KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [132]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [132]?">

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [132]

KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم

  • Bagian-132

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد 

         Islamnya Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu

       FORTUNA MEDIA -Perbuatan Kaum Muslimin yang menjauhi minuman keras (4rak), tidak berbuat maksiat dan tidak rakus dalam hal makan minum membuat hati Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu sangat tertarik. Ditambah lagi bibinya (makciknya) sendiri telah menikah dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم

       Khalid bin Walid 
Radhiallahu 'Anhu berkata kepada kawan-kawannya, "Sekarang sudah nyata bagi orang yang berfikiran sihat bahwa Muhammad bukan tukang sihir, juga bukan seorang penyair. Apa yang dikatakannya adalah firman Tuhan alam semesta ini. Setiap orang yang mempunyai hati nurani berkewajiban menjadi pengikutnya."

     Ikrimah bin Abu Jahal merasa ngeri mendengarnya. Dia langsung berkata, "Khalid, bukankah para pengikut Muhammad telah melukai Ayahmu, juga membvnuh paman dan sepupumu? Demi Allah, aku tidak akan masuk Islam dan berkata-kata seperti itu!"

     "Itu hanya semangat jahiliyah. Tetapi sekarang, setelah kebenaran itu bagiku sudah jelas, demi Allah, aku mengikut agama Islam!"

     Abu Sufyan kemudian memanggil Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu, "Benarkah apa yang kudengar tentang engkau?"

     Ketika Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu membenarkan, Abu Sufyan memerah wajahnya, "Demi Latta dan Uzza, kalau itu benar, niscaya engkaulah yang akan kuhadapi sebelum Muhammad!"

    "Dan memang itulah yang benar, dan apa pun yang akan terjadi,"Kemarahan Abu Sufyan meledak. Ia maju hendak menyerang Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu.

     Namun lkrimah menahannya seraya berkata, "Sabar Abu Sufyan, seperti engkau, aku juga khawatir kelak akan mengatakan sesuatu seperti kata-kata 
Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu itu dan ikut ke dalam agamanya. Kamu akan membunuh Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu kerana pandangan hidupnya itu, padahal mungkin kelak seluruh Kaum Quraisy sependapat dengan dia. Sungguh aku khawatir jangan-jangan sebelum bertemu Muhammad lagi tahun depan, seluruh Makkah sudah menjadi pengikutnya!"

     Sejak menjadi seorang Muslim, sejarah hampir tidak pernah mencatat kekalahan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu. Ketika menghadapi 240.000 pasukan Romawi (Rom), pasukan Muslimin yang lebih jauh lebih kecil jumlahnya menjadi ragu.

     Khalifah Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu berkata, "Demi Allah, semua kekhawatiran keraguan mereka akan hilang dengan kedatangan Khalid!" 

       Perang Mut'ah

     Khalid bin Walid Radhiallahu 'Anhu segera pergi ke Madinah dan menggabungkan diri dengan kaum Muslimin. Tidak lama kemudian menyusul pula dua orang pembesar Quraisy, Amru bin Ash dan Utsman bin Tolkhah, mereka diikuti juga oleh banyak penduduk Makkah.

     Kemenangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم terhadap Makkah tampaknya tinggal menunggu waktu. Namun sebelum itu terjadi, 15 orang yang dikirim ke perbatasan Syam dibvnuh oleh pihak Romawi (Rom).

     Maka pada bulan Jumadil Awal tahun ke-8 Hijriyah atau 629 Masehi Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanggil tiga ribu prajurit pilihan. Beliau menyerahkan tampuk kepemimpinan pasukan kepada Zaid bin Haritsah Radhiallahu 'Anhu sambil bersabda, "Kalau Zaid gugur maka Ja'far bin Abu Tholib yang memegang tampuk kepemimpinan, dan jika Ja'far gugur maka Abdullah bin Rawahah yang memegang tampuk kepemimpinan.

     Pasukan berangkat diiringi doa dan ucapan selamat dari masyarakat ramai. Rasulullah صلى الله عليه وسلم turut mengantar sampai ke luar kota dan berpesan, "Jangan membvnuh wanita, bayi, orang-orang buta, dan kanak-kanak. Jangan menghancurkan rumah-rumah atau menebangi pepohonan. Allah menyertai dan melindungi kalian. Semoga kalian kembali dengan selamat".

    Zaid bin Haritsah Radhiallahu 'Anhu merencanakan untuk menyergap musuh dengan tiba-tiba. Namun ketika tiba di Ma'an mereka amat terkejut.

     Syuhrabil, gubernur Heraclius telah menghimpun pasukan yang terdiri atas orang-orang Yunani dan orang-orang Arab. Heraclius sendiri mengerahkan pasukan Rom untuk membantu pasukan lawan yang tengah menanti pasukan Muslimin yang berjumlah 200.000 orang!"

     Para pemimpin tentara Muslimin agak ragu. Apakah mereka harus maju atau meminta bala bantuan dari Madinah. Namun, Abdullah bin Rawahah yang terkenal sebagai seorang ksatria dan pemberani berkata,

    "Saudara-saudara apa yang tidak kita sukai justru itu yang kita cari sekarang ini yaitu mati syahid. Kita memerangi musuh itu bukan kerana perlengkapan, bukan kerana kekuatan juga bukan kerana jumlah orang yang banyak, melainkan kita memerangi mereka hanyalah kerana agama, juga yang dengan itu Allah telah memuliakan kita. Oleh kerana itu marilah kita maju. Kita akan memperoleh satu dari dua pahala ini menang atau mati syahid."

    Kata-kata Abdullah bin Rawahah ini melambungkan semangat pasukan. "Ibnu Rawahah memang benar!"

    Abdullah bin Rawahah ini adalah seorang penulis dan penyair yang untaian syair-syairnya meluncur dari lidah yang kuat dan indah didengar. Semenjak memeluk Islam dibuktikannya kemampuan bersyair itu untuk Islam.

    Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyukai dan menikmati syair-syairnya dan sering beliau minta Abdullah bin Rawahah untuk lebih tekun lagi membuat syair.

     Gugurnya Tiga Pahlawan

    Di Desa Masyarief kedua pasukan bertemu. Namun dengan cerdik, pasukan Muslimin membelok ke Mu'tah. Tempat itu dianggap jauh lebih baik sebagai tempat bertahan. Di Mu'tah inilah terjadi pertempuran dahsyat yang jarang disaksikan sejarah kerana jumlah kedua pasukan berbeda begitu jauh.

     Zaid bin Haritsah Radhiallahu 'Anhu bertempur dengan gagah berani. Saat itu hampir tidak ada satu pahlawan pun yang bisa menyaingi kehebatannya. Ia bertempur dan bertempur sampai akhirnya sepucuk tombak menghantamnya dengan telak. Zaid bin Haritsah Radhiallahu 'Anhu jatuh ke tanah dan gugur sebagai syuhada.

     Sesuai dengan pesan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Ja'far bin Abu Tholib Radhiallahu 'Anhu mengambil bendera Zaid dan maju memimpin pasukan. Usia Abang Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah ini baru 33 tahun. Ja'far bin Abu Tholib Radhiallahu 'Anhu benar-benar pemuda tampan cerdas dan berani. Ia maju dan bertempur dengan semangat menyala bagai api yang mengamuk. Ketika tangan kanannya ditebas hingga putus Ja'far bin Abu Tholib Radhiallahu 'Anhu meraih bendera dengan tangan kiri.

     Namun tidak lama kemudian tangan kiri ini juga lepas kerana sabetan (libasan)pedang. Dengan kekuatan yang tersisa 
Ja'far bin Abu Thalib Radhiallahu 'Anhu mempertahankan bendera dengan kedua pangkal lengannya sampai seorang prajurit Rom membelah tubuh Ja'far bin Abu Thalib Radhiallahu 'Anhu. Pemuda tampan ini gugur. Ibnu Umar yang saat itu bertempur di sampingnya mengatakan, "Kuhitung ada 50 luka di tubuhnya, namun tidak satu pun yang terdapat di bagian punggung."

     Kedua lengan Ja'far bin Abu Thalib Radhiallahu 'Anhu yang putus diganti Allah Subhabahu Wa Ta'ala dengan sepasang sayap sehingga Ja'far bin Abu Tholib Radhiallahu 'Anhu dapat terbang kemana pun beliau mahu. Kerana itulah Ja'far bin Abu Thalib Radhiallahu 'Anhu dijuluki Ath Thayar atau penerbang atau Zuljanahain atau orang yang memiliki dua sayap.

     Kini giliran Abdullah bin Rawahah Radhiallahu 'Anhu yang menjadi panglima. Ia yang mengibarkan bendera, tetapi hatinya ragu sejenak sambil berkata,

    "Oh diriku! Mengapa engkau masih ragu atau terpaksa? Jika pertempuran telah dimulai dan genderang bertalu-talu, mengapa kulihat engkau masih membenci syurga?"

     Kemudian Abdullah bin Rawahah Radhiallahu 'Anhu maju dengan gagah sampai akhirnya juga gugur. [HSZ] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك

Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW

Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network


No comments