KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [147]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [147]">
Saudi Arabia’s ancient rock tombs hidden away in the desert wilderness. Photo by Jack Morris

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [147]

KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم

  • Bagian-147

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

  Masjid Dhirar

    FORTUNA MEDIA --  Sejak sebelum kaum Muslimin hijrah, di Madinah ada seorang pendeta Nasrani bernama Abu Amir. Ia adalah orang terpandang di suku Kha'raj. Setelah Islam menyebar luas Abu Amir pun menunjukkan kebencian kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ dan para pengikutnya. Bahkan diam-diam Abu Amir telah menghasut orang-orang Quraisy agar memerangi Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ. Namun ketika akhirnya Kota Makah ditaklukkan, Abu Amir berpaling ke Romawi (kerajaan Rom)

    Kaisar Heraklius mengizinkan Abu Amir tinggal di wilayah Romawi agar bisa bersama-sama menyusun rencana jahat terhadap Rasulullah صلى الله عليه وسلم .

    Dari tempat yang baru itulah Abu Amir menulis surat kepada orang-orang munafik Madinah. Ia menceritakan bahwa Heraklius siap membantu. Namun lebih dahulu harus dibangun sebuah markas agar orang-orang dapat berkumpul untuk melaksanakan rencana jahat terhadap Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ.

    Maka dengan cerdik orang-orang munafik Madinah membangun sebuah markas. Markas tersebut bukan berbentuk rumah atau benteng melainkan sebuah masjid. Padahal di dekat situ sudah ada Masjid Quba yang didirikan Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ. Jika orang-orang menanyakan hal ini, kaum munafik itu beralasan supaya pada malam-malam yang sangat dingin orang di sekitar sini bisa mendapat tempat shalat yang lebih dekat.

    Masjid ini telah selesai dibangun sebelum Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ berangkat ke Tabuk. Orang-orang munafik mendatangi Rasulullah صلى الله عليه وسلم meminta agar beliau sudi kiranya shalat di sana. Tujuan utama mereka adalah, jika Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ mahu sholat di sana maka masjid itu tidak akan lagi dicurigai.

     Namun ketika itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ bersabda, "Kami sekarang mahu berangkat, Insya Allah nanti setelah pulang."

    Sebelum Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ tiba di Madinah dari Tabuk, Jibril turun membawa berita tentang masjid Dhirar yang dibangun untuk memecah belah dan membuat orang kembali kafir.

    Maka begitu tiba di Madinah beliau memerintahkan kepada beberapa sahabat untuk menghancurkan Masjid itu sampai rata dengan tanah.

    Setelah gembira kerana meraih kemenangan dari Romawi dan orang munafik, kembali kesedihan menimpa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

    Ibrahim Wafat

    Sayiditina Khadijah Radhiallahu 'Anha melahirkan dua anak lelaki untuk Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ yaitu Qosim dan Thahir, namun keduanya meninggal ketika masih bayi di pangkuan ibunya.

    Setelah Sayiditina Khadijah Radhiallahu 'Anha wafat berturut-turut ketiga putri Rasulullah ﷺ meninggal hingga yang tersisa hanyalah Fatimah Az-Zahra. Kerana itu kita dapat memahami betapa besarnya rasa sayang Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ kepada Ibrahim anaknya yang lahir dari Mariyah. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ibrahim si bayi mungil jatuh sakit yang sangat menghawatirkan.

    Tatkala ajal Ibrahim sudah dekat Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ diberitahu. Kerana begitu sedih Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ berjalan sambil memegang dan bertumpu pada tangan Abdurrahman bin Auf.

    Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ mengambil bayi itu dari pangkuan ibunya ke pangkuannya sendiri. Hati beliau seolah remuk redam, tangan beliau menggigil saat memeluk Ibrahim. Dengan rasa pilu yang begitu mencekam sanubari Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ bersabda,
"Ibrahim kami tidak dapat menolongmu dari kehendak Allah."

    Air mata Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ mengalir melihat bayinya sedang menarik nafas terakhir. Mariyah dan adiknya Shirin menangis menjerit-jerit. Namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ membiarkan mereka begitu. Setelah itu tubuh Ibrahim tidak bergerak lagi, nyawanya telah kembali kehadhirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

    Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ bersabda, "Oh Ibrahim kalau bukan kerana soal kenyataan dan janji yang tidak dapat dibantah lagi bahwa kami akan segera menyusul orang yang mendahului kami, tentu kesedihan kami akan lebih dalam daripada ini."

    Beliau diam sejenak kemudian bersabda lagi, "Air mata boleh bercucuran, hati dapat merasa duka tapi kami hanya dapat berkata apa yang telah menjadi kehendak Allah dan bahwa kami, sungguh sedih terhadapmu wahai Ibrahim."

    Beliau memandang Mariyah dan Shirin dengan penuh kasih. Beliau meminta keduanya lebih tenang dan berkata, "Ia akan mendapatkan inang pengasuh dari syurga. "

    Pada saat itu terjadilah gerhana matahari, para Sahabat berkata bahwa gerhana itu terjadi kerana kematian Ibrahim, namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ﷺ bersabda, "Matahari dan bulan adalah tanda kebesaran Allah yang tidak akan terjadi kerana kematian atau kehidupan seseorang, kalau kamu melihat hal itu, berlindunglah dan berzikirlah kepada Allah dengan melakukan shalat." [HSZ] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك

Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW

Editor ; Helmy Network

Ilustrasi Image, Doc ; Helmy Network


No comments