Mengapa Rakyat Dan Negara Saudi Arabia Bisa Kaya Raya dan Makmur?Apa Rahasianya
Tulisan seorang sahabat, tentang pengalaman pribadinya selama di KSA (KINGDOM SAUDI ARABIA), panjang, tapi menambah wawasan dan sangat inspiratif, ditulis atas permintaan sahabat juga 😄
Demikian prolog kata yang saya temukan di wall mutual friends facebook saya.dengan kalimat pembukaan seperti berikut ini;
"Dear Bu Wigati, Pak Benny, sesuai janji saya, saya buat tulisan tentang pengalaman saya tinggal di Saudi Arabia, beberapa hal yang membuat saya jadi tahu Islam yang Sunnah. Tentunya ini hanya pengalaman pribadi dan sangat mungkin subjective, dan ini hanyalah sebagian kecil contoh saja. Jangan terlalu digeneral dan diperdebatkan".Mari kita simak tulisannya yang cukup panjang ini;
Assalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,.
Tulisan ini saya buat bukan kerana euforia kedatangan Raja Salman ke Indonesia,beberapa bulan lalu, tapi mungkin sebagai renungan dan pengingat untuk saya, sebenarnya Islam seperti apakah yang Rahmatan lil 'Alamin itu..
Saya hanya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya selama hidup di KSA (Kingdom Saudi Arabia) kurun waktu 2008 - 2012. Semoga menjadi bahan pencerahan buat yang membacanya, Seperti apakah sebenarnya KSA itu.!
Sebenarnya sama sekali tidak ada fikiran atau niatan saya, untuk tinggal di KSA, sampai pada suatu saat saya mendapat tawaran kerja di Jeddah,Saudi Arabia.Sebagai seorang IT.Manager di sebuah perusahaan FCMG, perusahaan yang cukup besar dan memiliki banyak kantor cabang di KSA. Waktu itu perasaaan saya biasa-biasa aja, seperti seorang yang mendapat pekerjaan di Luar Negeri, gaji besar, bebas pajak, dll. Hanya untuk perbaikan kehidupan, itu saja. Tidak lebih.
Saya sendiri bukanlah seorang yang sangat agamis, malah lebih cenderung moderat. Waktu itu saya tidak tahu apa itu Wahabi, apa itu Sunnah, Syiah.. Saya benar-benar buta soal itu, kerana selama bekerja di Indonesia tidak ada fikiran tentang itu, yang saya tahu, sebagai Muslim, ya Sholat, Puasa, Zakat, Haji..Pengajian, Zikir Akbar dan sebagainya..
Dalam segala kebutaan soal-soal Islamik itu, saya berangkat ke KSA untuk bekerja, saya berangkat terlebih dahulu, keluarga menyusul setelah saya merasa settle di sana.
Selama tinggal di KSA, saya mulai merasakan ada sesuatu, ada sesuatu yang saya sendiri tak tahu itu apa, yang kadang membuat saya terhairan-hairan, terpana, merenung tentang kehidupan Islami orang-orang Arab Saudi ini.., Untuk lebih singkatnya saya akan buat menjadi beberapa point, di mana setiap point itu yang membuat saya berusaha menjadi seorang yang menjalankan Sunnah. Walaupun prosesnya tidak serta merta, tetapi melalui pemahaman yang panjang, hidayah yang turun naik, saya menganalisa dari point -point pengalaman saya dihubungkan dengan dalil-dalil Sunnah yang baru saya pelajari dikemudian hari.
Semoga cerita ini menjadi petunjuk untuk yang mengerti, seperti inilah kalau mahu jadi kaya, baik dalam lingkup individu dan lingkup negara. Negara tandus yang diberkahi Allah Subhana Wata'Ala, sudah sukup menjadi contoh dan bukti kebenaran akan janji Allah.SWT.
Orang Arab bodoh-bodoh dan pemalas
Stigma ini sudah saya dengar sejak lama, itu juga yang jadi pegangan saya waktu berangkat, makanya kenapa banyak tenaga kerja asing, kerana mereka malas-malas dan pemalas.. katanya, geblek, ngeyel, susah dll.... Sampai saya melihat sendiri betapa santai dan malas nya mereka, jam 9 pagi masuk kerja, jam 10 sudah keluar kantor, ngopi-ngopi dulu, pekerjaan bisa berhari hari selesai, dan lain lain.
Tapi..
Yang saya hairan didalam kemalasan dan santai nya hidup mereka, tapi saat Dhuha dan Adzan Sholat berkumandang, mereka bergegas untuk pergi ke Masjid, tidak ada kompromi, walaupan sedang rapat/meeting, mengerjakan sesuatu, pokoknya tidak ada tawar-menawar, saat waktu Sholat, Orang-orang Arab sudah menghilang, hanya 1 -2 pekerja yang tinggal di kantor dan kebanyakan mereka bukan orang Arab, seperti India, Pakistan, Philipine..
Dari renungan saya, ternyata..
Al Qur’an surat At-Thalaaq: 2-3: “…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada diduga-duga…”
Pekerjaan bukanlah sesuatu yang utama buat mereka, mereka sangat meyakini sekali rezeki itu dari Allah, kadang bekerja itu buat mereka hanyalah sesuatu yang dilakukan untuk menunggu waktu sholat, sangat kental sekali bagaimana mereka itu benar-benar mengutamakan Sholat.
Kenapa Arab Saudi, Negeri gurun tandus, kering, tetapi penduduknya kaya-kaya semua?
Hidup mereka sangat terjamin, walaupun mereka tidak memiliki skill yang tinggi, pekerjaan yang biasa-biasa saja, tapi tetap saja hidup mereka lebih baik. Bicara soal kekayaan Alam, seperti minyak bumi, Negeri (Indonesia) kita juga ada minyak, ada emas, ada batubara, ada hutan, ada kayu, ada hujan, ada pertanian, Tetapi kenapa orang-orang Arab Saudi ini tetap lebih kaya, hidup lebih santai, dari mana mereka dapat uang? Aneh kan?
Dibandingkan dengan kita di Indonesia,juga dengan negara-negara digugusan Nusantara ini(Thailand,Malaysia,Filipina) semua orang bekerja keras untuk bisa mendapatkan wang, berangkat kerja pagi-pagi buta, malah ada yang baru Azan Subuh sudah berangkat, semata-semata hanya untuk mengejar rezeki.
Orang-orang Arab ini, tidak harus berangkat kerja Subuh, Subuh waktunya Sholat, jadi kadang mereka tertawa kalau saya cerita di Jakarta, banyak orang yang sudah jalan kerja lepas Subuh...
Di sini saya semakin penasaran, apa sih sebenarnya rahasia hidup mereka?
Di balik santai nya mereka, yang kita sebut malas, ternyata mereka adalah orang-orang bertaqwa, pemerintahnya juga pemerintah yang bertaqwa, menjalankan hukum-hukum Syariah, bayangkan orang yang bertqwa saja akan mendapatkan rezeki yang tak terduga, bagaimana kalau pemerintahan yang bertaqwa? rezeki bangsa lebih banyak dan tak terduga, siapa yang menduga, Arab Saudi bisa punya banyak minyak? yang menemukan minyak juga orang Amerika di sana, bukan Arab, yang susah payah cari minyak itu orang-orang Kafir, si Muslim bertaqwa ini hanya menikmati hasil nya..., hebat bukan? saya rasa ini janji Allah sesuai surah di atas,Nah, kalau ada minyak pasti ada wang, wang yang sangat banyak, wang nya untuk siapa? Ya untuk penguasa Arab ya? Tapi Alhamdulillah, kerana penguasa Arab ini (Keluarga AlSaud) adalah orang-orang yang sangat menghormati Ulama, pengelolaan wang di atur sesuai hukum Syariah, ada Zakat, tidak ada pajak, ada tunjangan untuk rakyat miskin, pembangunan Masjid Haram, dan semakin mudahlah rakyat mereka mendapatkan wang.
Dari penggunaan wang ini juga, ummat Islam memiliki tempat ibadah suci yang paling modeen di dunia, bandingkan dengan tempat suci agama-agama lain..
Arab Saudi sangat melindungi warga aslinya, gaji pegawai negeri, minimal 8000 riyal untuk tingkatan paling rendah, gaji standard guru biasa, bisa 2x nya, saya pernah tanya petugas Telkom yang repair kabel di depan apartemen saya, orang Saudi, saya tanya gajinya..,dia bilang gaji saya kecil, cuma 8000 riyal..., weleh...
,
Untuk seorang pengangguran warga Saudi Asli, akan mendapat tunjangan 3000-4000 riyal tergantung kondisi mereka, punya anak atau tidak. Asal tahu saja standart gaji pembantu Indonesia, itu 800 riyal (sebenarnya 1500, tapi dipotong asuransi dll) .., Jadi bisa Anda bayangkan tidak, seorang pengangguran di Saudi bisa dan mampu membayar pembantu rumah.
Kembali ke masalah kerja, saya merasa ada yang salah dengan kehidupan kita, berangkat pagi-pagi Subuh tapi rezeki kok cuma segitu-gitu aja.., Kenapa?
Saya membaca buku Satanic Finance, Tulisan A Riawan Amin, mantan Direktur Bank Muammalat, mungkin bisa membuka fikiran kita, dari buku ini saya baru menyadari "Riba/interest/Bunga" akan mengakibatkan "Orang-orang akan bekerja lebih keras, lebih giat, kerana mereka harus mendapatkan uang lebih untuk membayar bunga hutang-hutang mereka".
Bisa kita bayangkan, di Indonesa, Suami kerja, Istri kerja, berangkat pagi-pagi, bermacet macet dimotor, berjejal jejal di KRL dan Busway, untuk apa? Hanya untuk mendapatkan wang untuk membayar angsuran beli rumah, angsuran kereta/mobil,insurance , Kad kredit, dan hutang-hutang lainnya. Bertahun-tahun mereka melakukan itu supaya lunas, tapi apakah seperti itu tujuan hidup kita, setelah hutang lunas, kita terkena sakit, tua dan akhirnya di wariskan, syukur kalau sudah lunas, kalau belum, kasihan anak-anak kita..
Itulah jahatnya RIBA, saya baru mengerti kenapa Allah SWT,sangat mengharamkan riba, dosa besar.
Di Arab Saudi, praktik Riba sangat dilarang, baik di bank-bank mahupun di tempat lain, mereka memang menawarkan juga kredit-kredit untuk rumah dan lain-lain, tapi tetap dalam koridor Syariah yang murni. Saya pernah mendengar berita ada sebuah Bank Asing, ketahuan melakukan praktik riba, oleh pemerintah Saudi bank tersebut ditutup selama 2 bulan, untuk dilakukan audit dan pemeriksaan, dan mereka memberikan denda sebagi sanksi. begitulah cara Pemerintah Saudi melindungi rakyatnya agar tetap Syar'ii.
Di Indonesia? tak usah warganya, pemerintahnya saja sudah banyak hutang dan ribanya harus di bayar bertahun tahun.., gimana mau jadi thayibatun warabbun gaafur..?
Syurga di telapak Kaki Ibu
Orang Arab itu bodoh..., itu stigma yang saya dapat sebelumnya, point ini juga yang membuat saya terbuka hati dan iman saya mengenal rahasia hidup Sunnah. Sebagai seorang manajer, saya tentunya mempunyai beberapa orang staff, ada orang Yaman, Ada India, ada Arab.
Tentunya yang akan saya ceritakan adalah staf yang orang Arab ini, masih muda, tinggal bersama ibubapanya. Suatu hari dia tidak masuk kerja, tanpa khabar yang jelas, padahal saya perlukan dia. Kemudian saya telpon dia untuk menanyakan kenapa dia tidak masuk hari ini. Dia bilang badan nya agak kurang sehat, tapi dia menjelaskan walaupun kurang sehat sebenarnya masih kuat untuk ke kantor. So saya bilang kenapa tak ke kantor saja?, saya perlu kamu. Agak kesal juga saya mendengarnya (dasar Arab malas..). Dengan sangat sopan tapi yakin dia menjawab, tidak di izinkan oleh "ibunya". WOW.. makin kesal saya, agak sedikit mengancam saya memaksa dia untuk masuk.., Dan ini jawaban anak Arab itu yang membuat saya terpana... " Malis Mudir" (Maaf Boss), saya lebih baik dipecat sama Anda, daripada saya melawan keinginan ibu saya, beliau memaksa saya untuk istirahat dan tidak berangkat, buat apa kerja kalau tidak didoakan ibu saya..."
PLAK.!!. serasa ditampar muka saya.!. Ummi is everything, ummi is the boss.. Hanya orang yang beriman tinggi yang meyakini Sunnah dan hukum Allah yang berani bicara seperti ini, dia masih jauh lebih muda dari saya. Allahu Akbar, saya jadi ingat sama ibu saya, kalau kita di Indonesia, permintaan ibu seperti itu tidak akan kita anggap, malah kita akan memarahi ibu kita, atau protes atau menentang nya, "Kalau ibu larang, saya pasti dipecat dong bu..." atau kalimat lain yang semacam nya... , Masya Allah
Anak muda Arab ini sangat yakin, bahwa Ibunya lah, doa Ibunya lah yang akan bisa menyelamatkan dia, bukan si Boss dikantor.
Kadang dari sudut pandang orang Sekuler, menuruti keinginan ibu yang tak jelas itu, adalah suatu kebodohan, ya kebodohan, seperti bayangan saya terhadap anak Arab itu, bodoh banget sih?. Setelah sekian tahun saya menyadari, ternyata kebodohan yang fatal sebenarnya adalah melawan dan menyakiti ibu.
Banyak anak-anak zaman sekarang yang hidupnya hancur, berantakan, kerana melawan dan menyakiti Ibunya, atau Ibunya tidak mampu mendoakan anak-anak nya, kerana buta agama.
Di Arab, saya bisa melihat begitu besar bakti anak kepada Ibunya, pada saat umrah, saya pernah melihat seorang lelaki yang mendorong Ibunya dengan kursi roda melawan arus jalan orang yang ramai, lelaki itu di marahi oleh orang-orang yang lewat, tapi dia tetap tidak peduli, dia hanya ingin menuruti keinginan ibunya untuk didorong ke arah yang berlawanan. Demi seorang ibu dia ikhlas dimarahi orang-orang, yang penting keinginan ibunya terpenuhi... Masya Allah.
Kotak Amal..?
Di Indonesia, kalau kita Sholat Jum'at, atau ada Majelis dll, pasti diedarkan sebuah kotak, kotak atau tabung yang ada lubang nya seperti tabungan, itulah kotak amal.
Pertama kali saya Sholat Jum'at di sebuah Masjid di Jeddah, saya juga berfikir akan mengalami hal yang sama, saya sudah menyiapkan beberapa lembar wang riyal untuk saya masukkan nantinya kekotak amal. Setelah sholat jumat, saya baru sadar ternyata tidak ada kotak amal, padahal saya sudah niat sedekah. Saya clingak-clinguk mencari kotak, tapi sama sekali tidak ada.
Alhasil, saya bertanya kepada seorang jemaah Arab, saya mau sedekah ke Masjid, dia sambil tersenyum menjelaskan, tak perlu, Masjid-Masjid di sini sudah ditanggung operasionalnya oleh orang-orang kaya Arab, Mereka tidak perlu lagi meminta wang ke jemaah. Kalaupun ada malah pihak Masjid yang memberi wang kepada jemaah yang memerlukan, jadi Masjid di sana biasanya menjadi tempat mengadu dan tempat memohon bantuan. Dan menurut mereka, untuk ukuran pekerja asing seperti kita, kita tidak diwajibkan bayar zakat, malah harusnya diberi infaq dan sedekah. Bayangkan, kita ini orang-orang asing yang harus diberi sedekah, kerana yang "berhak" memberi sedekah dan zakat adalah orang Arab si tuan rumah. WOW..
Ulama-ulama pun, kehidupannya dijamin oleh pemerintah, tidak harus menerima dari jemaah, jadi tugas mereka penuh hanya untuk mendidik rakyat dan ummat untuk menjadi Muslim yang Sunnah dan Syar'ii..
Alhamdulillah ke banjiran..dan kecopetan.
Orang Arab yang Aneh.. mungkin kita berfikir seperti itu.
Salah satu ke-Ihsanan yang tinggi adalah menyikapi musibah dengan bersyukur (ini saya dapat dari salah satu Ustadz Sunnah di Jakarta baru2 ini)
Saya benar-benar mengalami hal di atas saat dulu waktu di Arab, dan belum menyadari ilmu ini.
Saat itu saya ingat banjir besar di Jeddah, awal tahun 2011, beberapa rumah dan apartment terendam banjir, mobil-mobil terbawa arus, buat mereka ini sesuatu yang luar biasa.
Salah satu orang Arab kenalan saya, rumahnya juga hancur terendam banjir, sebagai teman saya ingin menyampaikan keprihatinan saya. Yang saya hairan dia hanya mengucapkan 'Alhamdulillah, Alhamdulillah', berulang ulang. Waktu saya berfikir apa mungkin dia menjadi stress ya?.. Aneh juga ya...?
Kejadian ke dua, saat istri saya mengalami musibah kecopetan(kena seluk saku).
Kerana yang hilang adalah surat-surat penting, seperti ID-Card maka kami harus melaporkan ke Polis.
Setelah membuat laporan dihadapan Ketua Polis tersebut hanya mengatakan, 'Alhamdulillah, Alhamdulillah'. Saya masih belum mengerti apa maksudnya, istri saya juga, dia menjadi kesal kerana kita mendapat musibah kok dia malah bilang Alhamdulillah..
Ya begitulah, cara-cara Islami orang Arab dalam menyikapi musibah. Mereka selalu menunjukan dengan rasa syukur bukan minta dikasihani dan berlarut larut dalam kesedihan.
Doa untuk jenazah
Beberapa kali saya mendatangi kerabat yang meninggal di Arab, pernah orang Indonesia, pernah juga orang Arab. Jarang sekali saya dapati, ada jenazah disemayamkan di rumah, proses pemandian, pengkafanan tidak dilakukan dirumah/ apartemen. Tapi ditempat khusus. kemudian langsung di bawa ke Masjid untuk di sholatkan, lalu dimakamkan.
Untuk beberapa orang Arab yang khusus, ada yang sengaja dibawa ke Masjidil Haram untuk di Sholatkan di sana. Kebetulan ada orang tua pemilik perusahaan tempat saya bekerja meninggal dan kami turut pergi ke Makkah untuk mensholatkan orang tua beliau di Masjidil Haram. Pada waktu sholat, ternyata ada beberapa jenazah lain yang akan disholatkan juga didepan Ka'bah.
Yang menarik pada waktu jenazah akaun diletakkan di depan Ka'bah, ratusan jemaah berebutan untuk mengusung jenazah-jenazah tersebut, kita tidak mengenal siapa mereka, dan merekapun tidak mengenal siapa jenazah yang mereka usung. Saya merasa agak aneh, saya fikir mereka bagian dari keluarga, ternyata tidak. Mereka berebutan satu sama lain untuk memegang tandu jenazah untuk dibawa ke depan Ka'bah. Setelah saya tanyakan kenapa seperti itu, teman saya menjelaskan, pahala mengusung jenazah itu sangat besar apalagi kalau jenazah orang mulia dan ini kita berada di Masjidil Haram, pahala nya akan dilipatkan lebih besar lagi. (ini yang tidak ada di Indonesia, kalau perlu kita bayar orang untuk mengusung jenazah keluarga kita, soalnya berat)
Satu hal lagi yang menarik pada proses pemakaman, setelah jenazah dikuburkan, para jemaah diperkenankan berdoa, tetapi mereka menekankan dengan tegas, berdoa menghadap Kiblat, tidak menghadap ke kuburan.
Jadi semua orang yang ada dikuburkan, berdiri ditempat masing-masing, berdoa menghadap Kiblat, tidak seperti di Indonesia, kita berdoa disekeliling kuburan mayat. Mereka sangat mengingatkan hal ini, terkait dengan kemungkinan ada nya unsur syirik, kalau berdoa menghadap kuburan. Subhanallah..
Kesetaraan Gender, Family Country...
Hak-hak perempuan sangat rendah di Saudi Arabia, itu yang sering kita dengar. Termasuk pemahaman saya juga saat itu, kerana di Saudi, wanita tidak boleh memandu, tidak boleh ke kuburan, dan lain-lain.
Hal itulah yang dibesar-besarkan oleh media barat dan pembela HAM(Hak Asasi Manusia)
Padahal kalau mahu difahami lebih dalam, kenapa mereka memperlakukan seperti itu?
Kerana perempuan adalah mahluk "Mulia", yang harus dilindungi, dilayani, didahulukan, dihormati. Sebagaimana perempuan sebenarnya. Mereka tidak perlu bekerja mencari nafkah (Janda-janda disantuni pemerintah), tidak perlu antri-beratur, kalau ada perempuan mereka didulukan, yang lelaki harus mengalah.
Beberapa pengalaman terkait masalah ini:
1. Pintu Mall yang utama hanya boleh dimasuki oleh perempuan dan keluarga, untuk lelaki single tidak boleh lewat pintu utama, harus lewat pintu samping yang jauh.2. Dalam urusan antri/beratur, golongan yang paling sial adalah para lelaki, mereka harus mengalah dan mundur kebelakang kalau ada perempuan, dalam beberapa situasi biasanya ada antrian khusus perempuan, dan biasanya mereka dilayani lebih cepat di bandingkan antrian lelaki. Makanya kalau di Macdonald, Al baik, saya biasanya ajak istri saya, biar dia saja yang antri..
.
3. Dalam situasi apapun, perempuan selalu dibenarkan, walaupun mungkin membuat kesalahan, kalau ada masalah atau apapun, yang akan diminta tanggung jawab adalah lelaki. Saya pernah melihat, seorang perempuan menyeberang sembarangan dan mendadak, menyebabkan kereta yang lewat menginjak rem/brek sekuat-kuat nya, sehingga hampir terjadi kecelakaan, tetap polis tidak akan menyalahkan perempuan.
4. Perempuan dan keluarga adalah segalanya. Kalau kita bepergian, kala di Indonesia, perempuan dan lelaki dalam satu mobil tidak akan menjadi masalah, beda di Saudi Arabia. Kalian akan dituduh zina, kecuali bisa membuktikan anda suami-istri. Beda ceritanya kalau Anda berdua dimobil dan didalamnya ada anak-anak, berarti anda adalah keluarga, untuk keluarga siapapun tidak bisa/berani menganggu, baik polis, keamanan, keluarga selalu diutamakan. Mereka didahulukan di mana saja, di restoran ada tempat untuk Family/Women dan Man (mereka dipisah antara orang Bujangan, family/women). Buat yang masih bujangan, harus siap mental untuk dikebelangkangkan, dipinggirkan, dan dicurigai. Makanya cepat nikah..
Tingkat Keamanan Negara yang tinggi
Saudi Arabia, walaupun terdapat jutaan pekerja Asing, dari tukang sampah sampai direktur. Pemerintah nya sangat melindungi dan mendahulukan rakyat nya daripada kita para pendatang ini.
Dalam beberapa urusan administrasi kependudukan, antrian akan selalu dibedakan antara orang asing dan warga negara Arab dan antrian penduduk Arab asli akan didahulukan. (Beda dengan Indonesia, China2 dan Omputih kaya diduluin, pribumi ngalah)
.
Belum lagi mengenai Kad Pengenalan(IC) untuk orang Asing (Iqomah), Saudi Arabia memiliki system online yang canggih untuk membuat orang asing tidak berkutik dan macam-macam, kerana data iqomah kita langsung online ke-data biometrik di Imigrasi(Sidik Jari, kornea mata) dan apabila kita bikin SIM(Lesen Memandu), data akan terhubung langsung.
Saya ada contoh, teman saya orang India, dia pernah melakukan pelanggaran lalu lintas dan kena saman/tilang, tapi samannya dia tidak bayar-bayar. Pada saat dia ingin cuti pulang ke negaranya, di Imigrasi tidak dikasih keluar, dia harus bayar denda 2000 riyal, kerana data tilang nya muncul di Imigrasi. Itu baru data pelanggaran lalu-lintas, lalu bagaimana dengan data pelanggaran hukum lainnya, sepert berkelahi, mencuri, dll.. pasti tercatat secara online. Kalau sudah berat, biasanya orang asing sudah tidak bisa masuk lagi ke Saudi, dan data orang ini juga bisa dicek di seluruh negara-negara Teluk, kerana sistem informasi mereka saling terhubung. Walaupun mengganti nama di passport, tetap bisa dilacak dari sidik jarinya.
Contoh berikutnya adalah saya sendiri, waktu proses pembuatan SIM(Lesen Memandu) mobil di Saudi Arabia, setelah mengikut testing, pada waktu pembuatan SIM tidak ada proses foto, jadi saya berfikir di SIM itu tidak ada fotonya. Setelah SIM nya jadi, saya lihat ada foto saya, saya hairan bila saya fotonya?..Setelah saya amati dengan seksama, foto itu adalah foto saya waktu masuk pertama kali ke Arab Saudi, foto itu dibuat di Imigrasi, jadi saya berkesimpulan data imgrasi saya langsung terhubung ke data SIM saya.
Bandingkan dengan Indonesia, orang asing bisa bebas melakukan apasaja, menipu, mabok, buka warung, jualan narkoba/dadah, tanpa ada catatan di imigrasi, mereka bisa bebas kabur begitu saja, dan masuk lagi tanpa hambatan, apalagi sekarang banyak juga yang bisa bikin Kad Pengenalan/KTP palsu....
Tidak ada gading yang tak retak
Sebaik-baiknya sesuatu pasti ada kurangnya juga, di sana juga ada Abu Lahab dan Abu Jahal, disamping ada orang-orang baik hati. Ada Polis Korup, ada tukang tipu, samalah dengan Indonesia atau negara lainnya. Jadi saya anggap, kalau suatu kejelekan atau aib itu bisa terjadi dimana saja.
Cerita ini saya tulis bukan untuk menjadi ajang perdebatan, tetapi saya berharap menjadi sumber inspirasi betapa negara yang berdasarkan Syariat Islam murni adalah tempat terbaik sesuai janji Allah.Subhanahu WaTa'ala Tentunya tidak lepas dari keterbatasan ilmu dan wawasan, semua ini murni pengalaman pribadi dan tidak untuk merendahkan atau menjelek-jelekan sesiapapun.
Saya mohon maaf sebesar-besar nya kalau ada kesalahan kata-kata.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
(Penulis;Ridwan-Proses Hidayah Menjadi Sunnah Tidak Sebentar.)
No comments
Post a Comment