SEJARAH KELAM NGO-NAHDHATUL ULAMA & PARTAI KOMUNIS INDONESIA
BUGHATS.COM | Wahai Saudara-saudaraku di Nahdhatul Ulama.
Cukuplah sejarah membuktikan dan jangan pernah tertipu lagi..!
.
Cukuplah sejarah membuktikan dan jangan pernah tertipu lagi..!
.



Namun apa jawaban dari Orang-orang pengikut Ajaran Mao Che Tung ini?

Saat Pemuda "Anshar Muncar" datang, mereka disambut oleh "Gerwani" (gerakan Komunis Wanita) yang menyamar sebagai "Fatayat NU", lalu mereka diracuni, setelah diracun lalu mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.
.
Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

Para antek komunis rupanya masih menyimpan dendam dengan NU. Ketika antek-antek Komunis bersembunyi di Blitar Selatan, masih ingatkah, apa yg mereka lakukan kepada antum wahai saudaraku?

Dan masih banyak sayatan-sayatan yang mereka lakukan ke tubuh antum wahai saudaraku...
Baca juga;
Sekarang, mereka akan menipu antum dengan isu-isu yang sudah sangat difahami oleh umat Islam tentang Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI?
Jangan....jangan..... tertipu lagi wahai Saudaraku.
Mereka memfitnah Umat Islam yang faham dengan Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dangan fitnahan sebagai Radikal dan Intoleran.
Sungguh Biadab, Cukuplah Sejarah Negeri ini yang membuktikan siapakah yang telah melakukan pembantaian terhadap Umat Islam.Dan yang menghancurkan Masjid dan Mushalla, membakar Al-Qur'an, menyiksa para remaja Masjid dan melecehkan wanita Muslimah..
Dan tinta itu masih tertulis jelas di sejarah negeri ini.
Merekalah Para Budak Mao Che Tung.!!!
Bergabunglah dengan shaf Umat Islam Wahai Saudaraku....Bersatulah...Wa laaTafarraqu...
(dan janganlah berpisah dari Shaf Muslimin).
Ya Allah, persatukanlah Umat Islam di negeri ini dalam menghadapi fitnahan para pendusta...
(Terimakasih untuk Penulis asal Syaikh Abdullah Saleh Al Katiry)
No comments
Post a Comment