KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [150]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [150]">

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [150]

KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
  • Bagian-150

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

    Hari Kedua Pembukaan Kota Makkah

     FORTUNA MEDIA -- Pada keesokan hari Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ tampil kembali di depan masyarakat Quraisy di Makkah, setelah memuji dan bertahmid kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

    "Wahai manusia sekalian, sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengharamkan bumi Makkah sejak langit dan bumi ini diciptakan, maka Makkah menjadi haram. Pengharaman Allah itu, sampai dengan tiba hari qiamat. Tidak halal orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menumpahkan darah, atau menebang pohon”.

   Kemudian apabila ada orang yang mempermasalahkan peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم, di Kota Makkah, maka jawab kepada mereka:

    “Sebenarnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengizinkan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم saja dan tidak kepada yang lainnya, itu pun hanya untuk saat tertentu saja, Nah, kini pengharaman berlaku kembali seperti pada hari kemarin, oleh kerana itu kepada semua yang hadir di antara kamu berkewajiban menyampaikan perihal ini kepada yang tidak hadir".

   Dalam riwayat lain disebutkan: “Tidak mematahkan durinya, tidak membuang buruannya, tidak mengambil barang yang tercecer kecuali orang yang mengenalinya, dan tanah lapangnya tidak bisa untuk buang air (air kecil atau air besar).”

     Abbas menyela:

   "Wahai Rasulullah kecuali batang Izkhir, kerana itu untuk hamba-hamba dan rumah mereka".

    Jawab Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Ya kecuali batang Izkhir".

    Peristiwa sebelumnya, Khuza'ah telah membvnuh seorang lelaki dari Bani Laith untuk membalas dendam atas pembvnuhan seorang anggota qabilah mereka. Sehubungan dengan perkara ini maka,

      Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

   "Wahai kalian Khuza'ah, hindarkan tanganmu dari pembvnuhan, sebenarnya pembvnuhan terlalu banyak, walaupun itu bisa memberi manfaat"

    "Sebelumnya kamu telah membvnuh mangsa kamu dan kini biarlah aku yang membayar ganti rugi (pampasan)nya, akan tetapi siapa pun yang membvnuh setelah pemberitahuanku ini, maka keluarganya harus memilih di antara dua pilihan, bila mereka mahu d4rah maka d4rah pembvnuhan, atau bila mereka mahu tebusan ganti rugi maka pampasanlah yang harus dibayar".

     Dalam riwayat lain;

   Maka berdirilah seorang berketurunan Yaman yang dikenali sebagai Abu Syah menyeru:

   "Wahai Rasulullah! Tuliskanlah itu untukku", maka kata Rasulullah: "Ayo tuliskanlah untuk Abu Syah".

    Kecurigaan Kaum Anshor

    Setelah selesai semua urusan mengenai pembukaan Kota Makkah yang merupakan tanah air dan tanah tumpah darah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka beberapa orang Anshor mencurigai sesuatu, dan mereka berbisik-bisik di antara mereka:

   "Apakah engkau berpendapat, bahwa setelah membantu Rasulullah صلى الله عليه وسلم hingga kembali di tanah airnya ini, akankah Rasulullah kemudian menetap di sini?".

    Pada saat itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم sedang menadah tangannya, berdoa di atas bukit Safa', setelah selesai dari doanya itu kemudian Rasulullah bertanya: "Apa yang kamu bicarakan tadi?".

    Jawab mereka: "Tidak ada apa-apa, wahai Rasulullah".

   Rasulullah صلى الله عليه وسلم kemudian mendesak, mengenai apa yang mereka bisikkan itu, sampai kemudian mereka bercerita yang sebenarnya, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم menegaskan:

   "Aku berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebenarnya penghidupanku adalah di penghidupanmu dan kematianku adalah di persada kematianmu".

      Bai'at

  Setelah selesai pembukaan Kota Makkah, berkat pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka tampaklah kebenaran Islam di mata penduduk Kota Makkah dan mereka sudah memastikan, bahwa tidak ada jalan lain menuju kejayaan kecuali dengan Islam, kerananya mereka semua tunduk dan patuh kepada ajaran-ajaran Islam, mereka semua berkumpul untuk membuat pengakuan taat dan setia dalam bai'at.

    Rasulullah صلى الله عليه وسلم duduk di Bukit Safa dengan semua yang hadir sedang Sayidina Umar Ibnu Khattab Radhiallahu 'Anhu di samping agak ke bawah dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم memperhatikan siapa pun yang hadir di situ, semua yang datang membuat bai'at dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

    Di dalam kitab "Madarik Tafizil" disebutkan: Diriwayatkan bahwa setelah Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ selesai menerima bai'at kaum lelaki, Rasulullah صلى الله عليه وسلم meneruskan baiat untuk kaum wanita.

    Rasulullah صلى الله عليه وسلم  duduk di bukit Safa' sedang Umar bin Khattab Radhiallahu Anhu duduk di samping Rasulullah صلى الله عليه وسلم membai'at mereka dengan perintah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, juga menyampaikan kepada mereka segala sesuatu dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

    Hindun binti Utbah, isteri Abu Sufyan pun datang ke hadapan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan cara menyamar diri, kerana takut Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan mengenali dia, kerana Hindun binti Utbah masih ingat tindakan kejamnya terhadap Sayidina Hamzah Radhiallahu 'Anhu.

   Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: "Aku membai'atmu untuk tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu pun".

    Tugas ini dilakukan oleh Umar Ibnu Khattab Radhiallahu 'Anhu, dan kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Dan jangan kamu mencuri".

   Maka jawab Hindun binti Utbah: "Sebenarnya Abu Sufyan seorang yang bakhil, bila aku ambil sedikit hartanya dia tidak suka".
Menyahut Abu Sufyan: "Apa yang engkau ambil itu halal".

   Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun tersenyum kerana Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah mengenali dia katanya: "Engkau Hindun?".

   "Ya wahai Rasulullah". Katanya lagi: "Maafkanlah aku wahai Nabi Allah", maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun memaafkan dia.       Kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Dan tidak berzina".

   Kata Hindun binti Utbah: "Apakah seorang wanita yang merdeka wajar berzina?".

   Jawab Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Dan tidak sekali-kali membvnuh anak-anak mereka".

    Kata Hindun binti Utbah pula: "Kami yang memeliharakan mereka sejak kecil lagi, dan Engkaulah yang membvnuh mereka setelah dewasa, dan merekalah yang lebih mengetahui hal ini".
Kerana anaknya, Hanzalah bin Abi Sufyan telah terbvnuh dalam peperangan Badar, Sayidina Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu ketawa hingga dia terduduk, sedang 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم tersenyum saja.

   Kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم lagi: "Dan tidak juga melakukan perkara-perkara maksiat".

   Jawab Hindun binti Utbah: "Demi Allah kerja maksiat itu suatu yang bodoh dan jelek, sebetulnya apa yang Rasulullah صلى الله عليه وسلم  sampaikan itu adalah perintah yang wajar untuk menjadikan akhlak-akhlak mulia".

    Selanjutnya kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم : "Dan sekali-kali tidak membantah untuk kerja-kerja makruf (kebaikan)".

    Kata Hindun binti Utbah: "Demi Allah kami menghadiri majelis dan di dalam hati kami tidak ada sedikit pun rasa durhaka".

    Ketika dia (Hindun binti Utbah) pulang ke rumahnya kemudian dia memecahkan berhala-halanya sambil berkata: "Kami tertipu oleh engkau". [HSZ] 


No comments