Moral & Ethics

<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="Moral & Ethics">

Moral & Ethics

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Beberapa tahun silam., ada seorang wanita dari Asia datang ke Perancis, untuk kuliah, menutut ilmu di salah satu University terkenal di Paris.

Dia memang cerdas..., bahasa French dan English-nya juga sangat baik, sehingga ia lulus seleksi.

Sejak mulai kuliah di hari pertama., dia perhatikan bahwa sistem transport di Paris menggunakan sistem otomatik.
Artinya., beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin.

Setiap perhentian kendaraan awam, memakai cara self-service, dan jarang sekali diperiksa petugas.

Bahkan pemeriksaan incidental, mendadak oleh petugas pun hampir tidak ada, bukan kerana manajemennya buruk; 'tapi unsur trust dan tertib sosial di sistem transport Kota Paris memang sudah sangat baik'.

Akhirnya lama kelamaan.., dia menemukan kelemahan sistem ini...; dan dengan kelihaiannya itu dia bisa naik transport awam tanpa harus beli tiket..., dan dia sudah memperhitungkan kemungkinan tertangkap petugas kerana tidak beli tiket., sangat kecil.

Sejak itu..., dia selalu naik kendaraan awam dengan tidak membayar tiket.

Ia justru menganggapnya sebagai salah satu cara penghematan-penjimatan...; "sebagai mahasiswa miskin (yang dengan cara apapun kalau bisa irit, berjimat..., ya diirit".

Dia bahkan merasa bangga..., kerana dianggapnya itu sebagai 'kehebatan' yang tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang.

Empat tahun berlalu..., perempuan muda itu pun tamat 'cum laude' dari Fakulty favorit dan University ternama di Paris, dengan pointer CGPA (Cumulative Grade Point Average) atau angka indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sangat bagus.

Hal itu membuat dirinya penuh percaya diri.

Setelah graduation.., gadis itu pun mulai mengajukan aplikasi surat lamaran kerja ke beberapa perusahan/syarikat ternama di Paris.

Pada mulanya.., semua syarikatyang dikirimi surat lamaran via email merespon dengan baik..., kerana pointer CGPA (Cumulative Grade Point Average)-nya yang tinggi dan lulusan University top di Paris.

Tapi beberapa hari kemudian..., semuanya menolaknya dengan berbagai alasan.

Hal ini terus terjadi berulang kali..., sampai akhirnya membuatnya merasa jengkel dan marah.

Dia bahkan sampai menuding..., bahwa  perusahaan-perusahaan itu rasis...,kerana tidak mahu menerima Warga Negara Asing...,meski lulus 'cum laude' dari University ternama di Paris.

Akhirnya..., pada suatu hari kerana penasaran bercampur jengkel-dongkol hatinya..., ia memutuskan untuk mengadukannya ke Department Buruh (Tenaga Kerja) Perancis di Paris.

Dia ingin melapor..., sekaligus ingin tahu kenapa perusahaan-perusahaan tersebut menolaknya. 

Tapi..., ketika bertemu dengan salah satu manager di pejabat Department Buruh Paris tersebut.., ia mendapat penjelasan yang di luar perkiraannya.

Berikut adalah dialog mereka...:

Manager:  " Miss..., kami tidak rasis..., sebaliknya kami sangat memerlukan Anda ".
 " Pada saat Anda mengajukan aplikasi pekerjaan di syarikat..., kami sangat terkesan dengan nilai akademik dan pencapaian Anda".
" Sesungguhnya..., berdasarkan kemampuan..., Anda sebenarnya adalah golongan pekerja yang kami cari-cari...."

Ms: " Kalau begitu..., kenapa perusahan-perusahaan tersebut tidak menerima saya bekerja....?

Manager: " Jadi begini..., setelah kami periksa di database..., kami menemukan data bahwa Anda pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum...."

Ms (kaget): "Ya..., saya mengakuinya. Tapi..., apakah kerana perkara kecil tersebut semua perusahaan boleh menolak saya...?"

Manager: "Perkara kecil...? Kami tidak menganggap itu perkara kecil...., Miss,

" Kami lihat di database..., Anda pertama kali melanggar hukum terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini ".

" Saat itu petugas percaya dengan penjelasan Anda...,  bahwa Anda masih belum mengerti sistem transport awam di sini. Itu sebabnya kesalahan tersebut di maafkan. Namun Anda tertangkap dua kali lagi setelah itu...."

Ms: "Ohh..., waktu itu kerana saya tidak ada wang kecil saja...."

Manager: " Tidak, tidak. Kami tidak boleh terima penjelasan Anda.
Jangan anggap kami bodoh. Kami yakin Anda telah melakukannya ratusan kali sebelum tertangkap...."

Ms: " Well..., baiklah. Tapi..., itu kan bukan kesalahan mematikan...? Kenapa harus begitu serius...? Lain kali saya perbaiki dan berubah kan masih boleh...?"

Manager: " Maaf..., kami tidak menganggap demikian..., Miss.
Perbuatan Anda membuktikan dua hal ":

Pertama...,"Anda tidak mahu mengikuti peraturan yang ada. Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkannya untuk diri sendiri ".

Kedua...," Anda tidak boleh dipercaya ...!"

" Miss..., banyak pekerjaan di berbagai perusahaan di negara Perancis ini bergantung pada kepercayaan atau trust..."

" Jika Anda diberikan tanggungjawab atas tugas di sebuah wilayah..., maka Anda akan diberikan kuasa yang besar..."


" Kerana efisiensi biaya..., kami tidak akan memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu...., dan hampir semua perusahan besar di Perancis ini mirip dengan sistem transport  di negeri ini...."

"Oleh sebab itu..., kami tidak bisa menerima Anda.., Miss.
Dan saya berani katakan..., di negara kami bahkan seluruh Eropah..., tidak akan ada syarikat yang mahu menggunakan khidmat Anda...."

Pada saat itu..., wanita ini seperti tertampar dan terbangun dari mimpinya..., dan merasa sangat menyesal. 

Tapi..., penyesalan selalu datang terlambat...; 'ketika nasi sudah jadi bubur atau peristiwa buruk telah terjadi '.

Perkataan manager yang terakhir..., membuat hatinya bergetar dan sangat menyesal.

Ia akhirnya terdiam seribu bahasa..., tidak bisa berkata apapun.

Ada pesan moral yang sangat berharga yang boleh kita petik dari kisah nyata mahasiswi pintar tersebut.

Moral dan Etika itu amat sangat penting..., bahkan ditempatkan di atas kepintaran..., kecerdasan atau kegeniusan.

Dalam kehidupan sosial..., moral dan etika seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran intelektual.

Tetapi IQ atau kepintaran..., bagaimanapun tingginya..., tidak akan boleh menolong etika moral dan integriti yang buruk.

Samuel Johnson (1709-1784)..., Sastrawan Britain (UK) mengatakan...:

" Knowledge without integrity is dangerous and dreadful..."
(Pengetahuan tanpa integriti pasti berbahaya dan mengerikan...).

Clive S Lewis (1898-1963)..., Profesor di University of Oxford dan penulis novel terkenal Britain (UK) mengatakan...:

"Integrity adalah melakukan hal yang benar ketika tidak ada yang melihat. Integrity dan kejujuran adalah kekayaan paling jarang dimiliki manusia.."

Tetap SEMANGAT Dan Bagus Untuk Sebuah Renungan Kehidupan.!!

Author; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi image ; 
www.canva.com

No comments