KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [145]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [145]">
Ilustrasi Image by pinterest.com

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [145]

KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم

  • Bagian-145

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

       Perjalanan Pasukan Usro

      FORTUNA MEDIA -- Pasukan ini dinamakan pasukan Usro artinya pasukan yang berangkat dalam keadaan penuh kesulitan. Dalam perjalanan, pasukan melewati Al Hijr. Dahulu tempat ini merupakan kediaman kaum Tsamud yang durhaka. Di lembah itu orang-orang mengambil air untuk persediaan minum mengingat jalan masih sangat jauh.

         Namun, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

    "Janganlah kalian minum air di sini dan jangan pula dipergunakan untuk berwudhu. Adonan gandum yang telah kalian campurkan dengan air tadi berikan saja kepada unta, jangan kalian makan sedikit pun. Jangan kalian memasuki tempat-tempat yang dahulu dipergunakan kaum Tsamud untuk menganiaya diri mereka sendiri, nanti kalian akan tertimpa musibah seperti yang menimpa mereka, kecuali jika kalian adalah orang-orang yang suka menangis jika mengingat dosa."

      Rasulullah صلى الله عليه وسلم segera mempercepat jalannya melewati lembah tersebut sambil menundukkan kepala.

     Di suatu tempat, pasukan berkhemah dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم berpesan,

   "Malam ini janganlah kalian keluar jika tidak disertai seorang teman."

    Pesan itu disampaikan kerana Rasulullah صلى الله عليه وسلم  tahu bahwa tempat itu tidak pernah dilalui orang, dan hembusan pasir yang ganas sering mengubur orang mahupun binatang.

    Akan tetapi malam itu ada dua orang yang melanggar pesan 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Salah seorang menghilang dibawa angin dan yang satu lagi tewas tertimbun pasir.

    Perjalanan kembali dilanjutkan, tetapi para sahabat sangat khawatir kerana persediaan air mereka kini tidak cukup. Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun berdoa. Dengan izin Allah ىَلاعََت وَ ُهَناحَبْس,ُ awan hitam datang bergulung-gulung dan turunlah hujan lebat yang memenuhi keperluan semua orang.

    Pada lain saat, dalam perjalanan itu persediaan makanan menipis dan para sahabat menderita kelaparan. Mereka meminta izin kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم agar diperbolehkan menyembelih unta-unta. Namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم  memerintahkan agar semuanya mengumpulkan makanan yang tersisa.

     Setelah terkumpul 
Rasulullah صلى الله عليه وسلم berdoa. Setelah itu Beliau berkata, "Ambillah dan penuhilah kantong-kantong kalian."

     Maka para sahabat memenuhi kantong-kantong mereka sampai penuh. Kemudian mereka makan sampai kenyang, namun makanan itu masih tersisa. Rasulullah صلى الله عليه وسلم  pun mengucapkan kalimat syahadat dan bersabda,

    "Tidaklah seorang hamba pun yang mengucapkan kalimat itu tanpa ragu, maka kelak ketika berhadapan dengan Allah, ia pasti akan masuk syurga."

     Keberanian Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya menantang kekuatan yang jauh lebih besar, bersumber pada rasa percaya diri. Orang Islam adalah kaum yang sepatutnya percaya kepada diri sendiri. Sebab kekuatan yang ada pada dirinya digantungkannya kepada kekuatan yang mengatur alam, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

    Pasukan Romawi (Rom) Mundur

    Akhirnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم tiba di Tabuk. Mereka segera menyiapkan diri untuk bertempur. Di hadapan pasukannya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berpidato dengan penuh semangat. Beliau mengingatkan akan kebaikan dunia dan akhirat yang bisa dicapai dengan berjuang sungguh-sungguh. Beliau juga memberi khabar gembira dan khabar kemenangan pasukan yang tadinya begitu letih, kini berubah menjadi pasukan berhati baja yang siap mati membela Islam.

    Kebulatan tekad pasukan Rasulullah صلى الله عليه وسلم  ini terdengar oleh musuh. Keberanian Romawi ciut mendengar kehebatan pasukan Muslimin menyeberangi gurun tandus dan cuaca yang sangat panas dan ganas dengan bekal seadanya.

   Tidak akan ada satu pun kekuatan yang mampu menahan pasukan setangguh itu. Dihantui rasa takut, pasukan Romawi yang tersohor itu pun bergerak mundur sebelum lawannya terlihat. Mereka berpencar dan kembali ke daerah masing-masing.

    Kemenangan tanpa bertempur ini melambungkan nama pasukan Islam. Berduyun-duyun, para pembesar di daerah-daerah perbatasan Romawi mendatangi Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk berdamai.

    Para penduduk Jarba, Adzruh dan Aila menyatakan tunduk di bawah pemerintahan Muslim.

    Penduduk suatu daerah yang tunduk kepada pemerintah Muslim namun tetap mempertahankan agama mereka, wajib membawa jizyah berupa sejumlah wang. Dengan demikian pasukan Muslimin akan datang membela apabila suatu saat musuh menyerang daerah itu.

    Penduduk Aila yang beragama Nasrani adalah termasuk di antara mereka yang membayar jizyah. Yuhanah bin Ru'bah pemimpin Aila datang dengan salib emas di dadanya. Ia membawa hadiah dan menandatangani perjanjian damai.  Rasulullah صلى الله عليه وسلم  pun memberinya mantel tenunan (woven coat/kot) Yaman dan menerima Yuhanah dengan santun.

    Namun Ukaidir bin Abdul Malik Al Kindi, orang Nasrani yang memimpin penduduk Dumatul Jandal, malah meminta bantuan pasukan Romawi untuk melawan tentara Muslimin. Maka, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan Khalid bin Walid beserta 500 pasukan berkuda untuk melawannya.

    Dengan diam-diam tapi sangat cepat Khalid bin Walid menyerang pada waktu malam. Ia berhasil menawan Ukaidir bin Abdul Malik Al Kindi yang tengah berburu lembu liar. Maka Dumatul Jandal pun takluk. Mereka menyerahkan 2.000 unta, 800 kambing, 400 wasaq gandum, dan 400 baju besi. Ukaidir bin Abdul Malik Al Kindi pun masuk Islam di hadapan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menjadi sekutu kaum Muslimin.

    Keperkasaan pasukan Muslimin bersumber dari rasa percaya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Siapa saja yang percaya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka dia tidak akan merasa takut mengarungi lautan kehidupan. Dia tidak percaya bahwa akan ada kekuatan di alam ini yang sanggup merintanginya kalau tidak diizinkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dia tidak percaya bahwa dia akan ditimpa bahaya, kalau tidak telah tertulis lebih dahulu dalam ilmu Allah Azza Wa Jalla. Dia selalu berbaik sangka kepada Allah Subhnahu Wa Ta'ala.[HSZ] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك

Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW

Editor ; Helmy Network

Ilustrasi Image, Doc ; Helmy Network


No comments