KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [66]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [66]">
Ilustrasi Image by romyschneider

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [66]

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

KISAH RASULULLAHﷺ صل الله عليه و سلم

Bagian-66

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"

Tempat Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam Menginap

FORTUNA MEDIA - Semua keluarga di Yatsrib berebut menawarkan diri menjadi tuan rumah kepada Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam. 
Semuanya ingin agar Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bersedia tinggal di lingkungan mereka. Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengetahui bahwa jika ia menentukan pilihan, keluarga yang tidak terpilih akan malu dan kecewa. Kerana itu, beliau memasrahkan pilihan itu kepada Allah. Dengan halus, beliau berkata kepada semua kepala keluarga, 

"Biarkanlah untaku ini berjalan kerana ia diperintah oleh Allah dan akan berhenti ditempat yang Allah kehendaki."

Kaum Muslimin mengikuti Al Qushwa yang berjalan perlahan-lahan. Di suatu tempat milik dua orang anak yatim, unta Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam itu berhenti dan merebahkan perutnya ke pasir. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak Al Qushwa berjalan lagi. Namun, tidak lama kemudian, ia kembali ke tempat semula dan merebahkan perutnya lagi ke pasir.

"Inilah tempat kediamanku, InsyaaAllah," demikian sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kemudian, beliau berdoa empat kali, 

"Ya Allah, semoga Engkau menempatkan aku di tempat kediaman yang diberkahi dan Engkaulah sebaik-baik yang memberi tempat kediaman."

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membeli tanah dari kedua anak yatim tersebut.

Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam  turun dan bertanya, 

"Di mana rumah saudaraku yang paling dekat dari sini?"

Dengan penuh gembira, 

"Abu Ayyub segera menjawab, "Saya, ya Rasulullah! Itu rumah saya!"

Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tersenyum dan berkata, 

"Baiklah Abu Ayyub, jika Anda berkenan, aku akan tinggal di rumah Anda untuk sementara waktu. Silahkan sediakan tempat untukku."

Abu Ayyub tergopoh-gopoh memasuki rumahnya kerana begitu gembira. Disiapkannya tempat untuk Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam serapi mungkin. Kemudian, ia kembali menghadap Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata, 

"Ya Rasulullah, sungguh saya sudah menyediakan tempat beristirahat bagi Tuan. Dengan berkah Allah, silahkan berdiri dan masuk ke dalam."

  Baca Juga

Misteri Nusantara
The Story of The Prophet Muhammad SAW

Gentong Pecah

Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tinggal di rumah Abu Ayyub. Abu Ayyub ingin Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tinggal di lantai atas, tetapi Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam menolak. Suatu ketika gentong (barrel/tong) Abu Ayyub pecah dan airnya tumpah. Abu Ayyub dan istrinya segera menggunakan selimut satu-satunya untuk menyerap air agar tidak menetes ke tempat tinggal Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Setelah itu, Abu Ayyub mendesak Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar tinggal di atas. Akhirnya Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun bersedia tinggal di atas.

Mendirikan Masjid

Tujuh bulan lamanya, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan keluarganya tinggal di rumah Abu Ayyub. Selama itu, Abu Ayyub, Sa'ad bin Ubadah, As'ad bin Zurarah, dan yang lainya mengirim makanan untuk keluarga Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam secukup-cukupnya. Setiap pagi dan petang, Ummu Ayyub memasak makanan dan tidak mereka makan sebelum terlebih dahulu mereka sajikan kepada Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan keluarganya. Demikianlah budi Abu Ayyub dan keluarganya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam .

Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tinggal di rumah Abu Ayyub sampai beliau mendirikan Masjid dan rumah sendiri. Ketika akan mendirikan Masjid, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam memgumpulkan Bani Najjar yang menjadi pemilik tanah ditempat itu.

"Wahai Bani Najjar," demikian sabda Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam

"Hendaklah kalian tawarkan harga kebun-kebun ini kepadaku kerana aku akan membelinya."

"Ya Rasulullah, kami tidak akan menghargai kebun-kebun itu kerana mengharap ridha Allah saja."

Namun, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tetap meminta mereka memberikan harga walaupun rendah. Akhirnya, Abu Bakar membayar harganya sebesar sepuluh dinar. 

Setelah itu, bersama para Sahabat, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam membenahi tanah itu, membersihkan pohon, dan membongkar serta memindahkan kuburan yang sudah rusak. Setelah itu barulah mendirikan Masjid.

Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam meletakkan batu pertama, lalu beliau meminta Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu meletakkan batu selanjutnya, kemudian beliau menyuruh Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu, setelah itu Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu, dan terakhir Ali bin Abu Thalib Karamallahu Wajhah. Beliau bersabda, 

"Mereka itulah khalifah-khalifah setelah aku."

Setelah itu, semua orang bekerja keras dengan gembira dan penuh semangat. Sambil bekerja, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersyair, 

"Ya Allah sesungguhnya pahala itu pahala akhirat,

Maka kasihilah sahabat-sahabat Anshar dan Muhajirin."

Para sahabat menjawab syair Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

"Jika kami duduk termenung, padahal Nabi bekerja, 

yang demikian itu sungguh perbuatan yang tidak pantas."

Batu diangkat, diletakkan, disusun, dan disisipkan sampai akhirnya Masjid pun selesai. Pagarnya dari batu dan tanah, tiangnya dari batang-batang kurma, atapnya pelepah kurma. Kiblatnya menghadap ke Baitul Maqdis. Ketika itu, Ka'bah belum menjadi kiblat. 

Di sisi Masjid, didirikan dua buah kamar untuk tempat tinggal Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan keluarganya. Sungguh, sebuah Masjid sederhana yang penuh berkah.

Warna Masjid

Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu pernah berkata tentang bagaimana sebuah Masjid dibangun. Kata beliau, 

"Lindungilah orang-orang dari tampias hujan. Janganlah kalian mewarnai (dinding masjid) dengan warna merah atau kuning sehingga dapat menimbulkan fitnah." [hsz] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Editor ; Helmy Network

Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

Follow me at;
twitter.com/romyschneider
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/helmy-network
pinterest.com/ryanschneider

 #kisahrasulullah, #nabimuhammadSAW, #risalahkenabian, #sirahrasulullah,

VIDEO :  

#ViralNow! Penjajahan Thailand Di Patani #RememberTakBai'sTragedy

No comments