KISAH SUFI, SANG KYAI [25]
Image by pinterest.com/
KISAH SUFI, SANG KYAI [25]
- Pada siri ke-24. dalam perjalanan hidup Sang Kyai yang kini sudah berumahtangga, beliau dipertemukan dengan seorang wanita tua tukang urut/pijat yang juga mempunyai ilmu batin yang tidak kurang hebatnya.
- Dan pada artikel ini kita tampilkan kisah yang seperti kebiasaan dalam pengembaraan rohaninya Sang Kyai, kembali menjalani pengalaman me-raga sukma, dimana rohnya akan bergentayangan ke alam ghaib. Mari kita simak apa-apa yang beliau temukan dalam pengembaraan rohaniyah raga sukmanya. InsyaAllah.
"Dewi Lanjar Penguasa Laut Utara"FORTUNA MEDIA - Perjalanan manusia untuk mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai Rabbnya, sebenarnya tak jauh, menjadi jauh kerana semakin beragamnya keinginan nafsu. Semakin banyak lagi yang diinginkan oleh nafsu, kesenangan-kesenangan yang bersifat kepuasan, entah kepuasan zahir atau kepuasan batin. Maka makin jauh perjalanan yang harus ditempuh untuk menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala Sekian tahun, yang dilewati oleh manusia itu gelora samudra kepuasannya, yang dilewati manusia itu padang gersang ketamakannya akan kesenangan. Andai saja manusia itu mahu melepaskan segala macam keinginan. Ingin dipuji. Ingin diagungkan. Ingin dihormati. Ingin punya kedudukan dan pangkat, pangkat di hadapan manusia. Mahupun pangkat di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Maka jika semua itu (keinginan nafsu duniawi) telah tidak ada yang bersemayam segala macam keinginan, ketika Nur makrifat itu melintas di lapangan hati manusia yang bersih dari keinginan. Maka cahaya itu akan menumbuhkan aneka macam pertumbuhan ilmu dan hikmah. Tak perlu manusia itu menjadi sakti, atau belajar agar sakti, Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu lebih sakti dari semua yang Dia ciptakan, dan 'wafadhalallahu ba’dakum ala ba’din', Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu akan memberikan berbagai anugerah keutamaan, kepada hamba yang satu dari hamba yang lain, sesuai kadar ketaqwaannya, dan ketaqwaan itu terukur sesuai kadar keikhlasannya, dan keikhlasan itu ada kerana faham dan tahu. Jika dia tidak ikhlas itu maka tak ada nilainya suatu kadar bobotnya ibadah. Dan untuk menjadi Mukhlisin atau orang yang ikhlas itu tidak cukup sehari dua hari hati digosok, kerana kecenderungan nafsu menguasai hati, dan ditambah dengan khotir atau bisikan-bisikan syaitan yang menanamkan bibit virus, akan subur berkembang.
Jika apa yang dimakan manusia kemudian adalah sesuatu yang diharamkan. Tidak ada seorangpun yang ma’sum dan terjaga dari tipu daya, kecuali Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.Dan kita sebagai manusia biasa, seringkali mudah tertipu.Tertipu oleh prasangka dan ketidakpastian. Seperti Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. ketika ditemui Jibril dalam berbagai bentuk, lalu Nabi tak tertipu dengan perubahan bentuk yang satu pada bentuk yang lain. Sementara terkadang kita jika ditemui oleh bayangan di dalam mimpi. Seorang yang memakai jubah, lalu kita menyangka itu seorang wali, padahal syaitan amat mudah menyerupai dalam bentuk apapun, untuk menipu daya manusia, agar kita kemudian menjalankan amaliyah bukan lagi kerana mencari redha Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tetapi kerana menuruti orang yang berjubah itu.
Malam itu Aku meraga sukma lagi, kali ini arah ke utara dari Desaku. Melayang-layang di atas kota. Lalu Aku lihat seperti sesuatu aura amat hitam menggantung di udara, melingkupi suatu Daerah. Aku coba mendekat. Dan Aku masuk ke rumah itu ternyata sebuah hospital, sebab banyak sekali pasien, yang Aku hairan banyak sekali hantu bergentayangan di hospital itu. Dari gambar salib yang tergantung di dinding, Aku menyangka ini pasti hospital kristian. Aku lewati lorong demi lorong hospital. Dan setiap hantu yang bertemu denganku menjerit lalu kabur. Ada perempuan berbaju putih. Ada hanya kepala. Ada orang yang tubuhnya penuh darah, dan lain-lain. Jika ku sebut satu persatu rasanya tak akan selesai seharian. Tiba-tiba seorang hantu berpakaian pastor zaman dulu-dulu atau zaman sekarang Aku tak tahu, yang jelas dia berpakaian hitam, dengan selempang di pundak, dan ada kerah/kolar putih di lehernya. Dia menghadangku.
“Berhenti, enyah dari sini, kau membuat penghuni sini semua kepanasan.” ujarnya, sambil mengacungkan batang salib kearahku.
“Aku hanya lewat disini, bagaimana kau anggap Aku membuat penghuni sini kepanasan?” tanyaku.
“Nyatanya seperti itu.” bentaknya.
“Bagaimana mungkin Aku menjadikan kalian
menjadi kepanasan?” kataku masih hairan.
“Kenyataannya seperti itu, aku juga tak tahu,
apakah kau ini arwah orang mati?” tanya pastor
itu.
“Aku? Aku belum mati.” kataku.
“Lalu kenapa kau bisa masuk alam kami? ”
tanyanya.
“Aku melepas sukma.” jelasku.
“Sudah sekarang kau pergi, kau membuat
seluruh tempat ini seperti terbakar.” katanya
seperti menahan sakit.
“Jika Aku tak mahu?”
“Maka aku akan mengusirmu.” katanya sambil jari
telunjuknya terangkat.
Dan aneh dari jari telunjuknya keluar kilatan
letrik seperti kilat kecil, menyerangku. Untung Aku ingat Aku ini sukma. Aku pun melompat
melayang menghindari serangannya, yang
menghantam dinding dan menimbulkan dentuman
dahsyat.
Wah, sakti juga pastor ini, Aku jadi ingat, kata
Kyaiku, kalau di alam ghaib itu jika ingin
mengeluarkan sesuatu apa, maka tinggal menzikirkan
salah satu zikir dan membayangkan apa yang
kita inginkan keluar dari tangan.
Maka Aku pun melakukan itu dan membayangkan
petir keluar dari tanganku. Dan Subhanallah,
benar-benar petir yang menyilaukan mata keluar
dari tanganku, melesat seperti pijaran kilat di
langit menerjang ke arah pastor itu, dia
menghindar sampai bergulingan di lantai. Dan
ujung bajunya tersambar segera menjadi bubuk
debu.
Aku terhairan-hairan, dan melihat tengah tapak
tanganku yang mengeluarkan asap.
Tiba-tiba beberapa pastor datang. Ada sekitar
tujuh orang, dan serempak menyerangku..
Aku terdesak sampai ke pintu besi dan tempat
penjagaan security.
Aku masih melakukan adu kekuatan, dan saling
serang dengan petir, sampai Aku akhirnya
terdesak keluar pagar.
Ah percuma-sia2 juga ku lawan, tak ada manfaatnya,
lebih baik aku pergi.
Aku pun pergi, melesat ke udara, dan melayang-layang perlahan meninggalkan tempat itu, sambil
melihat kota dari atas.
Sampailah Aku di persawahan. Di mana banyak
pohon pisang, dan kembang-bunga krokot, Aku berhenti
sebab mendengar ada yang mengucap salam.
“Assalamu 'alaikum..” ku dengar suaranya serak
seperti suara perempuan tua.
“Wa'alaikum salam…, siapa ya..?” tanyaku sambil
berhenti berdiri di atas daun pisang.
“Aku Ibu Dewi… aku minta kalau tuan mengirim Al-Fatihah, aku dikirimi juga.” katanya…
Aku tak sempat menanyakan lebih lanjut, kerana
azan Subuh sudah berkumandang. Dan Aku harus
segera pulang untuk mengimami Sholat Subuh di Masjid.
Siang harinya Aku berfikir, siapa gerangan
perempuan itu yang memintaku mengirimi
fatihah? Aku hanya melihat sebuah rumah,
berundak-undak, dindingnya dari kayu, tanpa cat. Rumah siapa? Kok dia tahu keberadaan
sukmaku, bahkan dari dalam rumah, tentu dia
jika seorang manusia,. Maka pasti manusia yang
mempunyai ilmu tinggi. Sebab jarang-jarang Aku
menemukan seseorang yang bisa melihatku
ketika meraga sukma. Jika dia bisa melihat
sungguh berarti bukan orang sembarangan.
Baiknya nanti malam Aku datangi dia. Mungkin
bisa ku perjelas siapa sesungguhnya dia.
Maka malamnya lagi aku meraga sukma lagi, dan
langsung menuju rumah itu. Rumah yang di
depannya ada bunga kerokot.
Aku langsung turun di pekarangan rumah yang
diratakan dengan kerikil, dan ditumbuhi rumput
di sela-sela kerikil.
“Assalamu'alaikum…” ucapku dari luar rumah.
“Wa'alaikum salam,” terdengar jawaban dari
dalam tapi kenapa suaranya seperti suara
seorang perempuan muda, padahal kemaren
seperti suara perempuan tua yang serak.
“Maaf, kemaren ada yang ingin dikirimi Al-fatihah, tapi Aku kurang jelas siapa namanya? Maaf jika saya ingin memperjelas biar tak salah
alamat.” kataku dengan sopan.
Lalu dari dalam rumah, keluar seorang
perempuan, memakai cadar penutup wajah,
tubuhnya tinggi langsing, dan semua pakaiannya
memakai warna biru.
“Iya saya yang minta dikirimi Al-Fatihah, namaku
Dewi, dan orang sering menyebutku Dewi
Lanjar.” jelasnya.
“Dewi Lanjar?” Aku hairan, Aku sendiri tak tahu
siapa itu Dewi Lanjar.
“Maaf Nyai, saya bukan orang asli Pekalongan,
jadi saya tak tahu Dewi Lanjar.” kataku jujur.
“Aku penguasa Laut Utara.” jelasnya.
“Ooo…”
“Mari ku ajak ke tempat kekuasaanku.” katanya,
sambil menggandeng tanganku. Dan kami
membumbung cepat ke arah Utara, ke tengah
laut, Aku lihat. Aku melayang di tengah laut,
sampai pada suatu pulau kecil, lalu melintasi
jembatan, Aku hairan kerana jembatan itu dari
manusia yang dijejer seperti ikan asin. Dan ku
lihat banyak orang ramai bekerja, yang
membuatku hairan. Ada orang yang berkepala
ikan dan bertubuh manusia. Juga ada manusia
yang berkepala manusia tapi bertubuh ikan. Ada
juga orang yang memukul-mukul mereka dengan
cambuk. [HSZ]
To be Continued.....
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; KISAH SUFI, SANG KYAI
Ilustrasi Image; Doc, Fortuna Media
#indonesia, #misterinusantara, #KisahKyaiLentik #KyaiLentik, #KisahSangKyai, #KisahSufi, #SangKyai,
VIDEO ;
No comments
Post a Comment