PUISI, 'Nestapa di Balik Tirai Besi'
PUISI, 'Nestapa di Balik Tirai Besi'
(Puisi edited: Dedikasi Khas untuk Datuk Seri Najib Razak)
Sudah dua belas purnama berlalu
ketuk palu tirani menghunjam jantung
tangisan sendu tanpa suara
di balik jeruji malam
kini — dia terasing
tertelan sunyi dan dinginnya malam
Di dini hari nan beku
dia — hanya menanti
mentari nan lemah untuk menembus
jendela tertutup jeruji
dalam kesendirian
senja pun kian sunyi
membisu bersama waktu
Aku terbangun dari tidur nan resah
angin berbisik pada dedaunan layu
membawa kabar duka
tentang dia yang terbelenggu
di mana tipudaya politik
menghujamnya-
di peradilan benci kaum penguasa
dan oligarki yang rakus
Angin menggoyangkan dedaun
lantas kembali berbisik:
Bila kau tak lagi bersuara-
bila kau tak lagi bertanya-
“Adakah keadilan di negeri ini?”
Tunggu—
tikus-tikus itu akan
menggerogoti tenggorokanmu
dan cicit mereka—
akan mengutukmu menjadi abu
Aku — di mana kalian?
Aku tetap berseru — menjerit keadilan
meski tenggorokan ini
kering dan pedih — sirna suaranya
Biarkan aku bicara
menulis puisi bagi mereka
yang terlupakan — tertindas
di babak-babak nestapa
yang entah pada halaman mana
Namun — pada akhirnya
Cintaku tetap abadi
bersama negeri ini—
meski berlumur luka.
HSZ
Disclaimer, Puisi ini karya penulis (romymantovani) Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan dipersilahkan ! Asalkan tidak merobah bait - kalimat puisi dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media
No comments
Post a Comment