KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [118]
Illustrasi Image
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [118]
- KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-118
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
- Pada siri ke-117 Diriwayatkan: Di Negeri Arab dan beberapa tempat lain, kaum wanita biasa mempertontonkan diri untuk mempamerkan kecantikan dengan berbagai perhiasannya kepada orang-orang lain selain Suaminya. Wanita-wanita seperti itu biasa bertukar pandang dan saling melontarkan kata-kata pujian yang manis kepada kaum lelaki.
- Wahyu yang dibawa Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengatur hubungan antara wanita dan lelaki menjadi hubungan yang saling membantu sebagai sesama saudara dengan penuh kasih sayang. Hak dan kewajiban wanita serta lelaki sama. Hanya saja, dengan cara yang sopan, lelaki diberi kelebihan dalam beberapa hal.
- Peristiwa diganggunya wanita Muslimah oleh orang Yahudi dan munafik membuat Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam berfikir sungguh-sungguh untuk mencegahnya. Seandainya para Muslimah menutup auratnya, tentu mereka akan lebih dikenal dan terjaga. Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri telah lebih dahulu memberi contoh dengan memerintahkan Istri-istrinya mengenakan hijab (tabir) jika ada tetamu yang datang ke rumah baginda Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Perintah Berjilbab
FORTUNA MEDIA -- Setelah itu, turunlah perintah agar Kaum Muslimah mengenakan jilbab yang menutup dada,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
"Katakanlah kepada orang lelaki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Al-Qur'an, Surah An-Nur (24:30)
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada Suami mereka, atau Ayah mereka, atau Ayah Suami mereka, atau Putera-putera mereka, atau Putera-putera Suami mereka, atau Saudara-saudara lelaki mereka, atau Putera-putera Saudara lelaki mereka, atau Putera-putera Saudara perempuan mereka, atau Wanita-wanita islam, atau budak-budak (hamba sahaya) yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau Anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
(Al-Qur'an, Surah An-Nur (24:31)
Jilbab artinya pakaian longgar menutup aurat wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
Kerudung berarti tudung yang menuntup kepala, leher, dan dada wanita.
Hijab adalah tabir atau dinding penutup.
Purdah adalah pakaian luar atau tirai berjahit.
Cadar adalah penutup wajah sehingga mata saja yang tampak.
Islam mewajibkan jilbab dan kerudung. Hijab hukumnya Sunnah,
Purdah atau cadar serta sarung tangan tidak diwajibkan.
Merindukan Makkah
Dalam tahun-tahun pertama di Madinah itu, beberapa Muslimah Muhajirin pun sudah melahirkan. Di antaranya, Fatimah az-Zahra adalah puteri Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam. Putera pertama Fatimah az-Zahra bernama Hasan dan yang kedua bernama Husein. Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam, sangat senang bermain dengan kedua cucunya itu.
Suatu ketika, Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam, memandangi dalam-dalam Hasan dan Husein yang sedang berlarian di hadapannya. Anak-anak ini lahir di perantauan, sama sekali belum mengenal Makkah, tanah air mereka. Hasan mengejar Husein yang bersembunyi di dalam kamar. sambil berteriak kegirangan, Husein kabur dan melompat ke punggung kakeknya (Atoknya). Fatimah az-Zahra hendak mencegah perbuatan itu, namun Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam, mengisyaratkan agar mereka dibiarkan. Fatimah az-Zahra yang sangat dekat dengan Ayahnya itu segera menangkap isyarat lain di mata Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam.
"Mengapa Ayah tampak berduka?" tanya Fatimah az-Zahra lembut.
"Bukankah Ayah baru saja membuat kemenangan yang belum pernah dilakukan Suku Arab mana pun dengan mengalahkan pasukan Ahzab dan Bani Quraizhah? atau Ayah kini sedang teringat kepada Almarhumah Ibuku, Khadijah?"
Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam, hanya menjawab dengan linangan air mata yang bergulir di kedua pipi beliau. Fatimah az-Zahra tahu yang paling baik ialah membiarkan Ayahnya tercinta bermain dengan cucu-cucu sampai dukanya hilang.
Bersama Suaminya, Ali bin Abi Thalib, Fatimah az-Zahra menarik kesimpulan bahwa duka Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam, adalah akibat kerinduan beliau kepada Makkah, Tanah air kaum Muhajirin. Apalagi, saat itu adalah bulan Dzulhijjah, saat musim haji akan segera tiba.
Akhirnya, Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra pun larut dalam kedukaan itu. mereka terkenang negeri tempat mereka dibesarkan. Bagaimanakah keadaan Makkah kini setelah mereka tinggal kan?
Walau kebun-kebun hijau Madinah menyejukkan hati, hamparan kota putih Makkah, juga selalu terindukan siang malam.
Semua kaum Muhajirin sangat rindu untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah. Sebagai penduduk Makkah, mereka jugalah pemilik Rumah Tua Ka'bah yang diberkati.
Kini, Kaum Quraisy merintangi Kaum Muslimin pergi berhaji. Itu benar-benar tidak adil, kerana siapa pun bisa berhaji ke Makkah. Dari dahulu, pihak-pihak yang bermusuhan selalu bisa saling bertemu dengan damai di Makkah dalam bulan haji.[HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network
No comments
Post a Comment