KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [49]

<img src="https://fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [49]">

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [49]

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

KISAH RASULULLAHﷺ صل الله عليه و سلم

Bagian-49

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"

Abu Thalib Sakit Keras

FORTUNA MEDIA- Beberapa bulan setelah piagam dihapus, Rasulullah  kembali mengalami ujian besar. Kali ini bukan penyiksaan dari pihak lawan, melainkan berupa kehilangan orang yang beliau cintai.

Kerana sudah lanjut usia dan menderita kehidupan berat di pengasingan selama tiga tahun, Abu Thalib jatuh sakit. Saat itu usianya sudah delapan puluh tahun. Mengetahui Abu Thalib sakit keras, orang-orang Quraisy khawatir akan terjadi perang antara kaum Quraisy dan Rasulullah  beserta para pengikutnya. Apalagi dipihak Rasulullah  ada Hamzah dan Umar yang terkenal garang dan keras. Selama ini, Abu Thalib selalu bisa menjadi penengah kedua belah pihak.

 Para pemuka Quraisy menemui Abu Thalib dipembaringan dan berkata, 

"Abu Thalib, engkau adalah keluarga kami juga. Sekarang ini, keadaan antara kami dan kemenakanmu sudah sangat mencemaskan kami. Panggilah dia. Kami dan dia akan saling memberi dan menerima. Biarlah dia dengan agamanya dan kami dengan agama kami pula".

Rasulullah  Kemudian datang. Mengetahui maksud kedatangan mereka, Rasulullah bersabda, 

"Sepatah kata saja saya minta yang akan membuat mereka merajai semua orang Arab dan bukan Arab."

"Katakanlah, demi Ayahmu," kata Abu Jahal, 

"Sepuluh kata sekali pun silahkan!"

Rasulullah  bersabda,

"Katakan, tidak ada ada Tuhan selain Allah dan tinggalkan segala penyembahan selain Allah."

"Muhammad," seru mereka, 

"Maksudmu tuhan-tuhan itu dijadikan satu saja?"

Para Pembesar Quraisy Saling pandang dengan kecewa menghadapi keteguhan Rasulullah .

"Pulanglah," kata mereka satu sama lain, 

"Orang Ini tidak akan memberikan apa-apa seperti yang kamu kehendaki. Pergilah Kalian!"

Be Smart, Read More;
Sejarah Perjuangan Melayu Negeri Patani 1785-1954 (Bahagian 01)
Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu Negeri Patani 1785-1954 (Bahagian 02)



Abu Thalib Wafat

Rasulullah  duduk di sisi pembaringan pamannya. Dengan sedih, ditatapnya wajah bijaksana orang tua itu. Hati Rasulullah  dipenuhi rasa duka, tidak hanya kerana melihat sakit sebelum maut yang diderita Abu Thalib, tetapi juga karena sampai saat itu, pamannya belum juga membuka hatinya kepada Islam.

Rasulullah  menggenggam tangan pamannya dengan lembut. Inilah Abu Thalib yang dulu mengajaknya berdagang ke Syam kerana tidak tega berpisah dengannya. Inilah pamannya yang dulu merawatnya penuh kasih sayang, bahkan mencintainya melebihi kecintaan kepada anak-anaknya sendiri. Inilah Abu Thalib yang membuka jalan pertemuannya dengan Khadijah dan mendorongnya menjadi pemimpin kafilah dagang Khadijah. Inilah Abu Thalib yang selalu menjadi pelindungnya sejak dirinya menjadi yatim sampai menjadi utusan Allah.

Abu Thalib membuka matanya yang sayu dan memandang Rasulullah , "Demi Allah, wahai anak saudaraku, aku tidak melihatmu menawarkan sesuatu yang berat kepada para pemuka kaummu."

Sejenak timbul harapan Rasulullah  akan keislaman pamannya itu, 

"Wahai pamanku, ucapkanlah satu kalimat maka dengan kalimat tersebut engkau berhak mendapat syafa'atku pada Hari Kiamat."

Akan tetapi, Abu Thalib tetap enggan menerima ajakan tersebut.  Kemudian wafatlah ia. Kini, hilang sudah seorang pelindung Rasulullah . Mulai saat ini, Rasulullah  harus menghadapi semuanya sendiri.

Kata-Kata Terakhir Abu Thalib

Ketika Rasulullah  mengajak Abu Thalib mengucapkan syahadat pada saat-saat terakhirnya, Abu Thalib berkata, 

"Kalau saja aku tidak khawatir nasib keluargaku akan dianiaya setelah kepergianku dan kaum Quraisy bakal mengatakan, bahwa aku berucap kerana gentar menghadapi sakaratul maut, aku tentu mengucapkannya. Kalau pun ku ucapkan, itu sekadar menyenangkan hatimu."

Saiditina Khadijah Wafat

Seusai penguburan Abu Thalib, Rasulullah  kembali ke rumah dan menemukan Khadijah jatuh sakit. Rasulullah  menggenggam tangan Khadijah yang kini terasa panas. Dari hari ke hari, wajah Khadijah semakin pucat dan gemetar, Rasulullah  amat terharu. Pada saat-saat seperti ini, Istrinya itu tetap berusaha menguatkan hatinya. Seolah-olah Khadijah tahu bahwa perjuangan Suaminya masih sangat panjang dan berliku, sedangkan perjuangannya sendiri sudah mencapai titik akhir.

Akhirnya saat perpisahan sepasang Suami -Istri yang mulia itu pun tiba. Hanya beberapa hari setelah Abu Thalib meninggal, Khadijah pun wafat dengan tenang. 

Dalam beberapa hari saja, Rasulullah  kehilangan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya, paman yang mengasuh dan melindunginya serta Istri yang setia mendampingi dalam menempuh semua suka dan duka, terutama setelah beliau diangkat menjadi Rasul selama sepuluh tahun terakhir kehidupan mereka. Masa-masa duka ini dikenal dengan nama 'Amul Huzni (tahun kesedihan).

Saat itu, seolah-olah semua kegembiraan di hati Rasulullah  pudar. Indahnya kehidupan seolah-olah ikut terkubur bersama jasad dua orang kesayangan itu. Rasulullah  tertunduk di samping pusara Khadijah. Air mata beliau mengalir tanpa tertahan.

Beliau ingat, betapa besar penderitaan pamannya dan kesengsaraan yang dipikul Istrinya saat mereka bertindak melindungi beliau. Rasanya, hidup Khadijah lebih banyak dilalui dengan menanggung begitu berat beban perjuangan dibanding menikmati manisnya kehidupan.

Keluarga dan Sahabat merasakan betul kesedihan Rasulullah . Sekuat tenaga, mereka berusaha menghibur Rasulullah. Inilah saat-saat ketika para pengikut, yang biasanya dihibur dan dikuatkan hatinya oleh Rasulullah , berganti menghibur dan menguatkan hati Rasulullah . Sungguh pada saat yang mengharukan, tetap ada keindahan yang tampak dalam persaudaraan mereka.[hsz] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Editor ; Helmy Network

Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

Follow me at;
twitter.com/romyschneider
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/helmy-syamza
pinterest.com/hsyamz

VIDEO: 
GELORA BELUM REDA❤️PERJUANGAN BELUM BERAKHIR😭

No comments