KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [143]
Ilustrasi Image by pinterest.com/
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [143]
KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-143
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Perang Tabuk
FORTUNA MEDIA -- Setelah bertempur dengan kaum Muslimin di perang Mu'tah, Kaisar Romawi (Rom) tahu bahwa seluruh penduduk Jazirah Arab sudah sangat terpesona dengan kaum Muslimin. Buktinya akhir-akhir ini semakin banyak kabilah Arab yang memeluk Islam.
"Jika ini dibiarkan, pengaruh Rom di wilayah-wilayah Arab yang ku kuasai akan hancur," demikian fikir Kaisar Romawi. "Tidak ada jalan lain selain menghancurkan agama baru itu sampai ke akarnya."
Maka orang Rom segera menyiapkan sebuah pasukan sebanyak 40000 orang. Termasuk di dalamnya adalah kabilah-kabilah Arab yang menganut agama Nasrani. Mereka akan memusnahkan tentara Muslimin dengan membuat orang lupa akan pengunduran diri tentara Muslimin yang sangat cerdik pada perang Mu'tah.
Keadaan di Kota Madinah pun menjadi genting. Orang-orang munafik memperparahnya dengan menyebarkan desas-desus tentang kedatangan pasukan Romawi. Begitu gawatnya keadaan sampai-sampai ketika orang Anshar mengetuk pintu rumahnya, Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu keluar sambil bertanya, "Apakah orang-orang Rom sudah tiba?"
Situasi tambah mengkhawatirkan kerana saat itu adalah musim panas menjelang musim gugur yang dikenal sebagai musim maut yang sangat mencekam di padang pasir. Cuaca panas telah mencapai derajat tertinggi. Semua orang lebih suka berdiam diri di rumah atau di kebun daripada bepergian sehingga jalan-jalan di kota Madinah tampak lebih sepi daripada hari-hari biasanya.
Namun tidak ada jalan lain bagi Rasulullah صلى الله عليه وسلم selain mengumumkan keberangkatan perang. Baginda memberitahu kabilah-kabilah yang telah memeluk Islam agar bersiap dengan pasukan sebesar mungkin.
Keputusan Rasulullah صلى الله عليه وسلم ini sangat cermat dan bijaksana sebab jika baginda menunggu musim panas berlalu orang Rom akan masuk lebih jauh ke dalam wilayah Islam.
Akan tetapi ketika itu buah-buahan sudah mulai masak dan siap dipanen. Perjalanan jauh di bawah panas matahari yang luar biasa ke perbatasan Rom akan merupakan perjalanan yang sangat sulit. Apalagi Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga mengharapkan bahwa setiap orang memberikan hartanya untuk pasukan yang memerlukan biaya besar. Maka ketika seruan jihad berkumandang, bagaimanakah sikap kaum Muslimin?
Ketika mendengar ada bahaya Rasulullah صلى الله عليه وسلم selalu berusaha untuk menyerang lebih dahulu. Menyerang punya beberapa kelebihan yaitu: leluasa menentukan sasaran, dapat menarik mundur pasukan jika situasi tidak menguntungkan, prajurit penyerang biasanya lebih siap dan lebih bersemangat dibandingkan dengan prajurit yang bertahan.
Persiapan Rasulullah صلى الله عليه وسلم
Begitu sulit dan beratnya perjalanan yang akan ditempuh kaum Muslimin, membuat sikap orang terbagi dua golongan: kaum munafik yang menolak pergi dan kaum beriman yang menyambut seruan Rasulullah صلى الله عليه وسلم tanpa ragu lagi.
Para Sahabat Radhiallahu 'Anhum yang berharta bahkan berlomba-lomba untuk bersedekah. Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu yang sebelum itu telah menyiapkan kafilah ke Negeri Syam sebanyak 200 ekor unta lengkap dengan barang dagangan ditambah wang 200 uqiyah, memberikan 100 ekor unta beserta seluruh barang yang diangkutnya. Jumlah itu masih ditambah dengan wang seribu dinar yang diletakkan dalam bilik Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Baginda menerimanya dan bersabda,
"Tidak ada yang membahayakan Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu kerana apa yang dilakukannya setelah hari ini."
Akan tetapi Usman bin 'Affan Radhiallahu 'Anhu tidak berhenti sampai disitu. Ia mengeluarkan sedekah lagi, lagi, dan lagi sampai seluruhnya berjumlah 900 ekor unta, 100 kuda dan sejumlah besar wang tunai. Abdurrahman bin Auf Radhiallahu 'Anhu datang menyerahkan 200 uqiyah perak.
Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu adalah orang yang pertama menyerahkan sedekahnya ke tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu menyerahkan seluruh harta yang dimilikinya sejumlah 4.000 dirham.
"Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" tanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
"Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya," demikian jawab Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu .
Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu yang melihat hal itu dan hendak menyerahkan separuh hartanya, berkata,
"Aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu dalam perlombaan kebaikan untuk selama-lamanya."
Orang-orang berdatangan menyerahkan apa saja yang mereka miliki, banyak atau sedikit. Ada yang menyerahkan 70 wasaq kurma atau hanya satu atau dua mud kurma kerana hanya itu saja yang mereka miliki. Kaum wanita berbondong-bondong menyerahkan perhiasan mereka tidak ada satupun orang beriman yang merasa sayang pada hartanya demi perjuangan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Bahkan orang-orang yang paling miskin pun berdatangan bukan untuk menyerahkan sesuatu namun minta agar disertakan dalam pasukan. Dengan terharu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم. ﷺ terpaksa menolak mereka dengan bersabda,
"Aku sudah tidak punya lagi kendaraan untuk kalian."
Maka orang-orang itu pun pulang sambil menangis.
Jadi nyatalah bawa harta benda itu perlu. Perlu sangat. Orang Islam harus berupaya menjadi kaya raya kerana dengan kekayaan itulah dia akan mempertinggi kemuliaan budi, budaya, dan agamanya. Namun harta benda itu adalah alat bukan tujuan. Tujuan sebenarnya ialah ingat dan taqwa pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala menuju Redha Allah dan menegakkan jalan Allah fi Sabilillah. [HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc ; Helmy Network
No comments
Post a Comment