20161225

“Om Telolet Om“Fenomena Aneh Dari Nusantara Berlanglang Buana Ke Antar Benua

“Om Telolet Om“Fenomena Aneh Dari Nusantara Berlanglang Buana Ke Antar Benua

<img src="OM TELOLET OM.jpg" alt=" “Om Telolet Om“Fenomena Aneh Dari Nusantara Berlanglang Buana Ke Antar Benua ">
Hey Dude, Saya sempat bingung juga seminggu-dua ini, tiba-tiba saja wall facebook saya dipenuhi kalimat “Om Telolet Om“ yang diposting oleh rakak-rakan facebook saya dari Indonesia.
Dan kemudiannya berlanjutan dengan meme bertulisan;
“Om Telolet Om“
"Om Sholat Om"
"Om Sholawat Om"

Dan berbagai lagi kalimat yang ada "Om" nya.Mulanya saya fikir itu sebuah gurauan dalam bahasa daerah di Indonesia saja dan saya tidak menanggapi secara serius.



<img src="OM TELOLET OM.jpg" alt=" “Om Telolet Om“Fenomena Aneh Dari Nusantara Berlanglang Buana Ke Antar Benua ">
Baca; KIND OF CREATIVE WEAVING OF NUSANTARA
Namun bila ada seorang kawan bertanya "Apa itu
“Om Telolet Om“soalnya.
Saya pun jadi bertambah bingung mau jawab apa..
Saya jawab saja "Itu mungkin gurauan orang-orang di media sosial jawab saya pantas"

Akhirnya membuat saya ingin mencari tahu, apa sebenarnya tentang
“Om Telolet Om“ tersebut yang menurut kawan saya sudah merebak ke Malaysia.malah penyiar TV dan artis-artis Malaysia pun membuat jenaka di media sosial dan TV dengan kalimat aneh tersebut.

Alhamdulillah,Akhirnya saya menemukan jawabannya secara tidak sengaja pagi ini ,dimana seorang rakan group whatsapp memposting status tentangnya yang di sharenya dari Facebook Elly Risman #ParentingeraDigital.


Ok,mari kita simak dan hayati artikelnya.

“Om Telolet Om“ dari kacamata Parenting.
Cepat sekali fenomena Om Telolet Om (OTO) ini merebak dan nampak benar kedahsyatan kerja sosial media, langsung menembus manca negara dan menggelitik tokoh-tokoh dunia .

Peniruan menjadi-jadi. OTO juga digunakan juga dalam perang cyber kampanye(
campaign) Pilkada(Pilihan Raya Ketua Daerah) bahkan untuk mengeskpresikan rasa jengkel pada pernyataan pimpinan Negara, tokoh, kebijakan pemerintah sampai olok olok politik.

Bagi saya, kenyataan ini memilukan hati dan kerana itu pula mungkin saya tidak berhasil menemukan apanya yang lucu dari fenomena ini. Saya sangat prihatin dan sedih melihat bukan saja anak-anak dan remaja tapi juga orang dewasa dan ibu ibu…ikut ikutan yang berdiri dipinggir jalan. Anak dan remaja ini bahkan ada yang berdiri didepan bas-bas, menghalangi jalannya , menyodor-nyodorkan tulisan di karton, lupa bahkan keselamatan dirinya hanya untuk meminta supir bas menekan tombol klakson(Horn) dan gembira mendengarkan ragam suara yang keluar dari bas yang berbeda.

Untuk mengecek kewarasan fikiran saya yang saya khawatirkan terlalu berbeda dengan orang banyak, termasuk Menteri yang mengurusi masalah transportasi yang mengatakan bahwa bagi beliau ini bukan masalah. Beliau juga suka, asal jangan mengganggu arus lalu-lintas dan membahayakan keselamatan jiwa..

<img src="OM TELOLET OM.jpg" alt=" “Om Telolet Om“Fenomena Aneh Dari Nusantara Berlanglang Buana Ke Antar Benua ">
Baca; Cukup 5 Menit Untuk Anda Membaca Tips Rahasia Sukses Para Entrepreneur Membangun Bisnis Startup.
Maka duduklah saya dan ibunya, disamping cucu lelaki sulung saya berusia 10 tahun yang sedang terbaring sakit. Kami menonton sebentar berita yang kebetulan sedang menyinggung berita OTO.

“ Itu apaan sih ma ?” tanyanya pada ibunya. Ibunya menjelaskan secara ringkas, lalu saya timpali.

“Astaghfirullaaah!” ujarya.. “Ngapain begitu! buat dengerin bunyi klakson yang cuma sebentar?” tanyanya. Lalu saya lanjutkan cerita tentang luasnya fenomena ini sampai menimbulkan reaksi tokoh tokoh dunia seperti pemain sepakbola terkemuka. Ibunya menambahkan bagaimana anak dan remaja ini sampai memblok jalan , berjalan didepan bas hanya untuk minta bas itu bikin OTO.

Cucu saya menutup muka dengan kesepuluh jemarinya, sambil berucap :”Astaghfirullah.. astagfirullah malu maluin aja.. gak mikir apa?”
“Dheeng!” batin saya, anak 10 tahun aja ngerti…

Saya menyeru Allah SWT dan bersyukur dalam hati, setidaknya kalau cucu saya termasuk yang berdiri di pinggir jalan itu, InsyaAllah dia bukanlah anak atau remaja yang mudah ikut ikutan…




<img src="OM TELOLET OM.jpg" alt=" “Om Telolet Om“Fenomena Aneh Dari Nusantara Berlanglang Buana Ke Antar Benua ">


Baca; Luangkan Waktu Anda Sebentar Untuk Mengenal Dunia Bisnis Startup Dan Apa Itu Startup?

Mengapa hal ini terjadi dan mengapa sekarang boomingnya ?

Hal pertama yang muncul dalam benak saya ketika melihat kejadian ini adalah:
a. Kemana Ibu Bapa anak-anak ini?
b. Apakah mereka tahu anaknya terlibat aksi ini?
c. Bagaimana mereka menanggapinya?, apakah ini dianggap
lucu-lucuan juga ?
d. Apakah setelah mereka ketahui anaknya ikutan melakukan hal
serupa, mereka duduk membicarakannya dengan baik-baik
atau sekedar mengatakan :”Ngapain ikut2an?, bahaya!” –
Sudah segitu saja!.
e. Atau seperti yang saya saksikan, mereka merupakan sebagian
dari orang-orang yang dipinggir jalan yang turut “menikmati”
fenomena ini.


Saya khawatirkan ini adalah sebuah petunjuk kecil dari suatu hal yang lebih besar tentang :"Sebegitunya kemampuan Berfikir, Memilih dan Mengambil Keputusan bukan sesuatu yang penting atau mungkin tidak sempat dilakukan dalam pengasuhan".

Bagaimana mungkin kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung, kalau ibu bapa perduli?. Berarti terbukti, bahwa DIALOG hilang dalam pengasuhan, anak mudah kehilangan arah dan jadi pengikut dan peniru yang luar biasa bahkan untuk hal-hal yang tidak terpuji.

Hal lain yang berkelibat dalam fikiran saya adalah kaitan masalah pengasuhan ini dengan beratnya beban pelajaran disekolah. Sudah pernah kita bahas dalam tulisan beberapa minggu yang lalu, bahwa beratnya beban pelajaran dan sekolah yang panjang membuat anak lelah dan menjadikan ibu bapa/orang tua murid kehilangan spektrum pengasuhan sehingga terfokus hanya pada sukses akademik semata.

Banyak sekali hal-hal yang menyangkut kepribadian, akhlak, kemampuan mengontrol emosi dan kecerdasan sosial anak jadi tak terperhatikan sama sekali. Inilah antara lain akibatnya…Anak anak bisa bergerombolan dan berbondong-bondong mengerjakan pekerjaan yang tidak terpuji dan tidak masuk akal, lalu kemudian dianggap lucu dan PANTAS!.

Bayangkan dengan bahaya Miras(minuman keras), Narkoba(Dadah), Pornografi dan kekerasan serta kejahatan seksual yang sengaja ditebarkan dengan menjadikan anak dan remaja sebagai targetnya ? Innalillaaaah,"

Lalu, Mengapa Sekarang?

Yak, kerana Libur,Cuti Sekolah!

Bas dengan klakson Telolet bukan sekarang saja kan kita dengar? Sudah lama sekali bas antar-kota di Aceh dan (Sumatera Barat;red) saya dengar menggunakan klakson(horn) seperti itu walau tidak dengan irama yang sama seperti sekarang ini.

Kalaulah tidak dalam keadaan libur, bagaimana anak-anak secara bersamaan berada di jalan-jalan raya?

Artinya, Libur tidak direncanakan dalam keluarga untuk sejuta alasan.!
Pemerintah juga belum memperhatikan secara seksama hal ini. Minimal fasilitas olah raga, kesenian dan budaya anda tahu sendiri, apakah ada apalagi memadai dilingkungan anda?. Budaya kompetisi berbagai cabang olah raga belum lagi jadi tradisi seperti hal nya di Negara maju.

Teringat sekali saya ketika tiga tahun yang lalu saya mengunjungi sahabat baik saya asal Nigeria yang bermukim di Tallahassee, Florida. Kami menyempatkan mampir untuk belasungkawa, kerana sahabat kami ini baru saja kehilangan putra sulungnya yang ditembak mati perampok di pom bensin(pump station) yang tak jauh dari rumahnya. Kami singgah dalam perjalanan pulang setelah menghadiri acara penyerahan award untuk Yayasan yang saya pimpin di Salt Lake City, sekaligus mempelajari tekhnik terapi adiksi pornografi terbaru dan penyelenggaraan rumah singgah bagi anak anak yang adiksi pornografi(pornography addiction/kecanduan pornografi)

Waktu yang pendek bersama teman saya tersebut harus selalu terpotong kerana sebagai ibu-tunggal dia harus mengantar dan menjemput anak bungsunya yang remaja dari latihan base ball. Kami merasa sangat terganggu dan terburu-buru bersangkutan dengan jadwal antar jemput tersebut, tapi tidak bisa tidak kerana anak itu akan ambil bagian dari musim lomba olah raga menjelang libur tahunan. Sudah terbiasa, para ibu bapa akan duduk di tribune-tribune dari berbagai kompetisi cabang olah-raga yang diikuti anak -anaknya. Kemudian ibu bapa akan berbagi tugas menghadiri pemberian pialanya pula. Hari-hari anak padat dengan kegiatan yang positif dan menantang.


Saya dan pak Risman tidak pernah lupa bagaimana saya sudah berkeliling kota jauh-jauh hari, mengunjungi beberapa sekolah untuk mengecek dengan detail berbagai program yang mereka tawarkan akan diselenggarakan sepanjang libur musim panas yang cocok untuk ketiga putri kami. Setelah itu saya dan pak Risman akan sibuk menghantar jemput mereka pada hari dan jam yang berbeda. Semuanya mau tidak mau harus sebelumnya direncanakan dengan rapih dalam beberapa kali pertemuan keluarga..

Anda mungkin berfikir bahwa saya terlalu serius menyikapi hal-hal yang bagi orang banyak merupakan fenomena yang lucu, menarik dan menghebohkan bukan saja senegeri tapi juga sedunia.. Tak apa;).

Saya sengaja menuliskan nya dengan harapan dan doa, agar anda: para ibu bapa/orang tua pembelajar yang saya kagumi bisa juga mengambil iktibar dari fenomena ini, betapa memprihatinkannya pengasuhan dan pendidikan di sekitar kita.

Kita harus berjuang bersama untuk membuat anak-anak kita berbeda, dengan alasan yang jelas dan anak-anak kita juga tidak malu untuk BERBEDA .
Kalau perlu mereka bangga Berbeda kerana BENAR. Semakin hari kenyataan seperti ini semakin mahal dan nyaris langka di negeri kita ini, bahkan semakin tidak banyak tokoh yang bisa dijadikan teladan.

Mari kita sama sama berjuang untuk tidak menghasilkan anak-anak kebanyakan yang tidak punya pendirian, ikut bagaimana kata dan perbuatan orang.

Yuk! Jadi pahlawan untuk anak kita sendiri. Kalaulah anak kita tak sempat menjadi pemimpin Negeri, InsyaAllah mereka akan jadi yang terbaik dalam memimpin keluarga mereka sendiri..melahirkan dan menghasilkan cucu-cucu kita yang bukan saja terpelajar tapi TERDIDIK dan Menyejukkan hati..

Bekasi, 25 Desember 2016
Elly Risman
#ParentingeraDigital
(Kredit Photo by Kompas Bola.com)

No comments:

Post a Comment