20161117

Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati

Operasi Bendera Palsu atau False Flag Operation, adalah “serangan” operasi intelijen rahasia tingkat tinggi, untuk “mengkambing-hitamkan” terhadap suatu kasus dengan tujuan agar opini masyarakat mempercayai apa yang telah mereka (pemerintah) lakukan dan apa yang telah mereka katakan.


“False Flag Terrorism” atau “Terorisme Bendera Palsu” didefinisikan sebagai pemerintah yang menyerang rakyatnya sendiri, kemudian menyalahkan orang lain untuk membenarkan menuju ke arah peperangan melawan orang-orang yang telah dituduh salah tersebut.
Atau seperti definisi Wikipedia :
"Operasi Bendera Palsu atau False Flag Operation adalah operasi rahasia yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan atau organisasi, yang dirancang untuk muncul seolah-olah hal itu sedang dilakukan oleh entiti lain"
Nama ini berasal dari konsep militer yang mengibarkan warna bendera yang palsu atau salah, yaitu mengibarkan bendera negara lain dan bukan benderanya sendiri. Operasi Bendera Palsu tidak terbatas pada operasi perang dan operasi kontra-pemberontakan (counter-insurgency operations), namun juga telah digunakan pada masa damai, misalnya selama strategi ketegangan di Italy.

Istilah ini berasal dari kapal-kapal perang kayu dimasa lalu, ketika salah satu kapal perang itu justru mengibarkan bendera musuhnya sebelum menyerang kapal lain dari pihak musuh mereka.

Jadi, yang dikibarkan dari kapal yang ikut menyerang adalah justru bendera musuhnya, dan bukan bendera negara yang sebenarnya. Bendera musuh itu digantung dan dikibarkan, dan hal itu mengecohkan lawan. Maka sejak itu taktik tersebut dikenal sebagai “Serangan Bendera Palsu” atau “False Flag Attack”

Dan beberapa  kasus “Serangan Bendera Palsu” atau “False Flag Attack” yang telah berlaku di Indonesia dan di pelbagai negara:

1. Indonesia: Human Rights Practices for 1998

Sebuah team pencari fakta Indonesia (Indonesian fact-finding team) menyelidiki kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998, dan menetapkan bahwa “unsur-unsur militer telah terlibat dalam kerusuhan, beberapa di antaranya sengaja diprovokasi” (“elements of the military had been involved in the riots, some of which were deliberately provoked”).Salah satu korbannya adalah Munir,aktivis HAM Indonesia

Munir Said Thalib (lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1964 – meninggal di Jakarta di dalam flight jurusan ke Amsterdam,Belanda. 7 September 2004 pada umur39 tahun)adalah seorang aktivis HAM Indonesia keturunan Arab-Indonesia.
Baca disini; Konspirasi CSIS-KongloCina-Jenderal Merah & Penjajahan Cina Atas Republik Indonesia
Rujukan:
U.S. Department of State: Indonesia Country Report on Human Rights Practices for 1998.


2
.
Indonesian Police Admit That The Indonesian Military Killed American Teachers in Papua.

Menurut Washington Post, Polis Indonesia mengakui bahwa militer Indonesia membunuh guru Amerika di Papua pada tahun 2002 dan menyalahkan pembunuhan itu kepada kelompok separatis Papua untuk dapat menuduh bahwa kelompok itu terdaftar sebagai organisasi teroris.


3.Possible Police Role in 2002 Bali Attack,
Mantan presiden Indonesia yang dihormati juga mengakui bahwa pemerintah mungkin memiliki peran dalam pemboman di Bali.



4. False Flag Operation: September 9/11 Was An Inside Job

Demikian pula, operasi “bendera palsu” oleh AS telah menyalahkan Irak untuk memainkan peranan dalam serangan September 9/11 seperti yang ditunjukkan oleh amemo dari Menteri Pertahanan AS sebagai salah satu pembenaran utama untuk dapat melakukan perang terhadap Irak.
Baca; Milisi Cina 'Poh An Tui’ Pengkhianat Justru Dicitrakan Sebagai Lasykar Pro Republik.
<img src="False Flag.jpg" alt=" Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati ">
False Flag Operation:September 9/11 Was an Inside Job.


5.Britain’s Spy Agency Has Admitted “Digital False Flag”

<img src="False Flag.jpg" alt=" Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati ">
Digital False Flag

Agen mata-mata Britain mengakui telah melakukan operasi “bendera palsu digital” (digital false flag) yang menyerang terhadap target sasaran.

Kemudian,menjebak orang dengan menulis materi yang menyinggung atau melanggar hukum … lalu menyalahkan semua itu pada target sasaran.

Rujukan:

Spy Agency Engaged In Internet “False Flag” Attacks,
Snowden Confirms Spy Agency Launched False Flag Attacks and Used Honey Traps,
What Exactly Are the Spy Agencies Actually DOING with their Bag of Dirty Tricks?

Dan taktik Digital
False Flag juga "telah coba" dilakukan kepada Ulama Besar FPI(Front Pembela Islam) Habib Rizieq Syihab selepas Demo Aksi Bela Islam 1/2 dan ini kenyataan beliau yang saya share dari website.jpnn.com.:
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Semenjak saya melakukan perlawanan terhadap Pemimpin NON MUSLIM di Jakarta dua tahun lalu, saya mulai tidak nyaman dengan No HP saya.
Dan sejak enam bulan lalu, saya rasakan makin tidak nyaman, kloning dan intersave serta penyedotan data dan penyadapan mulai terasa.
Puncaknya sejak Aksi Bela Islam I yang dilanjutkan dengan Aksi Bela Islam II, semakin nyata, karena banyak orang terima berbagai pesan dari No HP saya, padahal saya tidak pernah kirim pesan kepadanya.

Karenanya, mulai saat ini No HP saya tutup, dan saya tidak bertanggung-jawab dengan segala bentuk pesan SMS dan MMS mau pun WA dan lainnya yang datang dari No HP saya tersebut.
Harap semua kawan dan rekan bisa memaklumi. Insya Allah, melalui jalur khusus, kita akan tetap bisa berkomunikasi. 'Afwan wa Syukran.
Wallaahul Musta'aan
Selain puluhan dan semua Operation False Flag atau Operasi Bendera Palsu yang telah berlaku, pada masa lalu pernah terjadi bahwa dua-per-tiga dari Kota Rome terbakar dalam kebakaran berskala besar pada tanggal 19 July di tahun 64.

Menurut sejarawan Tacitus, Kebakaran Besar Roma dimulai pada malam tanggal 18 July1964,di pertokoan di sekeliling Circus Maximus,Rome. Banyak orang Rome yang tinggal di rumah kayu sehingga api dengan cepat merambat. Api tersebut hampir berhasil dipadamkan setelah lima hari namun kembali menyala.

Sementara itu, Suetonius menulis bahwa api tersebut membakar bandar Rome selama enam hari tujuh malam. Api tersebut membakar habis 4 dari 14 distrik di Rome dan 7 lainnya mengalami kerusakan parah.

Istana Nero, Kuil Jupiter Stator dan Kuil Vesta juga hancur dalam kebakaran itu. Kemudian orang-orang Romawi menyalahkan Kaisar Nero yang memicu asal muasal kebakaran.

Beberapa pemimpin top Romawi termasuk Konsul Romawi Cassius Dio serta sejarawan seperti Suetonius, sepakat bahwa Nero yang memicu api itu.

Tuduhan itu didasarkan pada kenyataan bahwa Senat Romawi baru saja menolak aplikasi Nero untuk membersihkan 300 hektar lahan di Rome sehingga ia bisa membangun kompleks istana, dan memicu kebakaran akan memungkinkan dia untuk membangun kompleks istananya. Kebakaran hebat yang menghanguskan 2/3 kota Roma pada kala itu lalu dinamakan sebagai Great Fire of Rome atau Kebakaran Besar Rome.
Baca; THE NEW FIRST LADY Siapa Sosok Melania Trump Dan Darimana Istri Donald’s Berasal?
<img src="False Flag.jpg" alt=" Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati ">

Terlepas dari siapa sebenarnya yang memulai atau memicu api, Nero menghadapi opini publik yang menuduhnya sebagai otak pembakaran itu.

Namun pihak Kristian secara palsu disalahkan sebagai pemicu atau yang memulai api kebakaran. Orang-orang Kristian mengaku, namun tidak jelas apakah mereka mengaku kerana disiksa dan apa yang diakui, penyebab kebakaran atau sebagai orang Kristian.


Menurut Tacitus, Nero memerintahkan agar orang Kristian dimangsa binatang, disalibkan, atau dibakar di tiang sebagai penerangan. Nero kemudian ditangkap dan disiksa secara brutal dan dibunuh oleh sejumlah orang Kristian untuk sesuatu yang mereka mungkin tidak lakukan.
Kami tidak memasukkan peristiwa ini dalam daftar di atas, kerana jika benar Nero melakukan atau memicu api, maka hal itu hanya untuk tujuannya sendiri yaitu untuk membangun kompleks istana mewahnya, dan bukan kerana alasan geopolitik yang menguntungkan bangsanya.

Lalu bagaimana dengan adanya Taliban, Khorasan, Al-Qaeda, ISIS, Bom Bas di London, Bom Kereta Api di Sepanyol, Bom Boston Marathon bahkan tragedi penembakan-penembakan seperti tragedi Colombia School, Paris Attack hingga Sandy Hook, bahkan Charlie Hebdo? Begitu umum ada nama untuk ini. Penggunaan trik menggertak, menakuti atau menipu, adalah sangat umum bahwa hal itu telah diberi nama sejak ratusan tahun yang lalu.


Pemimpin Sepanjang Sejarah Telah Mengetahui “False Flags”


Pemimpin sepanjang sejarah telah mengakui bahayanya “Bendera Palsu” atau “False Flags” diantaranya:

Friedrich Nietzsche
<img src="False Flag.jpg" alt=" Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati ">“A history of false flag attacks used to manipulate the minds of the people! In individuals, insanity is rare; but in groups, parties, nations, and epochs it is the rule.” -Friedrich Nietzsche (German philologist, philosopher, cultural critic, poet and composer).

“Sejarah serangan ‘Bendera Palsu’ digunakan untuk memanipulasi pikiran rakyat! Pada individu, kegilaan jarang; tapi dalam kelompok, partai, bangsa, dan zaman hal itu adalah aturan. ” -Friedrich Nietzsche.

Adolf Hitler
<img src="False Flag.jpg" alt=" Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati ">“Terrorism is the best political weapon for nothing drives people harder than a fear of sudden death”. -Adolf Hitler (politician who was the leader of the Nazi Party (German: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP)).

“Terorisme adalah senjata politik terbaik tanpa menggerakkan orang untuk lebih keras daripada rasa takut terhadap terhadap kematian mendadak.” -Adolf Hitler.

Hermann Goering
<img src="False Flag.jpg" alt=" Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati ">“Why of course the people don’t want war … But after all it is the leaders of the country who determine the policy, and it is always a simple matter to drag the people along, whether it is a democracy, or a fascist dictatorship, or a parliament, or a communist dictatorship … Voice or no voice, the people can always be brought to the bidding of the leaders. That is easy. All you have to do is to tell them they are being attacked, and denounce the pacifists for lack of patriotism and exposing the country to danger. It works the same in any country.” –Hermann Goering (German politician, Nazi military leader, and leading member of the Nazi Party (NSDAP)).


(“Kenapa tentu saja orang tidak ingin berperang. Tapi semua itu adalah kebijakan yang ditentukan dari para pemimpin negara, dan semua itu selalu merupakan hal yang mudah untuk menyeret orang-orang secara bersama-sama, apakah itu demokrasi, atau kediktatoran fasis, atau parlimen, atau kediktatoran komunis … suara atau tidak ada suara, orang-orang selalu bisa dibawa ke penawaran dari para pemimpin. Dan hal itu mudah. Yang harus Anda lakukan adalah untuk memberitahu mereka yang sedang diserang, dan mencela para pecinta damai karena kurangnya patriotisme dan justru mengekspos negeri anda dalam keadaan bahaya. Ia bekerja sama di negara manapun.”) -Hermann Goering (pemimpin Nazi).

Josef Stalin
<img src="False Flag.jpg" alt=" Konspirasi False Flag Operation-Operasi Bendera Palsu Oleh Organisasi Intelligence Mossad & Illuminati ">“The easiest way to gain control of a population is to carry out acts of terror. (The public) will clamor for such laws if their personal security is threatened”. –Josef Stalin (the leader of the Soviet Union from the mid-1920s – 1953).
“Cara termudah untuk mendapatkan kontrol dari populasi adalah melakukan aksi teror. (Masyarakat) akan menuntut undang-undang tersebut jika keamanan pribadi mereka terancam “. -Josef Stalin

Semoga artikel ini dapat membantu, kerana kami bukan blogger kelas politik lokal seperti semua blogger yang jadi antek politikus titipan luar negeri, baik itu dari Zionis,Yahudi,RRChinaKomunis,Syiah,Komunis dan sel-sel yang ingin menjadikan negara Indonesia ini jadi negeri jajahan Asing & A Seng dan sebagainya.

Apalagi telah semakin banyaknya orang-orang sebagai antek bayaran Mossad dan CIA di Indonesia yang sudi menjual bangsanya sendiri hanya demi uang yang akhirnya mereka tinggalkan setelah mereka tewas.

Mereka menyebar mulai dari tukang sampah, LSM/NGO, pengusaha hingga pejabat tinggi baik itu di legislatif, eksekutif dan yudikatif, bahkan menjadikan ideologi politik mereka sebagai bumpernya dan menikus pada politikus busuk.

Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda tentang jiwa sebagai warga negara ber-Kebangsaaan Indonesia, SalamSukses dari Kami di The Wheel Of Fortuna.Com.

(sumber Googling: 42 False Flag Attacks/Courtesy to indocropcircles.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment