IZINKAN AKU 'MENCARI REDHO SUAMI TERCINTA'
Di Subuh yang dingin...kudapati Ibu sudah sibuk memasak di dapur.
"Ibu masak apa? Boleh ku bantu?"
"Ini masak ikan gurame goreng. Sama sambal tomat kesukaan Bapak" sahutnya.
"Alhamdulillah.. mantab pasti.. Eh Bu.. calon istriku sepertinya dia tidak bisa masak loh..."
"Iya terus kenapa..?" Sahut Ibu.
"Ya tidak kenapa-kenapa sih Bu.. hanya cerita saja, biar Ibu tak kecewa, hehehe..."
"Apa kamu fikir bahwa memasak, mencuci, menyapu, mengurus rumah dan lain lain itu kewajiban Wanita?"
Aku menatap Ibu dengan tak faham
READ MORE
Panduan Memilih Calon Istri Terbaik dengan Matematik Al Khawarizmi
Bagaimana Cara Membina Keyakinan Diri Dan Motivasi Yang Tinggi (2)
Bagaimana Cara Membina Keyakinan Diri Dan Motivasi Yang TinggiLalu beliau melanjutkan, "Ketahuilah Nak, itu semua adalah kewajiban Lelaki. Kewajiban kamu nanti kalau sudah beristri." katanya sambil mencolek hidungku.
"Lho, bukankah Ibu setiap hari melakukannya?"
Aku masih tak faham juga.
"Kewajiban Istri adalah taat dan mencari redho Suami." kata Ibu.
"Kerana Bapakmu mungkin tidak bisa mengurusi rumah, maka Ibu bantu mengurusi semuanya. Bukan atas nama kewajiban, tetapi sebagai wujud cinta dan juga wujud Istri yang mencari redho Suaminya."
"Aku makin bingung Bu."
"Baik, anakku sayang. Ini ilmu buat kamu yang mau menikah."Beliau berbalik menatap mataku.
"Menurutmu, pengertian nafkah itu seperti apa?
Bukankah kewajiban Lelaki untuk menafkahi Istri?
Baik itu sandang, pangan, dan papan?" tanya Ibu.
(Istilah Indonesia sandang; pakaian/ pangan; makanan/ papan;rumah)
"Iya tentu saja Bu.."
"Pakaian yang bersih adalah nafkah. Sehingga mencuci adalah kewajiban Suami. Makanan adalah nafkah. Maka kalau masih berupa beras, itu masih setengah nafkah. Kerana belum boleh di makan. Sehingga memasak adalah kewajiban Suami.
Lalu menyiapkan rumah untuk menetap/berteduh adalah kewajiban Suami. Sehingga kebersihan rumah adalah kewajiban Suami."
Mataku membelalak mendengar uraian Bundaku yang cerdas dan kubanggakan ini.
"Waaaaah.. sampai segitunya bu..?
Lalu jika itu semua kewajiban Suami. Kenapa Ibu tetap melakukan itu semuanya tanpa menuntut Bapak sekalipun?"
"Kerana Ibu juga seorang Istri yang mencari redho dari Suami. Ibu juga mencari pahala agar selamat di akhirat sana".
"Kerana Ibu mencintai Ayahmu, mana mungkin Ibu tega menyuruh Ayahmu melakukan semuanya".
"Jika Ayahmu berpunya, mungkin pembantu bisa jadi solusi. Tapi jika belum ada, ini adalah ladang pahala untuk Ibu."
Aku hanya diam terpesona.
"Pernah dengar cerita Fatimah yang meminta pembantu kepada Ayahandanya, Nabi Muhammad SAW, kerana tangannya lebam menumbuk tepung? Tapi Nabi tidak memberinya.
Atau pernah dengar juga saat Umar bin Khattab diomeli Istrinya?
Umar diam saja kerana beliau tahu betul bahwa wanita kecintaannya sudah melakukan tugas macam-macam yang sebenarnya itu bukanlah tugas si Istri."
"Iya Buu..."
Aku mulai faham.
"Jadi Lelaki selama ini salah sangka ya Bu, seharusnya setiap Lelaki berterimakasih pada Istrinya. Lebih sayang dan lebih menghormati jerih payah Istri."
Ibuku tersenyum.
"Eh. Aku mau nanya lagi Bu, kenapa Ibu tetap mau melakukan semuanya padahal itu bukan kewajiban Ibu?"
"Menikah bukan hanya soal menuntut hak kita,Nak...Istri menuntut Suami, atau sebaliknya".
Tapi banyak hal lain.
Menurunkan ego..
Menjaga keharmonisan...
Mahu sama-sama mengalah...
Kerja sama...
Kasih sayang...
Cinta...
Dan Persahabatan...
Perkawinan atau Menikah itu bagaikan perlombaan untuk berusaha melakukan yang terbaik satu sama lain.
"Yang Wanita sebaik mungkin membantu Suaminya. Yang Lelaki sebaik mungkin membantu Istrinya. Toh impiannya rumah tangga adalah sampai ke Syurga."
"MasyaAllah.... Tapi, kalau calon istriku tahu hal ini lalu dia jadi malas ngapa-ngapain, gimana Bu?"
"Wanita beragama yang baik tentu tahu bahwa ia harus mencari keredhoan Suaminya. Sehingga tidak mungkin setega itu. Sedang Lelaki beragama yang baik tentu juga tahu bahwa Istrinya telah banyak membantu. Sehingga tidak ada cara lain selain lebih mencintainya..."
***
Saudara-Saudariku tercinta...
Semoga kita semua diberi Allah SWT anugerah keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, serta kelak dimasukkan ke dalam Syurga-Nya yang terindah...Aamiin,Ya,Rabbal'Alamin,.
No comments
Post a Comment