KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [142]
Illustrasi Image by pinterest.com/
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [142]
KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-142
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
- Orang-orang Anshar- Rasulullah صلى الله عليه وسلم mendengar para Sahabat Anshar berbisik-bisik tentang kebijakannya. Bukankah Ansharlah yang bertempur gigih sehingga mereka membalikkan keadaan menjadi kemenangan pada perang Hunain? Kemudian, mengapa orang lain yang justru melarikan diri dalam pertempuran yang menikmati hasilnya?
- "Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bertemu dengan masyarakatnya sendiri," demikian kata mereka.
- Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم Alaihi Wasallam datang ke tempat Anshor berkumpul dan bertanya, "Saudara-saudara Anshor aku mendengar bahwa ada perasaan kalian yang mengganjal terhadap aku. Bukankah dulu aku datang, sementara kalian dalam keadaan sesat, atau Allah memberi petunjuk kepada kalian? Bukankah kalian dulu miskin, lalu Allah membuat kalian kaya, lalu juga menyatukan hati kalian?"
- Orang Anshar menjawab, "Memang Allah dan Rasulullah juga yang lebih bermurah hati."
Zainab Wafat
FORTUNA MEDIA -- Kata-kata itu diucapkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan penuh harap, penuh cinta, dan penuh sayang kepada mereka yang pernah memberi janji setia kepada baginda. Rasa haru menyesak di dalam dada semuanya sehingga seluruh orang Anshar menangis sambil berkata,
"Kami rela dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagai bagian kami."
Setelah itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم kembali ke Makkah untuk berumrah. Selesai umrah Rasulullah صلى الله عليه وسلم menunjuk 'Attab bin Asid dan Muadz bin Jabal untuk mengajar orang-orang untuk memperdalam Al-Qur'an dan menjalankan ajaran agama.
Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun kembali ke Madinah. Kini di seluruh Jazirah Arab tidak ada lagi yang berani mengganggu atau mencela Islam. Gembira sekali kaum Anshar dan Muhajirin. Semua merasa bahwa Allah telah membuka jalan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan membebaskan tanah suci.
Mereka gembira kerana penduduk Makkah telah mendapatkan hidayah dengan memeluk Islam termasuk beragam kabilah Arab yang telah tunduk dan taat kepada agama Islam ini.
Apalagi kemudian berbagai utusan kabilah-kabilah Arab yang lain berdatangan dan menyatakan memeluk Islam di hadapan Rasulullah صلى الله عليه وسلم
Namun segala ketentraman di dunia ini pasti ada kurangnya. Saat itulah, Zainab puteri Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ wafat. Sejak jatuh dari unta dan mengalami keguguran kandungan, Zaenab memang tidak pernah sembuh. Kini keturunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang masih hidup tinggal Fatimah az-Zahra, kerana Ummu Kultsum dan Rukayah juga telah lebih dulu meninggalkan dunia.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم teringat betapa lembutnya Zainab puteri Rasulullah dan betapa indah kesetiaannya kepada Suaminya Abul Ash bin Ar-Rabi'. Hati Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ sedih sekali. Namun dalam keadaan sedih pun Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah lupa dengan kebiasaan baginda selalu pergi ke pelosok-pelosok sampai ke ujung kota. Baginda tengok orang yang sakit dan beliau hibur orang yang menderita.
Umamah Puteri Zaenab Radhiallaha 'Anha.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qotadah, ketika kami sedang menunggu Rasulullah صلى الله عليه وسلم pada waktu Zuhur dan Ashar, keluarlah Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama Umamah di atas bahunya. Kemudian kami sholat di belakangnya jika Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ sujud Umamah dilepaskan dan jika bangkit dari sujudnya Umamah dipangku, sedang waktu kepalanya diangkat dari sujud, Umamah diambil lagi.
Kelahiran Ibrahim
Allah Ta'alapun menurunkan rahmat dan kasih sayang untuk menghibur hati Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang sedang berduka. Kemudian lahirlah putera Rasulullah صلى الله عليه وسلم dari rahim Mariah seorang budak (hamba) Mesir yang dihadiahkan Mauqauqis kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Saat itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم sudah lewat 60 tahun. Alangkah bahagianya hati baginda, putera lelaki itu baginda beri nama Ibrahim.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberi sedekah wang untuk setiap helai rambut Ibrahim kepada para fakir miskin. Seorang wanita bernama Ummu Saif diangkat menjadi Ibu susu Ibrahim. Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyediakan pula 7 ekor kambing yang setiap hari diperah susunya untuk keperluan Ibrahim.
Hampir setiap hari Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengunjungi Ibrahim. Baginda sangat senang melihat Ibrahim tumbuh sehat. Senyum bayi itu seperti cahaya pelita yang menghangatkan hati Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Suatu hari dengan penuh perasaan gembira Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggendong Ibrahim dan memanggil Aisyah.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bertanya "Bukankah besar sekali persamaan Ibrahim dengan diriku?" Namun Aisyah tidak mengiyakannya, demikian pula dengan Istri-Istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang lain. Aisyah dan Istri-Istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم sangat sedih kerana tidak bisa memberi baginda seorang keturunan. Padahal mereka sangat menyayangi baginda. Kerana itu, begitu melihat kegembiraan Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggendong Ibrahim, mereka menunjukkan wajah kurang suka.
Apa yang terjadi pada Istri-Istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم sangatlah wajar kerana pada zaman itu belum pernah kaum wanita diperlakukan sedemikian baik. Begitu sayangnya mereka kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم sampai-sampai mereka menganggap baginda lebih menyayangi Istri yang satu dibandingkan yang lain. Pertentangan Ini akhirnya meresahkan hati Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Baginda memisahkan diri dari para Istrinya.
Kerana sudah lebih dari sebulan Rasulullah صلى الله عليه وسلم hidup menyendiri, kaum Muslimin menjadi gelisah. Mereka takut kalau ternyata Rasulullah صلى الله عليه وسلم menceraikan Istri-Istrinya. Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu datang menengok Rasulullah صلى الله عليه وسلم di tempat pengasingannya. Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu menangis melihat punggung Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang berbekas tikar kasar. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghibur Sahabatnya itu dengan mengatakan bahwa kehidupan akhirat jauh lebih berharga daripada harta seluruh bumi beserta isinya.
Setelah itu giliran Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu yang menghibur baginda. Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu terus bicara dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم sampai baginda merasa terhibur dan tertawa. Kemudian, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa baginda tidak menceraikan Istri-Istri baginda.
Kemudian turunlah firman Allah Ta'ala yang menegur Istri-Istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Kalau saja Rasulullah صلى الله عليه وسلم sampai menceraikan mereka, kerana mereka sudah begitu menyusahkan, niscaya Allah akan menggantikan mereka dengan wanita-wanita lain yang lebih baik. Akhirnya para Ibu kaum Muslimin itu pun sadar dan hidup rukun seperti sedia kala.
Tidak ada lelaki yang memperlakukan Istri-Istrinya sebaik Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Baginda senang bergurau dan senang melihat mereka bergurau.
Dari Hadis riwayat Bukhari, dari Aisyah Radhiallaha 'Anha berkata, "Saya pernah melumurkan adonan tepung ke wajah Saudah dan ia pun membalas melumurkan adonan tepung di wajah saya sehingga membuat Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ tertawa." [HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc ; Helmy Network
No comments
Post a Comment