KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [135]
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [135]
KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-135
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Surat Hathib bin Abi Balta'ah
FORTUNA MEDIA -- Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan semua orang untuk mengadakan persiapan. Baginda memberi tahu bahwa sasaran mereka kali ini adalah Kota Makkah. Beliau pun berdo'a, "Ya Allah buatlah kaum Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar khabar ini, hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba."
Namun seorang sahabat yang bernama Hathib bin Abi Balta'ah menulis surat kepada Kaum Quraisy tentang rencana ini. Surat itu dibawa oleh Sarah, salah seorang budak(hamba sahaya) wanita yang diberi wang oleh Hathib. Setelah menyembunyikan surat dalam gulungan rambutnya wanita itu pun berangkat.
Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم diberi wahyu tentang hal tersebut sehingga baginda segera menyuruh Ali Bin Abi Thalib Karamllahu Wajhah dan Al Miqdad menyusul pembawa surat itu. Keduanya pun memacu kudanya kencang-kencang. Mereka berhasil menyusul Sarah dan berkata, "Serahkan surat yang kau bawa!"
"Aku tidak membawa sepucuk surat pun."
Sayidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah dan Al Miqdad meggeledah haiwan tunggangan dan barang bawaan wanita itu dengan teliti. Ketika tidak juga menemukan apa yang dicari, Ali Bin Abi Thalib berkata, "Aku bersumpah bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah berbohong. Jika engkau tidak menyerahkan surat itu, kami benar-benar akan memeriksa dirimu!"
Mengetahui kesungguhan Sayidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah, wanita itu pun menyerahkan suratnya. Setelah surat itu sampai di tangannya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanggil Hathib, "Apa ini wahai Hathib?"
"Rasulullah," jawab Hathib, "demi Allah, saya tetap beriman kepada Allah dan Rasulullah. Sedikit pun tidak ada perubahan pada diri saya. Namun, saya mempunyai seorang anak dan keluarga di tengah-tengah Kaum Quraisy. ltu sebabnya saya hendak memberitahu mereka."
Sayidina Umar bin Khatab Radhiallahu 'Anhu maju dan berkata, "Rasullulah, serahkan kepada saya, akan saya penggal lehernya. Orang ini bermuka dua."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Wahai Umar, sesungguhnya ia pernah ikut dalam Perang Badar. Apakah kau tahu kalau Allah meninggikan martabat orang yang turut dalam Perang Badar, lalu Allah menitahkan, "Berbuatlah sekehendak kalian, kalian Ku ampuni?"
Sayidina Umar bin Khatab Radhiallahu 'Anhu pun menangis sambil berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."
Saat berhadapan dengan musuh, kemampuan menyimpan rahasia menjadi sangat penting. Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu melaporkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda, "Manusia lebih banyak tergelincir kerana mulutnya daripada kerana kakinya."
Kerahasiaan dalam gerakan ke Kota Makkah ini diperlukan agar pasukan Muslimin mampu memberikan kejutan, sehingga Kota Makkah bisa takluk tanpa pertumpahan darah.
Pasukan kaum Muslimin Berangkat
Akhirnya berangkatlah pasukan Muslimin. Saat itu adalah tahun ke-8 Hijriyah. Di tengah perjalanan, suku demi suku datang bergabung. Kerana itu ketika tiba di Marr Az Zhahran, jumlah mereka mencapai 10.000 orang! Jumlah yang belum pernah disaksikan dalam sejarah Madinah.
Pihak kaum Quraisy yang sampai saat itu belum tahu adanya bahaya akhirnya mulai curiga. Mereka mengutus Abu Sufyan untuk mengetahui apa yang terjadi.
Suatu malam ketika Abu Sufyan sedang mengintai, dipergoki (ditangkap) Abbas paman Rasulullah صلى الله عليه وسلم Abbas membawa Abu Sufyan ke perkemahan kaum Muslimin. Keesokan harinya Ia diterima Rasulullah صلى الله عليه وسلم di dalam Tenda (kemah) baginda.
"Kasihan engkau Abu Sufyan," sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم. "Bukankah sudah saatnya bagimu mengetahui, bahwa tiada Tuhan selain Allah?"
"Demi Ayah dan Ibuku," jawab Abu Sufyan. "Engkau Sungguh orang yang murah hati, mulia dan menjaga hubungan kekeluargaan. Aku memang sudah menduga bahwa tiada Tuhan selain Allah itu sudah mencukupi segalanya."
"Kasihan engkau wahai Abu Sufyan," demikian sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم lagi. "Bukankah tiba waktunya engkau harus mengetahui bahwa aku Rasulullah?"
"Demi Ayah, Ibuku, Engkau sungguh bijaksana, pemurah dan suka menjaga hubungan kekeluargaan, namun untuk mengakui engkau adalah utusan Allah masih ada ganjalan di hatiku.
Akhirnya, Abbas pun turun bicara, "Celaka engkau Abu Sufyan bersaksilah bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, sebelum beliau menghukum mati engkau kerana permusuhan keras yang telah engkau lancarkan pada Islam!"
Abu Sufyan pun memeluk Islam. Kemudian Abbas berbisik, "Wahai Rasulullah, Abu Sufyan adalah orang yang suka membanggakan diri, maka berilah dia sedikit kebanggaan."
"Baiklah," sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم "Barangsiapa yang berlindung di rumah Abu Sufyan, dirinya akan aman. Barangsiapa yang memasuki Masjidil Haram, juga akan aman."
Setelah itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم meminta Abbas memperlihatkan keagungan pasukan Muslimin.
Dari atas bukit, Abbas dan Abu Sufyan melihat pasukan lewat barisan demi barisan. Begitu melihat bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم dikelilingi pasukan Muhajirin dan Anshar, Abu Sufyan berkata, "Tidak seorang pun sanggup menghadapi mereka Abbas, kerajaan keponakanmu akan menjadi besar!"
"Wahai Abu Sufyan, ini bukan kerajaan melainkan ke-Nabian,"
"Kalau begitu akan lebih bagus lagi."
Untuk mengelabui musuh, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengirim patroli kecil di bawah pimpinan Abu Qatadah ke arah Batan ldam 30 mile dari Kota Madinah ke arah Negeri Syria. Tujuan ekspedisi ini untuk memberi kesan kepada orang Quraisy bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan mengadakan serangan ke sana, bukan ke Kota Makkah. [HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc ; Helmy Network
No comments
Post a Comment