The Clashed Civilizations;"Pembentukan Citra Negatif Indonesia di Luar Negeri"



<img src="The Clashed Civilizations.jpg" alt=" The Clashed Civilizations;"Pembentukan Citra Negatif Indonesia di Luar Negeri" ">

(Kelihatan sekali rasisnya WNI di UnitedKingdom.Anda lihat dipojok kanan foto diatas mereka tulis 'BOO JusufKalla')

Setelah mencuatnya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok mantan Gubernur Jakarta, dan kini telah dijatuhi hukuman penjara 2 tahun oleh Pengadilan di Jakarta. Beberapa negara tertentu, terutama Belanda, mendapat amunisi baru dan segera melancarkan lagi serangan terhadap Indonesia.

Ini bukan peristiwa pertama yang terjadi di Indonesia,yang di "internasionalisasikan" oleh orang-orang Indonesia, yang menjadi kakitangan dan antek-antek Asing & Ah Seng. Yang selalu sangat gencar memojokkan Indonesia dengan isu pelanggaran HAM adalah mantan penjajah dan sekutunya, yaitu Belanda, Britain, Australia dan USA (ABDACOM).
Kemudian diikuti oleh Jerman (ingin memoles citra Jerman yang dikenal sebagai penjahat perang dalam Perang Dunia II) dan Perancis (ada warganya, gembong narkoba di RI yang telah dijatuhi hukuman mati). Sejak lebih dari 25 tahun, Jerman juga “ikut bermain” di Aceh, Maluku, Papua dan (dulu) TimorTimur-kini Timor Leste.

Juga yang punya kepentingan besar untuk memecah-belah dan  menguasai Indonesia adalah Negara Singapura, Negara RRChina Komunis, yang ikut ambil bagian dalam mewujudkan SINGAPURANISASI JAKARTA.

BACA JUGA Ini Lagi-Lagi Ulah Ahokers "PENGKHIANAT BANGSA"



Demikianlah peta politik negara-negara yang "ikut bermain" dalam rencana besar untuk memecah dan menguasai NKRI.
Tujuannya adalah:
1. Menguasai SDA[Sumber Daya Alam/Khazanah HasilBumi] NKRI,
2. Menguasai "pasar" 250 juta konsumen,
3. Geopolitik,
4. Geostrategi.
5.(Mantan penjajah dan antek-anteknya) "Balas-dendam sejarah." Sampai tahun 1939, APBN(Budget Country) Belanda dibiayai hampir 10% dari jajahannya,Nederlands Indie. Orang-orang kaya Belanda, kakitangan dan antek-anteknya  kehilangan perkebunan-perkebunan dan kekayaan lain, setelah Indonesia merdeka.
Sampai detik ini ( 2017) Belanda TIDAK MAU MENGAKUI _DE JURE_ KEMERDEKAAN RI 17.8.1945.

Mantan penjajah ini TIDAK MAU MENGAKUI KEDAULATAN NKRI, dan kakitangan serta antek-anteknyalah yang sangat berperan dalam membangun citra negatif NKRI di luar negeri!

Antek-antek(Baruah) Belanda ini terutama adalah kaum federalis bekas 15 negara bagian Republik Indonesia Syarikat (RIS). Kakitangan Belanda adalah Cina keturunan Pao (Po) An Tui. Dan sejak beberapa tahun belakangan, komunis Indonesia yang tampak bangkit kembali, tentu punya kepentngan untuk menghancurkan citra Indonesia di luar negeri.

BACA JUGA SEJARAH KELAM NGO-NAHDHATUL ULAMA & PARTAI KOMUNIS INDONESIA.

<img src="The Clashed Civilizations.jpg" alt=" The Clashed Civilizations;"Pembentukan Citra Negatif Indonesia di Luar Negeri" ">
Sebagaimana telah sering saya tulis selama  bertahun-tahun, bahwa sejak berakhirnya Perang Dingin tahun 1990, Indonesia menghadapi Perang Asimetris (Asymmetric Warfare) yang dilancarkan oleh Belanda dan sekutunya.

Indonesia menjadi  sasaran untuk dihancurkan/dipecah-belah dan kemudian dikuasai (Divide et impera). 
Dalam hal ini, negara-negara tersebut dibantu oleh kakitangan dan antek-antek  mereka di Indonesia, yang sejak turun-temurun selalu berada di pihak Belanda.

Ini telah saya ungkap di posting terdahulu, mengenai WNI (Cina dan pribumi) yang tak pernah memiliki Nasionalisme Indonesia.

Selain menjalankan politik adu-domba yang terbukti ampuh sejak ratusan tahun, mantan penjajah dan antek-anteknya secara TERSTRUKTUR, SISTEMATIS DAN MASSIF, membentuk citra negatif Indonesia di luar negeri.
Upaya ini dibantu oleh generasi muda, baik di Indonesia maupun di luar negeri yang BUTA SEJARAH.
Pengetahuan generasi muda mengenai HAM, DEMOKRASI, RASIALIALISME, hanya berdasarkan definisi dari para mantan penjajah, yang merubah Undang-undang mereka dan berusaha menutup-nutupi sejarah kelam mereka.
Di masa penjajahan, negara-negara yang sekarang menuding Indonesia sebagai pelanggar HAM, rasialis dan diskriminatif, justru merekalah  PELANGGAR HAM dan RASIALIS terbesar dan yang paling biadab.

BACA JUGA Inilah 5 Pelaku "Makar Proxy War" Terhadap Indonesia Yang Sebenarnya.

<img src="The Clashed Civilizations.jpg" alt=" The Clashed Civilizations;"Pembentukan Citra Negatif Indonesia di Luar Negeri" ">
Di masa penjajahan, Belanda dan para pedagang Cina selama lebih dari 250 tahun bekerjasama dalam melakukan PERDAGANGAN BUDAK(perhambaan manusia) dan PERDAGANGAN CANDU (OPIUM).


Para penjajah telah melakukan PEMBANTAIAN MASSAL TERHADAP PRIBUMI DI NUSANTARA dan lain-lain. Di masa perbudakan/perhambaan, menyiksa budak sampai mati tidaklah dianggap sebagai kejahatan, hanya dinilai sebagai 'membunuh anjing' saja.

Selama Agresi Militer Belanda di Indonesia antara tahun 1945 - 1950, tentara Belanda dan sekutunya telah membantai sekitar SATU JUTA rakyat Indonesia. SEBAGIAN TERBESAR DIBUNUH TANPA PROSES HUKUM APAPUN.
Pasukan Cina Pao (Po) An Tui, yang dibentuk, dipersenjatai dan dilatih oleh tentara Belanda, selama agresi militer Belanda di Indonesia antara tahun 1945 - 1950 berperang di pihak Belanda.Demikianlah kerjasama selama ratusan tahun antara Bangsa Belanda dengan Bangsa Cina, yaitu selama masa penjajahan di Nusantara dan di masa agresi militer Belanda di Republik Indonesia.

Kini Indonesia selalu dipojokkan dengan isu pelanggaran HAM, RASIALISME, INTOLERANSI, dan sebagainya,  walaupun “master mind” dari berbagai konflik di Indonesia adalah para mantan penjajah dan antek-anteknya.

<img src="The Clashed Civilizations.jpg" alt=" The Clashed Civilizations;"Pembentukan Citra Negatif Indonesia di Luar Negeri" ">
Sejak tahun 1990-an, berbagai tindakan dan peristiwa yang terjadi di Indonesia diangkat ke forum internasional sebagai PELANGGARAN HAM, INTOLERANSI, RASIALISME, DISKRIMINASI.

Setelah persiapan selama beberapa tahun, tanggal 13 - 15 November 2015, di Den Haag,  Belanda, DENGAN DANA SANGAT BESAR  diselenggarakan "tribunal internasional" yang diprakarsai oleh orang-orang Indonesia, untuk MENGADILI NEGARA INDONESIA ATAS PENUMPASAN PKI TAHUN 1965.

Prof. Dr. Todung M. Lubis sebagai JAKSA PENUNTUT UMUM* menuntut INDONESIA sebagai NEGARA PELANGGAR HAM.

Dari mulai persiapan selama bertahun-tahun, melibatkan puluhan orang dari banyak negara, sampai VONIS beberapa bulan lalu, menelan biaya PULUHAN JUTA DOLLAR.
Pertanyaannya: "SIAPA YANG MENDANAI?"
Mencermati "prediksi" Samuel Huntington dalam eseinya "The Clash of Civilizations" (Benturan peradaban), dalam upaya Amerika dan sekutunya untuk menetapkan "The New Common Enemy"

Huntington "mendisain" (tahun 1996), bahwa perang yang akan datang bukan perang berdasarkan ideologi, melainkan benturan peradaban.

Yang dia maksud dengan peradaban adalah agama. Dengan kata lain, perang berdasarkan agama.Untuk musuh bersama yang baru, didisainlah ISLAM RADIKAL.
Apabila menyimak pernyataan-pernyataan antara lain dari  Hillary Clinton, Jenderal Wesley Clark dan beberapa mantan anggota CIA, bahwa USA-lah yang menciptakan dan membiayai Taliban, Al Qaeda dan ISIS, maka tidak susah untuk memunculkan ISLAM RADIKAL, untuk merusak citra Islam yang cinta damai.


Indonesia, sebagai negara besar berpenduduk 250 juta, dan dengan jumlah penduduk Muslimnya 85%, tentu termasuk negara yang menjadi sasaran untuk dijadikan common enemy oleh USA dan sekutunya.
Untuk tujuan ini, citra positif Indonesia di dunia internasional harus dihancurkan.

BACA JUGA Milisi Cina 'Poh An Tui’ Pengkhianat Justru Dicitrakan Sebagai Lasykar Pro Republik

<img src="The Clashed Civilizations.jpg" alt=" The Clashed Civilizations;"Pembentukan Citra Negatif Indonesia di Luar Negeri" ">

Dalam rangka membentuk citra negatif Indonesia, negara-negara tersebut berhasil dalam mengangkat isu, bahwa ahok kalah dalam Pilkada DKI, dan dipenjara atas penistaan agama, karena didalangi oleh Islam Radikal.

  • Tidak diberitakan, bahwa tahun. 1964 - 1965, Gubernur Jakarta,  IBUKOTA RI adalah seorang peranakan Cina beragama Kristian Katholik, yaitu Henk  Ngantung, keturunan Cina Manado. TIDAK ADA YANG MEMPERMASALAHKAN.
  • Tidak diberitakan bahwa sejak tahun 1950 - an, walaupun telah ada pengkhianatan Cina, banyak Cina menjadi menteri di kabinet RI, SAMPAI SEKARANGTIDAK ADA YANG MEMPERMASALAHKAN.
  • Tidak diberitakan, bahwa ini kedua kalinya ahok kalah dalam pemilihan gubernur. Di DKI ahok kalah telak dengan perbedaan suara hampir 16 %.
  • Tidak diberitakan, bahwa banyak umat Kristian tidak memilih ahok, kerana dia juga menghina ajaran Kristian dan orang/penganut Kristian.
  • Tidak diberitakan bahwa juga banyak orang Cina tidak memilih ahok.
  • Tidak diberitakan, bahwa banyak yang tidak memilih ahok kerana perilaku dan tutur katanya yang sangat kasar, menggunakan kata-kata kotor dalam siaran langsung di TV. Ahok mempermalukan seorang ibu di muka umum dengan memaki wanita tersebut. sebagai "maling".
  • Tidak diberitakan, bahwa sebelum ahok, Rusgiani,ibu rumahtangga di Bali, dihukum penjara 14 bulan, kerana spontan berkomentar bahwa Canang (tempat sesajen ritual agama Hindu) yang dilihatnya, KOTOR.
    Kasus Rusgiani tidak ada yang meributkan atau protes. Tidak ada yang membela Rusgiani, baik di Indonesia, apalagi di luar negeri.
    Negara-ngara yang sekarang meng- internasionalkan kasus ahok tidak tertarik dengan kasus Rusgiani, karena dia *PRIBUMI*, bukan Cina.

    JADI, SIAPA YANG RACIST@RASIALIS?

    Di beberapa negara Eropah juga ada Undang-Undang Penistaan agama. Di Jerman dan Perancis telah ada orang-orang yang dihukum kerana menista agama. Terlepas apakah hukumannya membayar denda atau dijebloskan ke penjara, intinya adalah, di negara-negara Eropah tersebut juga dilarang menista agama apapun.

    Kelihatannya sekarang konspirasi Asing & AH Seng dan antek-anteknya diambang pintu keberhasilan total, dalam membenturkan SESAMA PRIBUMI INDONESIA.

    Tetapi dalam hal ini bukan hanya antara Islam melawan Kristian, melainkan adu-domba atau  benturannya jauh lebih dahsyat, yaitu Islam pro ahok melawan Islam anti ahok. Kristian pro ahok melawan Kristian anti ahok.

    Bahkan ada keluarga kristian, kakak-beradik yang ribut/gaduh besar kerana ada yang marah kerana Ahok juga menista agama Kristian melawan keluarganya yang Kristian, yang tak peduli bahwa ahok telah menista agama Kristian.
    Mereka hanya menginginkan Gubernur DKI adalah seorang Kristian, walaupun seorang yang hanya “mengaku” beragama Kristian.
    Setelah TRAGEDI NASIONAL INDONESIA PERTAMA TAHUN 1948, dan KEDUA TAHUN 1965, banyak yang tidak menyadari, atau tidak peduli, bahwa Indonesia sedang digiring menuju TRAGEDI NASIONAL KETIGA yaitu:  PRIBUMI INDONESIA SALING MEMBUNUH gara-gara satu orang keturunan pendatang yang selama ratusan tahun bekerjasama dengan penjajah.
    BACA JUGA HABIB RIZIEQ SYIHAB MAHU DIHABISI KERANA SIMBOL PERJUANGAN ISLAM DI INDONESIA & DI DUNIA[3Akhir]
    style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Jadi, sebenarnya yang ditulis Huntington, bukanlah "benturan peradaban" (The Clash of Civilizations), melainkan PERADABAN YANG DIBENTURKAN (The Clashed Civilizations).
Untuk melaksanakan benturan peradaban di Indonesia tidak sulit. Selama Perang Dunia II, telah terbentuk aliansi strategis (Strategic alliance) antara kolonialis/imperialis, kapitalis dan komunis melawan fasisme Jerman, Italia dan Jepang.

Sekarang tampak jelas kebangkitan Federalis, Pao An Tui dan Komunis. Mereka telah bekerjasama dan memiliki jaringan internasional sejak seratus tahun. Bahkan Belanda dan China telah bekerjasama selama RATUSAN TAHUN, terutama dalam PERDAGANGAN BUDAK dan PERDAGANGAN CANDU (OPIUM) DI NUSANTARA.

Agar PRIBUMI di Jakarta dan di kota-kota lain di NKRI  tidak mengalami nasib seperti PRIBUMI DI SINGAPURA dan untuk MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN NKRI dan  MENJAGA KESATUAN SERTA PERSATUAN BANGSA INDONESIA, satu-satunya jalan adalah KEBANGKITAN PRIBUMI.
(Courtesy to;
Batara R. Hutagalung/theglobal-review.com)

No comments