Asal Muasal Layang-Layang Tertua di Dunia dari Pulau Muna
fazryan87.blogspot.com- Hey Dude,!
Permainan Layang-layang sangat sesuai dimainkan di negara kepulauan Nusantara ini yang kini disebut sebagai rantau Asia Tenggara, kerana terdapat beberapa tempat yang mempunyai aliran dan tiupan angin yang kencang dan cukup baik untuk bermain layang-layang.
Oleh demikian,telah banyak diadakan pertandingan -festival layang-layang moden dan tradisional dirantau ini,yang disertai oleh peserta dari bebagai negara dunia.Dan disediakan hadiah-hadiah yang menarik.
Ada catatan yang menyebutkan bahwa permainan layang-layang telah ada di Tanah Besar China sejak tahun 2500 Sebelum Masehi(SM).
Konon didongengkan, layang-layang pertama berasal dari caping petani Cina yang melayang kerana diterbangkan angin.
Namun setelah ada penemuan bukti baru-baru ini tentang sebuah lukisan orang yang sedang bermain layang-layang pada dinding gua di daerah Sulawesi Tenggara,Indonesia Timur.
(Gambar Layang-layang moden dari Malaysia)
Gua ini diperkirakan pernah ditinggali manusia suku Muna pada zaman batu.
Layang-layang tradisional suku Muna bernama “Kaghati Kolope”. Layang-layang ini masih dibuat hingga sekarang,
Kaghati terbuat dari daun ubi hutan yang disebut kolophe dan bambu rami. Benangnya terbuat dari serat nenas. Kaghati sering mengikuti festival layang-layang dalam negara Indonesia maupun festival internasional. Kaghati pernah mendapatkan penghargaan dari kalangan pecinta layang-layang sebagai layang-layang paling alami yang masih bertahan hingga saat ini.
Kaghati Kolope : Layang-Layang Tertua di Dunia dari Pulau Muna,
(FOTO:“Kaghati Kolope” Layang-Layang Daun Muna)
Layang-layang tradisional dari Pulau Muna ini terbuat dari lembaran daun kolope (daun gadung-daun ubi hutan) yang telah kering kemudian dipotong ujung-ujungnya. Satu per satu daun tersebut dijahit dengan lidi dari bambu sebagai rangka layangan, sementara talinya dijalin dari serat nenas hutan.
Permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Muna.
Wolfgong Bick berasal dari Jerman dan merupakan salah seorang Counsultant of Kite Aerial Photography Scientific Use of Kite Aerial Photography.
Awal penelitiannya dilatar-belakangi saat Festival Layang-Layang Dunia di Perancis tahun 1997. Saat itu layangan Kaghati Kolope dari Indonesia tampil sebagai juara mengalahkan Jerman. Hal ini membuatnya berkeinginan menelusuri keunikan Kaghati Kolope dan mengantarkannya ke Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Tepatnya di Gua Sugi Patani, Desa Liang kobori sekitar 8 km dari Raha, ibu kota Pulau Muna. Gua ini berada di sebuah bukit setinggi 80 meter dengan kemiringan 90derajat.
Dalam penelitiannya Wolfgong Bick melihat sendiri lukisan tangan manusia yang menggambarkan layang-layang di dalam Gua Sugi Patani, Desa Liangkobori. Di situs prasejarah tersebut tergambar seseorang sedang bermain layang-layang di dinding batunya dengan menggunakan tinta warna merah dari oker (campuran tanah liat dengan getah pohon). Gambar itu sudah dicoba untuk dihapus tetapi tidak bisa.
Penemuan lukisan di Gua Sugi Patani dikatakan Wolfgong Bick telah mematahkan klaim bahwa layangan pertama berasal dari China pada 2.400 tahun lalu. Layangan yang ditemukan di China menggunakan bahan kain parasut dan batang almunium.
Sementara layangan dari Pulau Muna terbuat dari bahan alam dan telah menjadi bagian kehidupan masyarakatnya. Bieck meyakini, layangan pertama di dunia berasal dari Muna, bukan dari China.
Wolfgong Bick mengambil foto-foto dalam gua tersebut kemudian menuliskan penelitiannya dalam artikel berjudul ”The First Kiteman” di sebuah majalah Jerman tahun 2003.
Selain kaghati, di Pulau Muna ada kamanu-manu yaitu layangan yang terbuat dari tiga helai daun kolope atau daun gadung lalu di rangkai dengan lidi (lio) yang terbuat dari bambu dan dianyam dimana di bagian kiri kanan lidi ditaruh bulu ayam.
Silahkan baca juga artikel ini;Sejarah Dan Fungsi Layang Layang
________________
Courtesy indonesia.travel/id/
Permainan Layang-layang sangat sesuai dimainkan di negara kepulauan Nusantara ini yang kini disebut sebagai rantau Asia Tenggara, kerana terdapat beberapa tempat yang mempunyai aliran dan tiupan angin yang kencang dan cukup baik untuk bermain layang-layang.
Oleh demikian,telah banyak diadakan pertandingan -festival layang-layang moden dan tradisional dirantau ini,yang disertai oleh peserta dari bebagai negara dunia.Dan disediakan hadiah-hadiah yang menarik.
Ada catatan yang menyebutkan bahwa permainan layang-layang telah ada di Tanah Besar China sejak tahun 2500 Sebelum Masehi(SM).
Konon didongengkan, layang-layang pertama berasal dari caping petani Cina yang melayang kerana diterbangkan angin.
Namun setelah ada penemuan bukti baru-baru ini tentang sebuah lukisan orang yang sedang bermain layang-layang pada dinding gua di daerah Sulawesi Tenggara,Indonesia Timur.
(Gambar Layang-layang moden dari Malaysia)
Gua ini diperkirakan pernah ditinggali manusia suku Muna pada zaman batu.
Layang-layang tradisional suku Muna bernama “Kaghati Kolope”. Layang-layang ini masih dibuat hingga sekarang,
Kaghati terbuat dari daun ubi hutan yang disebut kolophe dan bambu rami. Benangnya terbuat dari serat nenas. Kaghati sering mengikuti festival layang-layang dalam negara Indonesia maupun festival internasional. Kaghati pernah mendapatkan penghargaan dari kalangan pecinta layang-layang sebagai layang-layang paling alami yang masih bertahan hingga saat ini.
Kaghati Kolope : Layang-Layang Tertua di Dunia dari Pulau Muna,
(FOTO:“Kaghati Kolope” Layang-Layang Daun Muna)
Layang-layang tradisional dari Pulau Muna ini terbuat dari lembaran daun kolope (daun gadung-daun ubi hutan) yang telah kering kemudian dipotong ujung-ujungnya. Satu per satu daun tersebut dijahit dengan lidi dari bambu sebagai rangka layangan, sementara talinya dijalin dari serat nenas hutan.
Permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Muna.
Wolfgong Bick berasal dari Jerman dan merupakan salah seorang Counsultant of Kite Aerial Photography Scientific Use of Kite Aerial Photography.
Awal penelitiannya dilatar-belakangi saat Festival Layang-Layang Dunia di Perancis tahun 1997. Saat itu layangan Kaghati Kolope dari Indonesia tampil sebagai juara mengalahkan Jerman. Hal ini membuatnya berkeinginan menelusuri keunikan Kaghati Kolope dan mengantarkannya ke Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Tepatnya di Gua Sugi Patani, Desa Liang kobori sekitar 8 km dari Raha, ibu kota Pulau Muna. Gua ini berada di sebuah bukit setinggi 80 meter dengan kemiringan 90derajat.
Dalam penelitiannya Wolfgong Bick melihat sendiri lukisan tangan manusia yang menggambarkan layang-layang di dalam Gua Sugi Patani, Desa Liangkobori. Di situs prasejarah tersebut tergambar seseorang sedang bermain layang-layang di dinding batunya dengan menggunakan tinta warna merah dari oker (campuran tanah liat dengan getah pohon). Gambar itu sudah dicoba untuk dihapus tetapi tidak bisa.
Penemuan lukisan di Gua Sugi Patani dikatakan Wolfgong Bick telah mematahkan klaim bahwa layangan pertama berasal dari China pada 2.400 tahun lalu. Layangan yang ditemukan di China menggunakan bahan kain parasut dan batang almunium.
Sementara layangan dari Pulau Muna terbuat dari bahan alam dan telah menjadi bagian kehidupan masyarakatnya. Bieck meyakini, layangan pertama di dunia berasal dari Muna, bukan dari China.
Wolfgong Bick mengambil foto-foto dalam gua tersebut kemudian menuliskan penelitiannya dalam artikel berjudul ”The First Kiteman” di sebuah majalah Jerman tahun 2003.
Selain kaghati, di Pulau Muna ada kamanu-manu yaitu layangan yang terbuat dari tiga helai daun kolope atau daun gadung lalu di rangkai dengan lidi (lio) yang terbuat dari bambu dan dianyam dimana di bagian kiri kanan lidi ditaruh bulu ayam.
Silahkan baca juga artikel ini;Sejarah Dan Fungsi Layang Layang
________________
Courtesy indonesia.travel/id/
No comments
Post a Comment