KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [91]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [91]">
Ilustrasi Image by HSZ

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [91]

  • KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
  • Bagian-91

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"

Abdullah Bin Ubay

FORTUNA MEDIA - Semua keberhasilan Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam itu membuat hati Abdullah bin Ubay berubah semakin sesak kerana dengki.

"Jika ini dibiarkan, lenyap sudah impianku untuk menjadi pemimpin Madinah lagi seperti dulu!" demikian fikirnya.

"Aku harus mencari jalan untuk menjauhkan Muhammad dari umatnya."

Abdullah bin Ubay mulai menyebarkan desas-desus,

"Mengapa Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, memberi bagian harta rampasan kepada Utsman bin Affan?

Padahal, Utsman bin Affan tidak ikut ke Perang Badar !

Ini pasti kerana Utsman bin Affan lebih dicintai dari kita semua !"

"Namun para Sahabat Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, segera mendatangi Abdullah bin Ubay dan memberinya peringatan agar tidak menyebarkan desas-desus.

"Utsman sudah berkeras ingin pergi, tetapi Rasullullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan agar tinggal di rumah dan merawat Rukayah, putrinya yang sedang sakit !

Jadi, sebenarnya Utsman bin Affan juga berhak atas rampasan perang !"  demikian kata beberapa Sahabat.

Abdullah bin Ubay terdiam, tetapi ia pun mencari jalan lain. Kemudian disebarkannya desas-desus,

"Muhammad itu mengajarkan agar kita berpaling dari harta dunia, tapi sebenarnya harta tebusan yang banyak itu ia gunakan untuk makan dan minum enak serta memiliki perabotan rumah yang mewah layaknya Kaisar Persia (Parsi)!"

   READ MORE,

Novel Collection
Misteri Nusantara
KISAH SUFI, SANG KYAI

Sambil menebarkan desas desus itu Abdullah bin Ubay diam-diam mendatangi seorang wanita Anshor dan menyuruhnya memberikan permadani yang indah dan sangat mahal kepada Siti Aisyah Radhiallaha 'Anha.

Tanpa ada rasa curiga, Siti Aisyah Radhiallaha 'Anha, yang masih muda dan lugu pun menerimanya dengan senang.

Ketika Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendengar berita ini, beliau segera pulang dan menemui Istrinya, Aisyah Radhiallaha 'Anha. yang sedang duduk-duduk di atas permadani yang mahal itu.

Wajah Aisyah berseri-seri memiliki perabotan seindah itu.

"Aisyah, apa ini ?" tanya Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam

"Seorang wanita Anshor datang ke sini dan melihat tikarmu," jawab Siti Aisyah Radhiallaha 'Anha..

"Ia kemudian mengutus orang agar menyampaikan permadani ini  kepadaku."

Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, menyuruh Siti Aisyah Radhiallaha 'Anha untuk mengembalikan permadani itu.

Kemudian beliau tidur di atas tikarnya yang biasa kembali.

Abdullah bin Ubay walaupun telah menyatakan diri sebagai Muslim dia tetap bersikap keras kepada Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam , dan menganggap Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak adil kerana dianggap telah merampas kekuasaannya yang dipegangnya sebelum Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang ke Madinah.

Abdullah bin Ubay pun selalu berusaha memalingkan manusia dari ajaran Islam.

Tidur di atas Tikar

Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu. bergegas mendatangi rumah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Ia ingin membuktikan bahwa desas-desus yang disebarkan orang tentang Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang memiliki perabot mewah itu sama sekali tidak benar.

Ketika Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu sampai di rumah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sama sekali tidak dilihatnya perabot-perabot mewah yang didesas-desuskan itu.

Rumah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam tetap seperti dulu, tidak ada sama sekali yang berubah.

Mengetahui Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu datang, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam bangun dari atas tikarnya.

Seketika itu, Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu melihat bekas-bekas tikar yang kasar membekas pada tubuh Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Tidak kuat menahan haru akhirnya Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu menangis.

Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam berpaling hairan lalu beliau bertanya lembut,

"Ya Umar, Apa yang menyebabkan engkau menangis ?"

"Bagaimana aku tidak akan meneteskan air mata jika aku melihat bekas-bekas tikar itu melekat pada tulang rusukmu".

"Hanya inilah harta kekayaanmu yang aku tahu".

Sedangkan Kaisar Romawi (Rom) dan Persia (Parsi) hidup dalam gelimangan harta benda."

Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam merasakan betul kesedihan Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu.

Beliau lalu menghibur Umar Bin Khattab Radhiallahu 'Anhu dengan memberikan pelajaran bahwa nilai seseorang tidaklah ditentukan oleh harta kekayaan yang dimilikinya, tetapi tergantung pada kemampuannya untuk menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain.

Kebajikan akan membuat seseorang menjadi kekal.

Orang yang terus-menerus melakukan kebaikan, akan menghasilkan buah kebaikan pula untuk selama-lamanya.

Sabda Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar kita selalu bersyukur :

"Apabila di antara kamu sekalian melihat orang yang dianugerahi harta dan rupa, maka hendaklah ia melihat orang yang lebih rendah dari mereka, kerana hal itu lebih pantas agar kamu tidak merasa kekurangan nikmat yang Allah berikan kepadamu."  [HSZ]

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك

Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW

Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

#kisahrasulullah, #nabimuhammadSAW, #risalahkenabian, #sirahrasulullah,

VIDEO :  


No comments