KISAH SUFI, SANG KYAI [67]
KISAH SUFI, SANG KYAI [67]
Kisah Hidup, Kisah Nyata
"SEBUAH KISAH SUFI, ILMU TASAWUF YANG DITULIS DARI SEBUAH PENGALAMAN"
- Pada siri ke-66 Sang Kyai mengisahkan, kedatangan pasien bernama Pak Sutono dan anaknya yang kerasukan menginap di rumahku berhari-hari, banyak juga yang ku petik pelajaran dari orang setengah baya ini, selama bicara denganku, banyak yang diceritakan, kisahnya bermacam-macam, yah dari kisah seseorang itulah kita kadang memetik hikmah, dan pelajaran, tidak mesti kita melakukan kesalahan sendiri, untuk memahami arti hidup dan kehidupan, sekecil apapun kita jadikan pelajaran.
“Maaf Pak… apa ini musholla?” tanya pak Sutono padaku sambil menunggui anaknya yang sudah tenang setelah ku keluarkan Jinnya.- “Bukan Pak… ini majlis…” jawabku singkat......“Dzikir apa Pak…?” tanyanya lagi.
- “Bapak lihat sendiri apa yang tertulis di dinding itu?” jawabku singkat lagi sambil mengambil rokok dan ku nyalakan. Aku berusaha menghadapi tetamu senyaman mungkin, agar tetamuku juga merasa nyaman di depanku, ku tawarkan rokok pada Pak Sutono.
CAKRAWALA NEWS l Disebabkan anaknya sudah sembuh, Pak Sutono pamit dan berjanji, akan bersama serombongan temannya penjual bubur kacang hijau minta izin untuk ikut pengajian rutin, ku iyakan saja.
Padahal aku juga yakin itu hanya basa-basi, dan sampai cerita ini ku tulis juga tidak nongol/muncul ikut pengajian sama sekali, aku tidak memperdulikan, bagiku ajakanku sudah dicatat di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadi amal ibadah, dan tidak akan hilang atau terganggu dengan kedatangan atau tidak datang, atau dusta atau tidaknya orang yang ku ajak.
Ketika kejadian soal anaknya Pak Sutono itu ada banyak juga pasien di rumahku yang kebanyakan adalah soal serangan ghaib dan soal Jin, ada yang bertanya, kenapa kok orang tasawuf, atau orang thareqat itu selalu bersinggungan dengan klenik dan soal ghaib dan Jin?
Sebenarnya secara pribadi, saya sama sekali tidak tahu soal makhluk Jin, dan aneka klenik (various superstitions/berbagai kepercayaan karut). Jadi memberi pertolongan semata mata bersandar pada Allah Azza Wa Jalla, jadi jangan dikira lantas saya sendiri tahu soal Jin, apalagi soal isi s3njata, kalau dideteksi dengan ilmu trawang atau ilmu teropong, ya jelas akan tidak ada apa-apanya, kerana memang orang thareqat itu hanya belajar bagaimana membersihkan ruhani, sehingga ruhani itu pantas diisi oleh Allah Ta'ala sifat ikhlas, redho, sabar, qona'ah, menerima taqdir Allah Azza wa Jalla.
Jadi kok kemudian ada kelebihan apapun dalam diri maka itu sama sekali saya sendiri tidak tahu, tahunya setelah dipraktekkan, ooo ternyata saya diberi atau dianugerahi Allah Ta'ala kelebihan seperti ini… orang yang sudah menjalankan amaliyah dariku juga akan tahu kalau yang dijalankan oleh orang thareqat itu sama sekali tidak ada unsur mempelajari ilmu ghaib, dan mempelajari ilmu hikmah, semua hanya membersihkan diri dari budi pekerti tercela dan mengganti dengan budi pekerti terpuji, jadi kok kemudian ada orang yang minta pertolongan ini-itu, sebenarnya secara hakikatnya juga tak tahu. Apa ini nanti bisa menolong apa tidak, Ya, pasrah saja pada pertolongan Allah Azza Wa jalla.
Sementara itu, datang seorang ibu-ibu, setengah baya, aku seperti pernah melihatnya tapi di mana ya, lupa.
“Apa ada yang bisa saya bantu Bu?” tanyaku, setelah duduk di depan Ibu yang kurus kering tubuhnya.
“Saya ini sakit Kyai…” jawabnya lirih…
“Sakit apa?”
“Sakit disantet orang..”
“Disantet…?” tanyaku hairan.
“Iya.” jawabnya masih dengan nada lirih.
“Iya saya disantet sudah sejak 5 tahun silam,
dan sudah saya obatkan kemana-mana, tapi tak
sembuh juga..”
“Boleh diceritakan bagaimana awal mulanya?”
“Saya bekerja membuat rengginang (kalau di Jawa
Timur namanya krecek, makanan dari ketan/pulut yang
ditanak, dikeringkan dan diberi rasa trasi/belacan, atau
rasa gula merah), usaha saya makin meningkat pesat
sampai saya titipkan ke Matahari Mall, atau mall, juga supermarket Indomaret, banyak pesanan dari mana-mana,
sampai saya punya banyak karyawan, dan bisa
untuk menyekolahkan anak saya sampai
tingkatan kuliah University. Namun 5 tahun yang lalu,
awalnya di rumah kayak ada pasir yang
ditaburkan, atau terdengar ledakan berkali-kali
tiap malam, dan anehnya kemudian beras ketan
yang saya masak jadi berwarna seperti warna
batu bata yang dihancurkan, sehingga tidak bisa
saya jadikan rengginang, lama-lama usaha saya
bangkrut, dan saya juga sakit, sakit saya ini
seperti ada yang berjalan di dalam tubuh, ya
seperti ulat kelabang gitu, sehingga rasanya sakit
sekali. Tetapi anehnya ketika saya ke Hospital kok tidak ada apa-apa, tidak ada penyakit di tubuh
saya, sementara sakit saya makin parah saja. Akhirnya saya bawa ke pengobatan orang pintar
dan dari tubuh saya dikeluarkan ada paku,
benang, rambut.” kisahnya memelas (lemah/sedih).
“Lalu bagaimana setelah dikeluarkan, apa
sembuh?” tanyaku.
“Ya sembuh, tapi cuma sekali.., besoknya malah
kambuh lagi malah semakin sakit dari
sebelumnya, perut seperti ditusuk-tusuk…
bahkan bernafas rasanya sampai tak bisa, saya
hanya tidur tidak berdaya, anehnya kalau saya tunaikan sholat ada saja gangguannya..”
“Gangguannya bagaimana itu Bu?”
“Pernah saya sedang berdiri sholat, tiba-tiba di
tempat saya sujud ada pocong yang sedang
tiduran, ya saya kan jadi tidak bisa sujud, saya
mundur, pocong itu mengikuti merubah
duduknya, saya akhirnya kabur, dan tidk jadi
sholat, saya sudah lelah berobat, sampai
tetangga saya mengajak dzikir di majlis Kyai
ini..”
“Ooo, Ibu pernah ikut zikir di majlis toh?
Pantesan kayaknya saya pernah lihat, cuma saya
lupa di mana, lalu bagaimana?”
“Nah, waktu zikir ke sini kemarin kan saya
membawa air yang ditaruh di tengah jamaah itu,
air itu saya pakai mengepel/mob rumah, dan saya
pakai mandi.”
“Lalu bagaimana kelanjutannya?”
“Ya waktu rumah saya mob, terjadi banyak
ledakan, entah di dalam tanah atau di atas
genteng, suaranya seperti petasan sampai rumah
saya bergetar, Ya, saya yakin saja, juga saya
pakai mandi, dan Alhamdulillah sakit saya
berkurang banyak..”
“Syukur kalau begitu.”
“Juga saya sudah mulai membuat rengginang lagi. Tetapi dua hari yang lalu, kok sakit saya kembali
lagi, bahkan beras ketan/pulut yang saya mahu buat
rengginang bukan hanya berwarna merah, tapi
berwarna hitam seperti pasir aspal/tar.., ini
bagaimana Kyai, tolong saya dibantu.”
“Ya, InsyaAllah saya akan bantu Ibu ini, semoga
Allah menolong kita dari orang-orang fasik, coba Ibu minum air yang ku beri, biar yang dalam
tubuh saya keluarkan dulu, kalau di rumah, itu
harus dipagar, kalau tidak dipagar juga diobati,
misal sembuh dihantam lagi juga akan kena
kerana tidak dipagar, InsyaAllah nanti ku beri
pagaran untuk rumahnya, semoga nanti akan
selamat, dan usahanya berkah.” kataku
menghibur.
Setelah Ibu itu meminum air yang ku doakan, dan
ku suruh menempelkan jari di fotoku, sebentar
kemudian pingsan, dan ku tarik satu persatu apa
yang dikirim orang. Setelah semua keluar dia
sadar, dan ku berikan pagaran untuk rumahnya,
dan setelah merasa tubuhnya enakan dia pamit
pulang.
Sebenarnya lelah juga walau kelihatannya dalam
praktek tidak banyak melakukan gerakan atau
kerjaan berat, mengeluarkan penyakit atau Jin,
sangat menguras tenaga dan energi, tapi
pengalaman sekian waktu sedikit banyak
akhirnya tahu bagaimana agar ketika
mengeluarkan Jin atau kekuatan jahat dari tubuh seseorang tapi tidak banyak menguras energi.
Aku
juga masih selalu belajar dan belajar,
mengartikan anugerah Allah Ta'ala ini agar bermanfaat
untuk menolong sesama, walau jika menolong
orang yang kena Jin kiriman, atau menolong orang
yang kena santet/santau, aku akan disantet atau
diserang dukun yang mengirim Jin.
Jika menolong
10 orang maka akan dikeroyok 10 orang dukun, ya itu
resiko, masak ada orang minta tolong lantas ku
tolak, Allah Azza Wa Jalla sudah menggerakkan mereka datang
kepadaku, artinya juga Allah Azza Wa Jalla pasti memberikan
kekuatan padaku yang kenyataannya tidak punya
kelebihan apa-apa.
Seperti biasa, setelah memimpin dzikir rezeqi, aku
duduk selonjoran di teras rumah, untuk
menyelonjorkan kaki biar tidak kena farises
kerana dipakai duduk bersila, sekalian sambil
buka pesan yang masuk di pesan facebook, tengah
santainya, ada dua mobil berhenti, dan seorang
penumpang turun, ternyata tetangga belakang
rumah yang juga muridku, namanya Kang Ridwan.
“Bersama rombongan, dari mana Kang?” tanyaku
setelah kang Ridwan duduk di depanku, dia tertawa-tawa, ku tunggu saja selesai
tertawanya.
“Kenapa tertawa?” tanyaku, kerana dia makin
senyum-senyum penuh rahasia.
“Ini habis menyidangmu…”(mengadilimu)
“Kok menyidangku, maksudnya apa?” tanyaku
hairan.
“Lhoh, kamu tidak mengerti toh kalau telah dibuat
ribut di Masjid?” tanyanya makin membuatku
bingung.
“Lhoh dibuat ribut soal apa? Aku kan tidak urusan
sama Masjid. Apa salahku?”
“Biasa, itu dari Askan yang memusuhimu…”
“Wah, apalagi masalahnya? Coba ceritakan..” aku
makin penasaran.
“Begini ceritanya, kemaren Askan kan
mengumpulkan para pengurus Masjid, untuk
diajak menyerangmu, Ya, maksudnya kamu kan
menyalurkan air dari Masjid, jadi para pengurus
diajak untuk mengobrak abrik paralon/pipa yang kamu
pasang.”
“Lhoh, itu kan sudah 3 tahunan, selama ini tidak ada masalah apa-apa kok..”
“Ya, pengurus Masjid ada yang terpancing, ada
juga yang tidak terpancing, soalnya Askan bilang
yang kamu lakukan mengambil air di Masjid itu
haram, tidak boleh mengambil apa yang di Masjid
termasuk air, itu kata dia..”
“Kok aneh, kan saya izin pada pengurus toh Kang,
dan bagaimana orang yang berwudhu di Masjid
itu, bukannya mereka semua mengambil air di Masjid, malah Masjidil Haram kan orang dari
seluruh dunia datang mengambil air zam-zam,
kalau itu salah kan Masjidil Haram itu sudah
melarang orang mengambil air zam-zam,
bagaimana itu?”
“Kami orang bodo, makanya kami bingung atas
pernyataan dari Askan itu, ya lantas kami tadi
menghadap ke Kyai Sofwan, meminta
pertimbangannya, tadi kami semua pengurus Masjid menghadap Kyai Sofwan.”
“Lalu apa kata Kyai Sofwan?” tanyaku.
“Ya, malah Kyai Sofwan, malah bilang tak apa-apa… apalagi air yang kamu pakai kan untuk keperluan jamaah, bukan untuk kepentingan diri
sendiri, air Masjid itu milik Allah Ta'ala, jadi bebas
dipakai siapa saja, asal bukan letriknya, kan
kamu tidak memakai letrik Masjid.”
“Lalu bagaimana ini kelanjutannya?”
“Ya kamu boleh mengambil air Masjid, tidak apa-apa….”
“Ya Askan itu selalu berusaha mengerecoki aku,
biarkan saja, satu masalah selesai, mencari
masalah baru untuk dijadikan masalah, entah
mahu membuat saingan mendirikan Majlis
tandingan, Ya, aku malah senang saja, kan makin
banyak orang yang mendakwahkan Islam, Islam
makin subur, tapi seharusnya tidak pakai
mengerecoki diriku, bikin saja jamaah sendiri
kan beres. Oh ya, kalau dia mengajar mengaji di Masjid
itu yang pakai speaker itu yang datang berapa
orang?”
“Ya, yang datang paling 4 orang.., orang juga
malas datang kalau datangnya selalu malah
dijelek-jelekkan di depan jamaah yang lain..”
jawab kang Ridwan.
“Ya, sudahlah Kang, tidak usah diperdulikan, biarkan
saja apa yang dilakukan…”
“Iya… tapi ini soal air sampai diadakan sidang
berkali-kali oleh pengurus Masjid, Ya, voting gitu,
apa saluran paralonmu dibongkar atau
bagaimana, Ya, tidak ada dicapai kesepakatan.”
“Ya, kalau nantinya bikin ribut, biarlah nanti ku
bongkar.”
“Ya, tidak usah, semua pengurus Masjid tidak apa-apa,
juga sudah dijelaskan sama Kyai Sofwan, kalau
yang kamu lakukan boleh tidak apa-apa…”
“Ya, nanti kalau misal jadi masalah, lebih baik ku
bongkar saja,”
“Sudah jangan difikirkan, kami siap membela…”
jelas Kang Ridwan, sambil berdiri dari kursi
duduk, dan minta diri.
Soal masalah orang diriku mengambil air di Masjid makin ramai, walau sudah dimintakan
batsul masail, dan keputusan menunggu Kyai
Sofwan menyiarkan di hari Isnin, sampai
akhirnya hari Isnin tiba, para jamaah pengajian
banyak yang datang, untuk mendengar pengumuman yang akan disiarkan, sekaligus dalil
apa yang akan dipakai di keputusan batsul
masail.
Dan orang semua menunggu dengan dag-dig-dug. Sementara dari pertama, diriku
diributkan, malah aku sendiri tidak tahu menahu
kalau diributkan, Ya, kerana di rumahku sendiri
tiap hari banyak tetamu, juga kerana aku sudah
disibukkan mengurusi pengajian di daerah Pekalongan,
Banten, kadang di Jepara, malah mahu ditambah ke Bogor.
Kesibukanku mengurus jamaah, memberi makan
ketika jamaah sedang mengadakan dzikir
bersama, sudah menyita fikiran dan tenagaku,
otomatik aku harus wira-wiri. Dan tak ada waktu
lagi mengurusi soal apa yang diributkan oleh
Askan.
Kyai Sofwan mengumumkan dengan jelas dan
gamblang, di saat pengajian Masjid, juga
kitabnya juga disebut dari mana diambil, bahkan
kitab cetakan dari mana, dan bila mencetaknya
disebut juga.
Menurut cerita orang yang
mendatangi pengajian, kerana aku sendiri tak
pernah datang ke pengajian Masjid, kerana urusanku
beda, urusan pengajian di Masjid Desaku kan hanya sebatas, se-Desa saja, seperti Askan saja
kalau mengajar di Masjid juga paling yang ikut 5
orang.
Sementara kalau aku memimpin dzikir di Majlis Banten yang datang sampai dari Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Bogor, Pandeglang, Serang,
sampai ke Subang, sedang jamaah yang datang
sampai 500-600 orang, kalau hanya urusan iri
dengki seseorang lantas aku terseret kefikiran,
dan mengenyampingkan jamaah yang ku urusi,
kok rasanya aku ini harus belajar lagi menjadi
orang yang bisa dipercaya guruku.
Dan keputusan yang diumumkan, berdasarkan
batsul masail, bahwa apa yang ku lakukan, sangat
boleh dilakukan, dan tidak ada dalil manapun yang
melarang, sebab Masjid adalah milik umum, siapa
saja boleh mengambil manfaat untuk umum, dan
tak ada yang melarang. Ini bukan soal Kyai
Sofwan mengenaliku, bahkan Kyai Sofwan bahkan
sama sekali tidak mengenalku, jadi dia tak
memihak padaku sama sekali atas keputusan
yang diambil. Akhirnya permasalahan jelas,
semua jamaah pun bernafas lega, yang asalnya
pengurus kerana terprovokasi oleh Askan, dan
menyalahkanku, kemudian lantas tidak
mempermasalahkan.
Paginya Kyai Sofwan, menyiarkan keputusan,
sorenya Askan mengundurkan diri dari menjadi Imam Masjid, aneh juga kedengarannya. Imam Masjid kok ada yang mengundurkan diri, seperti jabatan presiden saja, dan itu disiarkan lewat
pengeras suara, ya biarlah, yang penting aku bisa
berusaha selalu istiqamah mengurusi murid, dan
jamaahku, semua diurus masing-masing.
Kadang menulis itu timbul kekambuhan (relapse), dan
tidak bisa ditahan rasa ingin menulis. Tetapi
kadang jangka waktu lama tidak menulis lantas
timbul kemalasan untuk menulis, apalagi menulis
hanya dengan dua jari, sudah malas, ee setengah
jadi tulisan juga malas lagi meneruskan.
Jadi hairan
kadang kalau melihat betapa banyaknya hasil
karya Syaikh Nawawi, atau Imam Syafi’i, atau
Imam Ghazali, hairan juga kok mereka bisa
menulis begitu banyaknya karya, apalagi karya
mereka haruslah jauh dari kesalahan, tak
seperti karya Kho Ping Ho, atau Wiro Sableng,
atau Harry Potter, asal tulis juga tidak akan ada
yang komplain, beza dengan karya Imam Syafi’i
atau Imam Ghazali yang penuh sarat dengan
muatan ilmu, seperti tulisanku yang acak acakan ini, juga tidak akan ada yang komplain aku mahu menuulis apa juga.
Zaman dulu sebelum ada internet, atau internet
belum begitu buming seperti zaman sekarang. Jadi
ingat waktu dimintai karya tulis di Majalah al-Kisah, aku diminta tulisan dikirim lewat email,
saat itu mahu bilang terus terang email saja itu
apa, aku tidak tahu, aku tidak berani, takut dibilang
katrok. Padahal itu tahun 2002-an, ya belum
lama, ya aku iyakan saja, nanti karya akan ku
kirim lewat email saja.
Saat itu, aku pergi ke
warnet (warung internet), masih ingat saat itu warnet juga masih
pakai komputer kotak besar model lawas/lama, lha, memegang komputer saja tidak pernah, sampai di
warnet tengak-tengok, tolah-toleh seperti orang mencari jarum, padahal tidak kehilangan jarum.
Menghidupkan komputer saja tidak bisa.
“Ini menghidupkannya bagaimana Mbak…” kataku pada
penjaga warnet, lalu penjaga warnet mendekat
dan power komputer dipencet/diklik.
Setelah menyala, aku
makin bingung, lhah, mahu bikin apa, apa yang
dipencet, walah makin bingung saja. Akhirnya
klak-klik sana-sini, tidak karuan juntrungnya,
dalam hati menggerutu, kenapa juga Majalah al-Kisah kok minta hasil karyaku dikirim pakai email
segala, lha, ini terus bagaimana kelanjutannya,
email itu juga apa… akhirnya hanya bingung saja,
dan pulang dengan tangan hampa.
Sekarang, zaman sudah serba internet, dan
sudah lazim malah sudah basi kalau main
internet tidak dipakai bisnis, bahkan di facebook,
komuniti bermacam-macam, dan internet juga
dipakai berbuat baik, juga akan menghasilkan
kebaikan, dipakai berbuat jahat juga pintu
gerbangnya terbuka lebar, lahannya juga subur.
BERDAKWAH lewat internet, dulu aku mulai di
tahun 2007, setidaknya sampai tulisan ini ku
tulis sudah 6 tahun berjalan. Awalnya para teman
seperguruanku sangat menyalahkanku, Ya, yang
menyalahkan tentu saja mereka yang sudah
beranggapan duluan kalau internet itu p0rno,
internet itu tidak benar dll.
Sehingga awalnya juga
guruku melarang, sehingga aku sendiri berjalan
dengan inisiatifku sendiri, dan ternyata
sambutannya sangat bagus, setelah guruku tahu
juga akhirnya cara dakwahku juga disokong. Apalagi setelah kemajuannya kedepan, murid-murid internetku lebih unggul dari murid biasa,
malah dukungan dari guruku makin kuat, sampai beliau sendiri menekankan dengan tertulis,
murid internetku adalah sudah diakui sebagai
murid guruku.
Sekian lama waktu, tentu saja banyak kejadian-kejadian. Apalagi orang di internet adalah
bersifat umum dan bisa dari kalangan mana saja,
sehingga hampir tiap hari, ada saja orang
internet yang datang ke gubukku, dari mana
saja. Tetapi aku sendiri yakin, sekalipun murid dari
internet, itu tidak lepas dari kehendak Allah Ta'ala memilihkan mereka menjadi muridku, kerana aku
sendiri berdo’a pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk memilihkan
murid-murid pilihan yang bisa ku andalkan
berjuang di jalan Allah Ta'ala.
Walaupun di satu
kesempatan berbondong-bondong murid datang,
dan nanti akan disortir oleh alam, mereka yang
tidak seharusnya menjadi muridku akan perlahan
mundur, dan patah di tengah jalan, dan ada yang
bertahan yang ku yakin akan memetik buah
manisnya ilmu, dan akan mempunyai kelebihan
sebagaimana kelebihan yang dianugerahkan Allah Ta'ala padaku, mereka hanya perlu menjalankan
amaliyah yang memang sudah ku paket dalam
bentuk lelaku bertahap.
Dari berbagai macam orang yang datang dan
ingin menjadi muridku, banyak juga yang awalnya
hanya ingin keluar dari masalah yang dihadapi
atau ingin mencari kebahagiaan hidup, atau
alasan alasan lain yang dibawa oleh masingmasing orang, juga banyak latar belakang
kehidupan yang mereka lalui.
Sehingga ketika
bertemu denganku kemudian memunculkan
berbagai cerita dan kisah, sebenarnya akan
banyak jika ku tulis, dan akan memakan waktu
yang lama.
Akan ku tulis beberapa semoga ini
bisa menjadi pembelajaran juga bisa diambil
hikmah di balik kejadian yang terjadi.
Maaf jika nama nama mereka mungkin bukan
yang sebenarnya, untuk menjaga rahasia masingmasing orang mungkin saja tidak mahu dipublikasi.
Hari masih pagi, sebenarnya kalau pagi, waktuku
tidur, kalau orang sekitar rumahku biasanya tidak
akan bertamu ke rumahku, kerana mereka tahu waktu
pagi aku pasti tidur, kerana semalam suntuk tidak
tidur, dan waktuku tidur adalah waktu pagi.
Tetapi, waktu pagi
sudah ada tetamu, Istriku membisikiku, kalau ada tetamu dari Semarang, mahu ditemui atau nanti
setelah sholat Zuhur.
Sebenarnya mata juga baru terpejam, jelas perih, Ah, mending ku temui
dulu, mungkin setelah ku temui sebentar, baru
aku bisa tidur dengan nyenyak.
“Dari mana?” tanyaku
“Semarang Mas…, saya Ibeng Mas… yang ada di
Facebook.” jawab pemuda berpakaian rapi, ala
pegawai negeri.
“Ada perlu apa?”
“Ya, pertama silaturahmi, kedua saya ingin minta
dibersihkan dari gangguan Jin yang ada di tubuh
saya.”
“Sudah mengamalkan zikir pondasi dariku?”
tanyaku, kerana selama ini sepengalamanku,
kalau orangnya belum menjalankan zikir
pondasi, pengeluaran Jin, biasanya akan lebih
menguras tenagaku, kerana Jin di dalam tubuh
orang yang belum mengamalkan pondasi dariku
biasanya di dalam masih kerasan/betah kerana di dalam tubuhnya tidak panas sama sekali. Jadi kalau mahu
dikeluarkan harus menggunakan melulu tenagaku,
dan kalau Jinnya sampai 40 atau 50, aku cukup
lelah.
“Alhamdulillah sudah Mas…, tapi anehnya tiap
mengamalkan amalan zikir pondasi seperti ada
yang berjalan di dalam tubuhku, kayak ular gitu,
juga di punggungku kayak diglayuti sesuatu, jadi
tubuh serasa berat..”
“Ooo begitu..”
Ku ambil air lalu ku tiup doa minta Jin
dikeluarkan dari tubuh orang itu, dan ku suruh
menempelkan jari di fotoku, selang beberapa
saat tubuhnya mulai mengejang dan menggereng-gereng seperti suara macan, ku biarkan saja, lalu
ku dekati ku tempel tanganku di punggungnya,
dia mulai mengeluh panas, panas dengan suara
yang bukan lagi suara lelaki itu tapi sudah
berubah suara berat, tanda Jin dalam tubuhnya
sudah menguasi sebagian kesadarannya.
Berulangkali ku tanya, Jinnya menjawab dia tidak
tahu kenapa dia sampai ada di dalam, kerana tidak
ku dapat jawaban jelas, lantas saja ku tarik
keluar, daripada kelamaan kerana mataku juga
lagi ngantuk-ngantuknya, setelah 3 Jin ku
keluarkan ku rasa sudah tidak ada lagi,
“Dulu pernah mengikuti pengisian?” tanyaku pada
Ibeng.
“Iya Mas Kyai…, tapi sudah lama sekali..”
“Pengisian pakai apa?”
“Saya disuruh menelan pelvru oleh orang yang
mengisiku, ya waktu itu lagi musim ada ninja-ninja itu, jadi untuk jaga-jaga, saya diajak teman
untuk mengikuti pengisian. “
“Oo begitu rupanya?’
“Iya Mas, apa sekarang sudah bersih..?”
“Sepertinya sudah,”
“Rasanya bagaimana”
“Ya rasanya sudah entengan/ringan Mas Kyai, juga rasa
berat di punggung juga sudah tak ada.”
“Ya sudah, silahkan dipakai istirahat dulu, saya
tinggal tidur dulu ya, soalnya saya belum tidur.”
“Saya mahu sekalian mohon diri saja Mas Kyai,
maaf sudah mengganggu..”
“Lhoh, tidak istirahat dulu?” tanyaku.
“Tidak Mas, soalnya saya juga ada perlu urusan lain..”
“Ooo ya sudah kalau begitu…, kalau kesini waktu
habis dzuhur saja…, soalnya kalau pagi saya
biasanya masih tidur.” kataku sambil
mengantarnya sampai pintu, [HSZ]
To be Continued...
Peringatan; Dilarang Keras meng-copy, mem-posting, menyalin secara keseluruhan artikel ini. tanpa izin Admin Blog ini. Jika terjadi pelanggaran tersebut Anda akan ditindak mengikut Undang-Undang yang berlaku di negara Anda.
@Copyright by Cakrawala News
WARNING; It is forbidden to copy, post, copy this article entirely without Admin Blog permission. In case of any such violation you will be prosecuted following the applicable laws of your country.
@ Copyright by Cakrawala News
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini : KISAH SUFI, SANG KYAI
Ilustrasi Image; Doc, Cakrawala News
#indonesia, misterinusantara, #KisahKyaiLentik KisahSangKyai, #KisahSufi, #SangKyai,
![KISAH SUFI, SANG KYAI [67] <img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH SUFI, SANG KYAI [67]">](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMiAqs7VDjahEoTSDeGv7Clb53sVuWd9kJTTE0Tyf8Vu9PYcYkeGhkjxYeyHoCeq8lVYMD5ZX7KYJS43_i3XflRS-sYzp1u3XVva84FD4Iy65sP474Z1mvOFcj9fpyBCtMvx8oQeFmWChMl0mcnsQqRsymzBVSoZlFEIFqbRRN_4StGmBSgk5OMeENmcZY/w270-h400/2fc62e4f-93c8-42c1-854f-5b97ee3835dd.jpg)
No comments
Post a Comment