KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [35]

<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [35]">


KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [35]

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

KISAH RASULULLAHﷺ صل الله عليه و سلم

Bagian-35

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"

Darul Arqam

FORTUNA MEDIA-  Waktu terus berjalan. Kegigihan dakwah Rasulullah ﷺ mulai berbuah, sedikit demi sedikit, para pemeluk Islam mulai bertambah. Rumah Rasulullah yang kecil itu mulai terasa sempit.

"Ya Rasulullah, alangkah baiknya jika kita memindahkan tempat pertemuan ke rumahku," usul Arqam.
"Rumahku cukup luas untuk menampung jumlah kita yang sudah puluhan orang. Lagi pula, letaknya ada di puncak bukit. Orang-orang jahat tidak mudah mencapai tempat itu untuk mengganggu kita."

Rasulullah pun setuju. Oleh kerana itu, pertemuan setiap malam pun pindah ke rumah Arqam. Sebagian pemeluk Islam waktu itu adalah orang-orang lemah: para budak/hamba sahaya, buruh, orang miskin, perempuan-perempuan fakir, serta orang tertindas lain. Sisanya adalah golongan orang terpelajar dan pedagang kaya.

Sebenarnya, kebanyakan pedagang mulanya agak ragu. 

"Bagaimana jika nanti ajaran baru ini menutup Makkah dari rombongan saudagar dari tempat-tempat lain? Kalau demikian yang terjadi, kita akan bangkrut." Ujar seorang pedagang.

Namun, keraguan itu ditepis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Islam tidak akan menutup Makkah. Islam juga tidak akan mengubah musim ziarah ketika justru banyak pedagang mancanegara berdatangan ke Makkah. Islam tidak melarang semua itu. 

Be Smart, Read More;

The Story of The Prophet Muhammad SAW

Novel @Horror, Mystery, Ghost, Fantasy & Romance
Misteri Nusantara

Novel Collection



Hal yang dilarang adalah: 

1. Menyembah berhala 

2. Menyerahkan persembahan dan korban kepada bangsawan Quraisy 

3. Bertelanjang ketika thawaf di Ka'bah

4. Menyelenggarakan pel4curan

5. Mengeluarkan kata-kata kotor dan tindakan buruk lain saat melaksanakan ziarah

Rencana Para Pemuka Quraisy

Setelah mendengar penjelasan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para pedagang pun merasa lega. Kebanyakan mereka bukan pedagang budak dan tidak menarik untung dari korban yang dipersembahkan untuk bangsawan-bangsawan Quraisy. Iman mereka pun semakin kuat.

Melihat Islam semakin dicintai para pengikutnya, para pembesar Quraisy pun menyusun rencana lain...

"Apa yang harus kita lakukan?" teriak seorang pemuka Quraisy. 

"Abu Bakar dan teman-temannya terus membebaskan budak-budak kita! Tidak ada jalan lain, bunuh budak-budak itu agar yang lain ketakutan!"

"Tidak," geleng Abu Jahal lemah. "Sumayyah telah kubunuh, tapi itu tidak membuat yang lain takut. Cari saja cara yang lain!"

Seorang pemuka Quraisy berdiri cepat, 

"Pukuli Muhammad sampai remuk! Dengan demikian, wibawanya akan hancur dan pengikutnya pun bubar ketakutan!"

"Namun, keluarga Muhammad dari Bani Hasyim akan membelanya!" lengking yang lain.

"Siapa? Abu Thalib sudah terlalu tua! Yang harus kita takuti dari Bani Hasyim adalah Hamzah! Namun, engkau lihat sendiri, Hamzah sibuk berfoya-foya sendiri! Ia tidak peduli pada nasib keponakannya itu! Pilihlah dua orang yang paling ditakuti di Makkah untuk melaksanakan tugas ini!"

Sejenak, orang-orang terdiam sambil memandang berkeliling. Kemudian, seorang dari mereka menunjukkan jarinya kepada pemuda bertubuh tinggi besar, 

"Engkau, Umar bin Khattab! Engkau dan Abu Jahal! Tidak ada orang lain yang berani melawan kalau kalian memukuli Muhammad!"

Orang-orang berseru "Setuju."

"Sabar," tiba-tiba seseorang berseru, 

"Langkah awal bukanlah serangan fisik! Hancurkan dulu wibawanya! Ku usulkan agar kita suruh para budak melempari Muhammad dan meneriakinya sebagai pembohong, orang gila, dan tukang sihir!"

Usul itu disetujui. Mulai hari itu, setiap Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melewati jalan-jalan di Kota Makkah, para budak, para wanita yang nasibnya justru sedang diperjuangkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, meneriaki beliau, 

"Pembohong besar! Orang gila! Tukang sihir!"

Suara mereka keras dan tajam layaknya orang sedang mengusir kucing yang masuk dapur. Kemudian, apa yang terjadi jika Abu Jahal atau Umar mulai memukuli Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Kuda Jantan

Saat itu merupakan masa yang berat bagi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau pergi ke sebuah tempat yang teduh, berbaring di atas batu, dan berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding cacian dan celaan dari orang-orang yang justru sedang diperjuangkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallammati-matian.

Sementara itu, di depan Ka'bah, Abu Jahal berkoar di depan teman temannya, 

"Aku bersumpah untuk menghantam kepala Muhammad dengan sebuah batu ketika dia sedang sujud kepada Tuhannya!"

Beberapa orang bersorak memberi semangat, sedangkan yang lain saling pandang dengan terkejut. Itu adalah sebuah tindakan kejam yang dapat menimbulkan kematian. Jika Muhammad meninggal, Bani Hasyim pasti akan menuntut balas dan Makkah akan terpecah oleh perang saudara. Namun, Abu Jahal telah mengucapkan sumpah yang tidak dapat ditarik lagi tanpa mencoreng mukanya sendiri. Oleh kerana itu, mereka memilih untuk mengamati apa yang terjadi dengan dada berdebar-debar. 

Kesempatan yang ditunggu Abu Jahal pun tiba. Saat itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sedang shalat di depan Ka'bah. Ketika beliau sujud, Abu Jahal dengan cepat melangkah mendekat. Kedua tanganya yang menggenggam batu terangkat tinggi-tinggi, matanya menyala buas.

Namun, ketika batu akan dihujamkan sekuat tenaga, mendadak Abu Jahal berbalik pergi. Batu di tangannya lepas dan wajahnya pucat ketakutan.

"Ada apa?" semua teman- temannya bertanya kebingungan.

Dengan nafas tersendat-sendat, Abu Jahal berkata, 

"Demi Tuhan, di depanku tadi berdiri seekor kuda jantan. Belum pernah aku menyaksikan seekor kuda jantan serupa itu. Kepala, tengkuk, dan giginya sungguh mengerikan. Aku yakin dia akan menelanku seandainya batu tadi kuhantamkan!"

Abu Jahal pergi cepat-cepat untuk menenangkan diri.

Orang-orang memandang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dengan hairan dan takjub. Sementara itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tetap melanjutkan shalat dengan khusyuk. Wajah beliau begitu teduh dan tenteram.[hsz] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Editor ; Helmy Network

Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

Follow me at;
twitter.com/romyschneider
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/helmy-syamza
pinterest.com/hsyamz

TAGS ; #k
, #n, #r, #s, #makkahalmukarramah, #madinahalmunawarah, 

VIDEO ; 

#ViralNow! Waspada Ada Apa? Warga China Menyusup Masuk Ke Indonesia


No comments