34th Sultan of Ottoman Abdul Hamid II Mengenang 103 tahun Kewafatannya


<img src="https://asiaspotlight.blogspot.com.jpg" alt="34th Sultan of Ottoman Abdul Hamid II Mengenang 103 tahun Kewafatannya">

34th Sultan of Ottoman Abdul Hamid II Mengenang 103 tahun Kewafatannya

Sutan Abdul Hamid II, Mengenang 103 tahun kewafatannya, Sultan Ottoman yang reformis

ISTANBUL,Turki --Tarikh 10 Februari Rabu yang lalu, adalah hari peringatan 103 tahun wafatnya Sultan Abdulhamid II, seorang Sultan Ottoman yang dikenal kerana terobosan reformasinya (breakthroughs of reform).

Menurut sumber sejarah, Sultan Abdulhamid II lahir di Istanbul pada 21 September 1842.

Dia membesar di istana Ottoman, dan fasih dalam banyak bahasa, termasuk Perancis, Arab, dan Persia (Parsi).

Masa kecil dan masa mudanya bertepatan dengan Tanzimat, periode reformasi di Ke-Khilafahan Ottoman yang dimulai pada 1839.

Pemerintahan Sultan Abdulhamid ini berlangsung selama 33 tahun dimulai sejak 31 August 1876, ketika ke-Khilafahan berada dalam kesulitan di tengah ancaman baik di dalam mahupun di luar negeri.

Pada tahun diangkat sebagai pemimpin Ottoman, beliau menandatangani konstitusi pertama ke-Khalifahan (kekaisaran), yang dikenal sebagai Kanun-i Esasi, pada 23 Dicember, meletakkan dasar bagi pemerintahan Konstitusional.

Unggul dalam kebijakan luar negeri, Sultan Abdulhamid ini mengikuti perkembangan politik di seluruh dunia dengan tujuan utamanya untuk mengamankan perdamaian di dalam kekaisaran.

Dia berusaha memperkuat hubungan Ottoman dengan dunia Islam, menjadikan hal itu sebagai kebijakan fundamental.

Di antara Sultan Ottoman, Sultan Abdulhamid paling banyak menggunakan gelar khalifah.

Bahkan, beliau mengirim para Ulama ke negara-negara seperti Indonesia, Afrika Selatan dan Jepun, beliau berjuang untuk menyebarkan Islam dan melawan negara-negara kolonialisme.

 

READ MORE;
Fitnah & Hoax by Modern Arab Orientalist Historians Terhadap Fahreddin@ Fakhri Pasha General Turki Utsmaniyyah, Sang Pembela Madinah
Inilah Ertughrul's Film Yang Membangkitkan Imagination Muslim Dunia[1]
Turgay Evren, Composer Turki Via Lagu ‘I Am Kashmir’ Suarakan Penderitaan Warga Kashmir

Sultan Abdulhamid pada 1900 memerintahkan pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Damaskus di Syria saat ini ke kota suci Muslim Makkah dan Madinah di sepanjang Semenanjung Hijaz di pantai timur Laut Merah, sebuah wilayah yang saat ini Arab Saudi.

Sultan Abdulhamid II memimpin ke-Khalifahan itu selama 33 tahun, selama itu beliau berusaha meningkatkan pendidikan, dan kemakmuran masyarakat. Jejak kehebatannya mencapai Madinah pada 1908.

Kebijakan ekonominya memprioritikan pembayaran kembali hutang luar negeri yang tersisa dari pendahulunya.

Dia menandatangani perjanjian dengan kreditor Eropah pada 20 Disember 1881, untuk melunasi sebagian besar hutang-hutang itu.

Sultan Abdulhamid II juga mengambil langkah penting dalam dunia pendidikan. Beliau membuka banyak sekolah dasar, menengah, dan menengah atas, serta sekolah untuk penyandang cacat dan Akademi Militer, di seluruh kekuasaan ke-Khalifahan.

Dia juga sangat mementingkan olahraga(sukan). ;">Tiga Club terbesar di  bola-sepak Turki - "Fenerbahce", "Galatasaray", dan "Besiktas" - semuanya didirikan pada masa pemerintahannya.

Sultan Abdulhamid II itu juga memesan koleksi album photo tak ternilai yang menggambarkan berbagai kota di seluruh ke-Khalifahan yang luas, terutama Bandar Istanbul.

Beliau membiayai pembangunan Hospital Sisli Etfal dan Panti Orang-orang Tua (Panti Jompo) "Darulacaze" dari dompetnya sendiri. Keduanya masih beroperasi hingga saat ini di Istanbul.

Jalur trem letrik juga dibangun di banyak kota, sementara jalan raya diperpanjang dan jalur teleghraf dipasang melalui wilayah Basra, yang sekarang terletak di Irak selatan, serta Hijaz.

Menara jam dibangun di seluruh ke-Khalifahan untuk memperingati 25 tahun kenaikan takhtanya.

Dia juga memotong perbelanjaan Istana sebanyak mungkin dan menjalani kehidupan yang sederhana.

Pada 13 April 1909, sekelompok pembangkang yang tidak suka dengan kepemimpinan Sultan Abdulhamid II dan berusaha untuk menggantikan Sistem Monarki dengan Pemerintahan Konstitusional melancarkan pemberontakan di Istanbul. Pemberontakan mematikan itu berlangsung selama 11 hari.

Sultan Abdulhamid II digulingkan pada 27 April 1909, dan digantikan oleh adik lelakinya, Sultan Mehmed V.

Pada malam yang sama beliau digulingkan, lalu dikirim ke Thessaloniki di Cyprus (Yunani), bersama dengan 38 orang lainnya, termasuk anggota keluarganya.

Tiga tahun kemudian, pada 1 November 1912, Sultan Abdulhamid II dikirim kembali ke Istanbul, di mana dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di Istana Beylerbeyi, di Distrik Uskudar, Istanbul.

Sultan Abdulhamid II, putra Sultan Abdulmecid, meninggal di Istana Beylerbeyi Istanbul pada 10 Februari 1918[hsz].

Courtesy to; sahabaterdogan 
Rep & Editor; #Ryan Schneider

No comments