Apa Lagi Yang Ayah Inginkan Dariku?

"Apa Lagi Yang Ayah Inginkan Dariku?"

Tiba-tiba saja pada petang itu Ayah, mahu bicara denganku padahal sudah lama juga Ayah tak menegurku, Apalagi kalau beliau melihat Aku lagi asyik dengan gadget ditanganku.

"Marsya, bolehkah Ayah meminta satu hal, Nak?" ucap ayah lirih.

"Apa lagi yang Ayah inginkan dariku?", jawab ku acuh sambil terus memainkan game di gadget yang Aku pegang.

"Ayah ingin, melihat kamu menjadi seorang Muslimah yang baik. Setidaknya, mulailah dengan memakai baju yang lebih sopan. Namun, Ayah ingin sekali melihatmu memakai hijab Nak," sambung Ayah.

"Aku belum siap Ayah. Kenapa harus berhijab, bukankah yang penting adalah hatinya?" jawabku dengan suara agak meninggi..

Aku menganggap permintaan Ayahku kali ini berlebihan.
Kerana bagiku, kelakuan dan perbuatan yang baik lebih utama dibandingkan sekedar membungkus rapat seluruh tubuh.

Dan kali ini, Aku tak mau berdebat dengan Ayah, tentang permintaan beliau...Walau berulang kali di ungkapkan, dan dengan berbagai dalih di kemukakan.

"Marsya, setiap kali Ayah melihatmu melangkah keluar rumah dengan baju sangat minim seperti itu, sama seperti mendorong Ayah sejengkal demi sejengkal menuju Neraka, Nak."

Ucap Ayah suatu ketika, tiap kali Aku keluar rumah dengan memakai baju kebesaranku, 'hot pants', 'mini skirt' dan 'tank top'.

Dan anehnya kini, saat auratku tertutup rapat, justru Ayah dan juga seluruh keluarga besarku menangisiku.

"Bukankah Aku sudah seperti apa yang Ayah inginkan?"
"Menutup aurat, dari kepala hingga kaki".

Tangisan Ayah makin menjadi deras, tatkala Aku perlahan di bawa pergi...Baru Aku sadari, ternyata bukan hanya auratku yang tertutup.
Namun seluruh jasadku, terbungkus, selimut kain putih, kain Kafan.!![]
Adaptasi Status by Yani Santoso
Editor; Romy Mantovani
Kredit Ilustrasi Image; pinterest.com