Lasykar Yanissari@Utsmaniyah“Pasukan Paling Ditakuti Di Dunia”

Crowly juga menggambarkan proses perekrutan/kaderisasi pasukan Yanissari yang sangat ketat. “Bila ayahnya adalah anggota Yanissari, maka anaknya kemudian menjadi Yanissari, tanpa diketahui siapapun. Hanya Sultan yang mengetahuinya,” tutur Crowly lagi. Begitu kehebatan pasukan unit elit ini.

<img src="lasykar Yanissari.jpg" alt=" Lasykar Yanissari@Utsmaniyah“Pasukan Paling Ditakuti Di Dunia” ">
                                                  lustrasi Tentera Elit Janissari                               

Nota Editor;
Sengaja saya angkat kembali kisah ini untuk refresh blog ini yang sudah lama terabai-tanpa ada postingan.Artikel ini telah saya posting beberapa tahun dulu di blog saya FortunaDream.com.
Kisah tentang kehebatan dan kemasyhuran pasukan tentara elit Kerajaan Uthmaniah ini tidak akan pernah luput ditelan zaman.Semoga dapat Lasykar Yanissari@Utsmaniyah“Pasukan Paling Ditakuti Di Dunia”kembali memberi semangat kepada kita dan pasukan-pasukan tentara Islam untuk menghadapi realati dunia yang semakin mencabar ini.Selamat membaca.Terimakasih.

Lasykar Yanissari@Utsmaniyah“Pasukan Paling Ditakuti Di Dunia”

ERA kini mungkin tidak ramai  yang mengenal Unit Lasykar Yanissari. Mungkin yang lebih dikenali dan popular adalah  istilah “knight templar” ataupun “three muskeeter”. Padahal,di abad pertengahan lalu, pasukan Yanissari inilah yang sangat ditakuti dunia. Pasukan Salib luluh-lantak tatkala berhadapan dengan tentara Yanissari. Kisahnya terjadi tatkala Kesultanan Utsmaniyah menguasai separuh belahan dunia di abad pertengahan lalu.

Yanissari adalah sebutan untuk kelompok pasukan elit Utsmaniyah. Pasukan ini dibentuk kali pertama tatkala Murad I menjadi Sultan Ustamaniyah. Menurut Felix Siauw, penulis buku “Muhammad Al Fatih 1453″, pasukan elit dalam Islam sebenarnya sudah dibentuk sejak era Utsman bin Affan Radhiallaahu'anh menjadi Khalifah, di abad 7 Masehi lalu. “Utsmaniyah kemudian mengembangkan lagi pasukan elit seperti yang dilakukan Khalifah Utsman Radhiallaahu'anh, itulah Yanissari itu,” tuturnya kepada website Mahkamah.com, beberapa waktu lalu.

Roger Crowly, penulis buku “1453 Detik-Detik Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Islam”, sempat menggambarkan ringkas tentang keperkasaan Yanissari. Peneliti asal England  itu menggambarkan pasukan Yanissari sempat membikin merinding tentara Kristian yang mempertahankan Konstantinopel, ibukota Romawi(Rom), tatkala diserbu oleh pasukan Utsmaniyah. Pasukan itu, tulis Crowly lagi, seperti tak takut kematian, memiliki kepakaran beladiri yang sangat tinggi, berperang seperti singa padang pasir.

Crowly juga menggambarkan proses perekrutan/kaderisasi pasukan Yanissari yang sangat ketat. “Bila ayahnya adalah anggota Yanissari, maka anaknya kemudian menjadi Yanissari, tanpa diketahui siapapun. Hanya Sultan yang mengetahuinya,” tutur Crowly lagi. Begitu kehebatan pasukan unit elit ini.

Di era kerajaan Utsmaniyah menguasai dunia, memang warga Eropah sekalipun berlomba-lomba agar anaknya bisa masuk menjadi pasukan Yanissari. Ini digambarkan terang oleh sejarahwan Yunani, Dimitri Kitsikis. Dalam bukunya, "Turk Yunan Imparatorlugu", Dimitri melukiskan banyak keluarga Kristian yang bernafsu memasukkan anak lelakinya menjadi pasukan Yanissari. Kerana dengan bergabung menjadi Yanissari, menurut Dimitri lagi, bisa memberikan kemajuan keluarganya secara sosial.

Dimitri melukiskan lagi, kala Yunani di bawah kekuasaan Utsmaniyah, lulusan Yanissari kemungkinan besar diangkat menjadi Wazir Agung,Gobernur General dan pegawai teras Utsmaniyah lainnya. Tak hairan banyak warga yang ingin anaknya bergabung dengan Yanissari.

<img src="lasykar Yanissari.jpg" alt=" Lasykar Yanissari@Utsmaniyah“Pasukan Paling Ditakuti Di Dunia” ">
                                 Ilustrasi lasykar Yanissari



Dalam gambaran Crowly lagi, kala berperang, pasukan Yanissari inilah penggedor tembok terakhir Konstantinopel. “Mereka sangat terlatih, tidak pernah ada pasukan Kristian seperti pasukan itu,” papar Crowly lagi. Pasukan Yanissari ini memang sangat disegani.Crowly menceritakan, pasukan itu bisa tidur di padang pasir, kemudian bangun dan langsung siap berperang. Begitulah dahsyatnya.

Felix Siauw, juga menuturkan, selain dibekali kemampuan tempur tingkat tinggi, pasukan Yanissari juga sangat unggul dari sisi keimanan. “Ketika Sultan Al Fatih berhasil menjebol benteng Konstantinopel, dia langsung mengumpulkan seluruh prajurit Yanissari di Masjid Hagia Sophia untuk melaksanakan sholat berjamaah pertama kalinya. Mereka memilih siapa yang layak menjadi imam,” kisah Felix lagi. Hampir seluruh pasukan Yanissari, tutur Felix lagi, tak pernah meninggalkan sholat lima waktu dan sholat sunnat. “Mereka sangat Islamik sekali,” katanya.

Tak hairan, Lord Kinross, peneliti asal England dalam bukunya "The Ottoman Centuries: The Rise and the Fall of Turkish Empire" tak kuasa untuk melukiskan tentang rahasia keperkasaan pasukan Utsmani tersebut. Dia mengutip seorang pengembara bernama Bertrand de Broquiere yang melukiskan,”Pasukan Utsmani sangat cepat gerakannya.Seratus pasukan Kristian akan jauh lebih gaduh/bising dari sepuluh ribu pasukan Utsmani tatkala diperintah untuk bergerak.

Tatkala genderang perang telah ditabuh, maka dengan segera mereka akan bergerak, mereka tidak berhenti melangkah hingga komando dikeluarkan. Mereka adalah pasukan yang terlatih. Dalam semalam mereka mampu melakukan tiga kali ganda perjalanan yang dilakukan musuh-musuhnya orang-orang Kristian”.

Di Kesultanan Utsmaniyah, pasukan Yanisari ini juga berperan sebagai pasukan pengawal Sultan. Pasukan Yanissari inilah yang kemudian ditiru oleh Barat. Di abad 18, beberapa negara Barat membentuk Musketeer, pasukan pengawal Presiden atau Raja. Kepakaran pasukan Yanissari ini juga yang kemudian diadopsi oleh CIA, FBI, Mossad, dan lembaga intelijen lainnya.
[Courtesy to MAHKAMAH.CO/muslimina]

No comments