KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [104]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [104]">

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [104]

  • KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
  • Bagian-104

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"

Membayar Diyat

FORTUNA MEDIA -- Alangkah berdukanya Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Pilu yang amat sangat terasa oleh Baginda akibat pembantaian itu. Alangkah susah payahnya beliau menahan duka cita. Dengan lirih Baginda berkata ini adalah tanggung jawab Abu Bara, sudah sejak semula aku berat hati dan khawatir sekali.

Abu Bara juga sangat terkejut. Terpukul sekali dengan pengkhianatan yang dilakukan Amir bin Ath Thufail. Abu Bara merasa amat terhina, tidak disangkanya Amir bin Ath Thufile melanggar perlindungan yang diberikan kepada Kaum Muslimin. Tindakan itu sama dengan mencoreng arang di dahi Abu Bara, Anak Abu Bara sangat memahami perasaan Ayahnya. Pemuda bernama Rabi'a itu bangkit.

"Aku akan menghukum Amir bin Ath thufail dengan kedua tanganku sendiri."

Setelah berkata begitu Rabi'a pun pergi sambil memanggul tombak. Sampai di tempat Amir bin Ath Thufail, Rabi'a menghampiri orang itu. Dengan mata menyala. Tanpa sempat dicegah siapa pun, Rabi'a menghantamkan tombaknya. Dan Amir bin AthThufail pun rubuh.

Begitu dalamnya duka cita Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam, atas kematian para Sahabatnya sampai selama 30 Hari penuh beliau harus mendo'akan mereka. Dalam do'a yang dibacakan setiap selesai sholat Subuh itu, beliau juga berdo'a, semoga Allah Ta'ala mengadakan pembalasan terhadap mereka yang telah membvnuh para Sahabatnya.

Namun di tengah duka yang begitu dalam Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak lupa untuk berbuat adil. Begitu mendengar bahwa ada dua orang Sahabat kaum Muslimin yang terbvnuh dengan tangan Amir bin Umayyah, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam segera berkata

"Engkau telah membunuh dua orang berarti aku harus membayar diyat (wang tebusan) kepada keluarga mereka."

Peristiwa Bi'ir Maunah ini menimbulkan keberanian di hati musuh-musuh Kaum Muslimin di Madinah.

Gugurnya para Sahabat 
Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini membuat orang-orang Yahudi Bani Nadhir semakin berani. Padahal setelah Bani Qainuqa terusir. Bani Nadhir lebih memilih diam kerana dicekam ketakutan. Namun setelah perang Uhud dan terakhir di tragedi di Bi'ir Maunah mereka mulai bertindak lebih berani.

Mereka menunggu kesempatan untuk membvnuh Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri.
Tanpa mereka duga kesempatan itu segera datang.

Pengkhianatan Yahudi

Sesuai dengan perjanjian antara Kaum Muslimin dan orang Yahudi. Bani Nadhir diharuskan ikut membayar diyat yang harus dibayarkan Kaum Muslimin kepada keluarga orang yang terbunuh dari Bani Amir.

Kerana itulah Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang ke tempat Bani Nadhir di Quba. Beliau disertai 10 Sahabat terkemuka di antaranya Abu Bakar, Umar Bin Khattab, dan Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu 'Anhum. Setelah sholat berjamaah di Masjid Quba, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan rombongannya memasuki perkampungan Bani Nadhir.

Setelah mengetahui maksud kedatangan beliau orang-orang Bani Nadhir menunjukkan wajah yang manis,

"Kami akan membantumu Muhammad, sekarang duduklah di sini biar kami menyiapkan dulu keperluanmu."

Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para Sahabatnya duduk di tepi rumah beratap tinggi milik salah seorang Yahudi.

Sementara itu orang-orang Bani Nadhir tidak menyiapkan wang untuk membantu membayar diyat, melainkan malah berkasak-kusuk perihal rencana jahat mereka.

"Tidak ada lagi kesempatan sebagus ini untuk membunuh Muhammad," ucapan salah seorang pemuka Yahudi.

"Engkau benar," ujar seorang Yahudi lain dengan mata berkilat.

"Pada waktu lain, sangat susah membunuh Muhammad kerana ia selalu berada di tengah-tengah para Sahabatnya. Kini justru Muhammad datang di tengah kita. Jika kita biarkan kesempatan ini akan berlalu begitu saja."

Akhirnya orang-orang Yahudi itu sepakat untuk membunuh Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

"Namun bagaimana cara kita membvnuh dia?" tanya seorang kebingungan.

Semua terdiam sejenak, lalu seseorang yang berwajah licik berjalan mengambil batu penggilingan yang besar dan berat sambil berkata,

"Siapakah di antara kalian yang mahu mengambil batu penggilingan ini Lalu naik ke atap rumah dan menjatuhkannya ke kepala Muhammad sampai remuk?"

Majulah seseorang yang paling jahat di antara mereka Amir bin Jahsy. "Aku!"

"Jangan lakukan itu!" cegah Sallam bin Miskam. Rupanya ia salah satu orang yang berfikiran jernih di tempat itu.

"Demi Allah, Allah pasti memberi tahu Muhammad tentang rencana kita. Sesungguhnya, perbuatan itu merupakan pelanggaran terhadap perjanjian antara kita dan dia!"

Namun yang lain tidak peduli, mereka tetap menjalankan rencana jahat itu.

Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam Selamat

Jibril 'AlaihisSalam pun turun memberitahu Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang rencana jahat itu. Seketika itu juga beliau bangkit dan pergi dengan cepat seolah-olah ada sesuatu keperluan. Para Sahabat yang menyertai beliau sama sekali tidak diberi tahu apa-apa. Kerana itu mereka menunggu Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam kembali.

Kini giliran orang-orang Yahudi yang kebingungan. Mendadak saja rencana mereka gagal kerana itu mereka bermanis-manis wajah kepada para Sahabat yang menunggu untuk menghilangkan kesan buruk.

Setelah cukup lama menunggu Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak kembali, para Sahabat Rasulullah memutuskan untuk pulang mencari beliau. Mereka menemukan Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah berada di Masjid Madinah.

"Ya Rasulullah, tiba-tiba saja Tuan pergi sedangkan kami tak menyadari," kata para Sahabat.

Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tahu rencana jahat Yahudi Bani Nadhir terhadap dirinya. Beliau pun memanggil Muhammad bin Maslamah untuk menyampaikan pesan beliau kepada Bani Nadhir.

Muhammad bin Maslamah berkata di hadapan orang-orang Yahudi,

"Tinggalkan Madinah dan jangan hidup bertetangga dengan ku. Kuberi waktu 10 hari. Siapa saja yang masih ku temui setelah itu akan ku penggal lehernya." [HSZ]

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك

Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW

Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

#kisahrasulullah, #nabimuhammadSAW, #risalahkenabian, #sirahrasulullah,

   RELATED POST,
Misteri Nusantara
Novel Collection
KISAH SUFI, SANG KYAI

No comments