excavations and investigations di site tersebut kepada para wartawan.
Barrientos mengatakan, bahwa Altar ditemukan di sebuah Kuil dan menunjukkan King Chak Took Ich'aak, penguasa La Corona, "duduk dengan memegang tongkat dari mana, nampak muncul dua Dewa pelindung kota."(sitting and holding a scepter from which emerge two patron gods of the city)."
READ MORE
Misteri 100 Tahun Tjipetir asal Sukabumi di Eropah
Misteri Kerajaan Punt Tanah Emas Para Dewa Ditemukan Jejaknya Di Bengkulu
'Mayan Game of Thrones'"
Gerakan politik itu didasarkan pada aliansi dengan kota-kota kecil di sekitar Tikal menjelang kemenangan akhir.Di samping pendedahan tersebut, peneliti juga menemukan rincian pernikahan antara a princess from the Serpent Kingdom and a King of La Corona, Barrientos said.
"Altar ini menunjukkan kepada kita sebagian dari sejarah Guatemala dan dalam hal ini, sekitar 1.500 tahun yang lalu, saya akan menyebut ini versi Maya yang bersejarah dari Game of Thrones," tambahnya, membandingkan manuver kerajaan Kaanul dengan yang ada di Game of Thrones of Noble Families yang bersaing mengendalikan of The Seven Kingdoms.
Barrientos mengatakan Altar "mengisi celah-celah" dan "mengumpulkan teka-teki" hubungan politik kultur Suku Maya.
"Ini adalah karya seni berkualiti tinggi yang menunjukkan kepada kita bahwa mereka adalah penguasa yang memasuki periode kekuasaan besar dan yang bersekutu dengan yang lain untuk bersaing, dalam hal ini, dengan Tikal."
La Corona "adalah tempat di mana gerakan politik Mayan bersejarah yang paling penting mulai terbentuk."
The Serpent Kingdom expanded,berkembang dari ibu kotanya, Dzibanche, hingga kini di Guatemala, Belize, dan Negeri Bagian Campeche di Meksiko, tetapi akhirnya dikalahkan oleh Tikal.
READ MORE
Misteri 'The Homo Floresiensis Ebu Gogo' dari Nusa Tenggara Timur Indonesia[1]
Inilah Kampung Pitu,Desa Misteri di Gunung Kidul yang Konon Hanya Bisa Dihuni 7 Keluarga"Memiliki informasi tentang apa yang terjadi selanjutnya, bagaimana mereka merencanakan strategi politik di sini, mengajarkan kita banyak tentang politik pada masa itu dan perjuangan untuk wilayah," kata Barrientos.
Menggali dan menyelidiki di Mayan Biosphere Reserve, yang terpencil di mana letak La Corona bisa berbahaya.
Wilayah ini secara konstan menjadi ancaman dari penjarahan,invasions and incursions by criminal gangs, drug-traffickers and illegal ranchers, accused by environmentalists and authorities of starting forest fires that damage pre-Columbian monuments.
Culture Deputy Minister, Gladys Palala, mengatakan kepada AFP bahwa pihak berwenang berusaha melawan perambahan oleh kelompok-kelompok kriminal yang mengepung Peten, sebuah wilayah yang dipenuhi dengan "peninggalan arkeologis."
"Ke mana pun Anda pergi dan menggali, Anda menemukan (sesuatu). Ini adalah wilayah arkeologis yang sangat nyata," katanya.
The Mayan culture, mencapai puncaknya selama periode klasik dari 250-900 sebelum mengalami kemunduran selama 300 tahun ke era kemudiannya.
(Courtesy to https://phys.org)
No comments
Post a Comment