KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [63]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [63]">

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [63]

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

KISAH RASULULLAHﷺ صل الله عليه و سلم

Bagian-63

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"

Buraidah

 FORTUNA MEDIA - Ternyata tidak hanya Suraqah bin Malik yang mengincar hadiah seratus ekor unta. Pemimpin Kabilah Banu Sahmin yang bernama Buraidah bin Al Hasib Al Aslami juga keluar mencari beliau. Ia memimpin tujuh puluh orang prajurit dan menyusuri jalan-jalan ke arah Yatsrib. Di suatu tempat, tiba-tiba saja secara kebetulan mereka bertemu rombongan Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

"Kepung!" perintah Buraidah. Beberapa detik kemudian, tujuh puluh pedang, tombak, dan panah mengurung Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan memaksa beliau berhenti. Buraidah menegur Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau pun menjawabnya. Kemudian, sebelum Buraidah sempat bertanya lagi, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendahuluinya, "Siapa Anda?"

"Saya Buraidah bin Al Hasib."

Dengan tenang Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam, berkata kepada Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu, "Mudah-mudahan suasana mencekam ini kembali menjadi lebih baik."

Kemudian, beliau memandang kembali Buraidah dan bertanya, "Dari keturunan siapa Anda?"

"Dari Desa Aslam, keturunan Sahmin."

Kembali Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam memalingkan wajahnya ke Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu dan berkata, "Kita telah selamat dan keluar dari jangkauan panah mereka."

"Siapakah engkau?" Kali ini Buraidah yang bertanya.

"Saya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib."

Dengan kehendak Allah Azza Wajalla, saat itu juga Buraidah mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam.

Melihat pemimpin mereka memeluk Islam, tujuh puluh orang pasukan pengepung pun mengikuti jejaknya.

Setelah itu, Buraidah dan pasukannya mengawal rombongan Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam sampai keluar dari wilayah mereka.

Dalam situasi diburu dan dikejar pun, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tetap mampu mengumpulkan pengikut, berkat ketenangan, kekuatan iman, dan pertolongan Allah Azza Wajalla.

  Baca juga; 

The Story of The Prophet Muhammad SAW
Novel @Horror, Mystery, Ghost, Fantasy & Romance

Penyebaran Islam di Yatsrib

Pesatnya perkembangan Islam di Yatsrib tidak lepas dari jasa Mush'ab bin Umair yang diutus Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam ke Yatsrib untuk mengajarkan Islam. Mush'ab yang cerdas dan berhati lembut mampu membuat orang yang memusuhinya menjadi kawan.

Berikut ini adalah salah satu kisah kecemerlangan dakwah Mush'ab bin Umair.

Jauh sebelum Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan kaum Muslimin Makkah berhijrah, di Yatsrib, Mush'ab bin Umair sedang mengajarkan Islam kepada sekelompok orang di kebun Bani Zafar. Sa'ad bin Muadz tidak senang mendengar berita ini. Ia lalu mendatangi Usaid bin Hudhair. Kedua orang ini adalah para pemimpin kaumnya.

"Usaid temui orang Makkah itu. Dia datang ke daerah kita dan mengajarkan agama baru kepada orang-orang kita. Agama itu bisa membuat orang lemah dan miskin bangkit melawan kita."

Mendengar itu, Usaid pergi menjinjing tombak ke kebun Bani Zafar. Ditegurnya Mush'ab bin Umair dengan tombak teracung. Namun, Mush'ab berkata tenang, "Mahukah kau duduk dulu dan mendengarkan? Kalau engkau tidak menyukainya, aku bersedia pergi dari sini."

Usaid berfikir sejenak, "Baiklah, itu cukup adil."

Kemudian, ia duduk dan mendengarkan Mush'ab. Semakin lama, hati Usaid makin tertarik. Akhirnya, ia memeluk Islam saat itu juga. Setelah itu, ia menemui Sa'ad bin Muadz.

"Apa? Jadi sekarang justru engkau ikut memeluk agama baru itu?" teriak Sa'ad marah.

Ia pun bergegas menemui Mush'ab sambil menyandang pedangnya. Namun, apa yang terjadi pada Usaid, terjadi pula pada Sa'ad. Begitu mendengar penjelasan Mush'ab tentang Islam, ia begitu tertarik sehingga menjadi Muslim saat itu juga.

Setelah itu, tanpa membuang waktu, ia pergi menemui kaumnya dan berseru, "Hai Banu Abdul Asyhal, apa yang kalian ketahui tentang diriku?"

"Engkau adalah pemimpin kami, yang paling dekat dengan kami, engkau punya pendapat dan pengalaman yang terpuji."

"Maka kata-katamu, baik wanita maupun lelaki, bagiku adalah suci selama kalian beriman kepada Allah dan utusan-Nya," demikian seru Sa'ad bin Muadz.

Sejak saat itu, seluruh suku Abdul Asysal memeluk Islam.

  Baca juga; Novel Collection

Amr bin Jamuh

Keberanian kaum Muslimin di Yatsrib benar-benar di luar dugaan kaum Muslimin di Makkah. Para pemuda di sana dengan sangat berani mempermainkan berhala-berhala orang-orang yang masih musyrik.

Amr bin Jamuh adalah seorang bangsawan dari Banu Salamah. Ia mempunyai sebuah berhala bernama Manat yang terbuat dari kayu. Setelah itu para pemuda dari Banu Salamah masuk Islam, diam-diam mereka mengambil Manat pada malam hari dan memasukkan berhala kayu itu ke dalam lubang penuh lumpur.

"Manat!  Kemana Tuhanku itu?" seru Amr bin Jamuh. Pagi-pagi sekali, ia sudah datang ke tempat penyembahan dan kebingungan mencari Manat yang hilang. Setelah mencari kesana kemari, ia menemukan Manat tersuruk di tempat yang sangat kotor.

Amr bin Jamuh segera mengambil, mencuci, dan membersihkan tuhannya itu sampai bersih dan meletakkannya lagi di tempat semula.

"Siapa yang berani mengganggu Manat, akan kutebas lehernya!" ancam Amr bin Jamuh kepada orang-orang disekitarnya.

Namun, pada malam harinya para pemuda Muslim kembali mengambil dan memasukkan Manat ke lubang yang kotor dan berlumpur. Sambil menuduh-nuduh dan memgancam-ancam, Amr bin Jamuh kembali mencuci dan membersihkan tuhannya.

Begitulah terjadi berkali-kali sampai akhirnya rasa kesal Amr bin Jamuh berbalik pada Manat. Amr bin Jamuh mengalungkan pedang pada Manat sambil berkata pada tuhannya itu, "Kalau kau memang berguna, bertahanlah! Kusertakan pedang ini bersamamu!"

Keesokan harinya, Amr bin Jamuh sudah kembali kehilangan Manat. Ia menemukan tuhannya itu di dalam sumur bersama bangkai seekor anjing. Sementara itu, pedangnya hilang.

"Mengapa kau tidak membela dirimu? Mengapa kau biarkan dirimu terhina?" keluh Amr tidak berdaya.

Beberapa orang pemuka masyarakat yang sudah memeluk Islam mendekati Amr bin Jamuh dan memgajaknya berbicara. Saat itu, sadarlah Amr bin Jamuh betapa sesatnya ia selama ini. Setelah itu, tanpa ragu lagi ia memeluk Islam dan menjadi Muslim yang taat. [hsz] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Editor ; Helmy Network

Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

Follow me at;
twitter.com/romyschneider
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/helmy-network
pinterest.com/ryanschneider

 #kisahrasulullah, #nabimuhammadSAW, #risalahkenabian, #sirahrasulullah,

VIDEO : 

BESAR FADHILATNYA! HAFAL 7 SURAH INI SEBELUM KITA MENINGGAL DUNIA, INSYAALLAH

No comments