#7 SOLUSI DAN MAKNA BISNIS YANG HIJRAH
#7 SOLUSI DAN MAKNA BISNIS YANG HIJRAH
Setelah bubaran habis majelis, seperti biasa Saya bersalam-salaman dengan para jamaah. Sambil salaman, ada jamaah yang minta didoakan, Saya jawab :"Kebalik pak, Saya yang seharusnya minta didoakan, doakan pak, sedang hijrah."
Sejurus kemudian dia bertanya,
"Lho, Kang Rendy baru ngerti riba sekarang?"
Saya pun tersenyum, tidak melanjutkan lagi membalas obrolan, hanya minta didoakan.
Be Smart,Read More;
WINNERS VS LOSERS; 'DISTRAKSI KOMPETISI
MARKET EVOLUTION ; "Bangunlah Organisasi Bisnis Yang DNAnya Cepat Berevolusi"
***
Ketika kita berbicara bisnis yang hijrah, yang terbersit di kepala kita hanyalah pada konsep Muamalahnya saja : riba dan tidak riba. Padahal makna hijrah ini luas.
Pertama, Hijrah pada obsesi bisnisnya. Yang semula obsesinya untuk pembuktian diri, mempertunjukkan eksistensi, bergerak menuju obsesi penghambaan saja. Jika bisnis besar, banyak manfaat untuk market, karyawan, vendor, insyaAllah berkah. Cukup sampai disitu saja.Kedua, Hijrah pada priority bisnisnya. Yang semula memprioritykan meeting di atas Adzan, kali ini stop dulu, Shalat fardhu berjamaah tepat waktu. Kalau Adzan berhenti. Yang semula memprioritykan meeting hingga larut malam, kali ini istirahat cepat, ba'da Isya' sudah tidak ada agenda. Fokuskan bangun malam. Fokus pada keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta'ala , minta diajari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, fokus taat.
Ketiga, Hijrah pada Adab Berbisnisnya. Yang dahulu melihat kompetitor/pesaing sebagai pengambil rezeki, kali ini meyakini bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala , atur semua rezeky. Fokus Hamba adalah berbuat terbaik pada layanan bisnis, memperbaiki produk, menjaga customer. Tidak terbawa pada seling dengki satu sama lain.
Keempat, Hijrah pada Syahwat Bisnisnya. Syahwat bisnisnya terjaga. Maka langkahnya terukur. Andai memutuskan ekspansi tidak meresikokan orang banyak. Maka syahwatnya terjaga pada bisnis yang sustain (sustainable business/bisnis yang berkelanjutan) namun juga bertumbuh baik.
Kelima, Hijrah Pada Keputusan Pola Keuangannya. Mengambil deviden secukupnya, memaksimalkan raihan profit yang ada untuk pertumbuhan bisnis. Mengambil porsi zakat dan sedekah diawal. Bukan rakus atas deviden, dan mendahulukan kehidupan pribadi.
Keenam, Hijrah Pada Cita-Cita Tertingginya. Yang semula diniatkan untuk dimiliki sendiri, dimiliki keluarga, kemudian diniatkan untuk diwakafkan. Membangun perusahaan yang kokoh, yang nantinya hasilnya untuk Ummat. Fokus meninggalkan wakaf, memanjangkan manfaat.
Ketujuh, Hijrah Pada Ego Dirinya. Yang semula menghebatkan diri, menghebatkan akal, kemudian bergerak menyadari bahwa semua karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Belajar merunduk. Belajar melandai. Belajar keluar dari tepuk tangan riuh. Belajar menyedikitkan pujian makhluk. Berfokus pada apa yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala nilai pada diri saja. Cukup.
***
Hijrah ini luas. Bergerak menuju keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Maka maknanya luas. Jika dimasukkan kedalam definisi bisnis, Hijrah tidak berhenti di Bab Riba dan Tidak Riba saja, Tapi mendalam sampai titik fundamental.
Semoga yang sedang memutuskan berhijrah, dikuatkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Disayangi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya. Terima kasih.
Via, KR Business Notes
Author: Rendy Saputra
Editor ;HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Image by GoogleImage
No comments
Post a Comment