Menelusuri Kisah Sukses Startup Jarvis Store,Karya Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi University HELP, Malaysia
Menelusuri Kisah Sukses Startup Jarvis Store,Karya Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi University HELP, Malaysia
Image by google
Hey Dude,!. Beberapa minggu lepas saya secara tak sengaja telah berkenalan via Facebook dengan seorang anak muda Pan-Indo,ibunya asli wanita Bali dan bapanya dari Semenanjung Malaysia.seorang Computer Programmer at National Geographic Channel dan lulusan Studied Computer programming at RWTH Aachen University.
Hey Dude,!. Beberapa minggu lepas saya secara tak sengaja telah berkenalan via Facebook dengan seorang anak muda Pan-Indo,ibunya asli wanita Bali dan bapanya dari Semenanjung Malaysia.seorang Computer Programmer at National Geographic Channel dan lulusan Studied Computer programming at RWTH Aachen University.
Tantangan: Restu Keluarga
Dalam menekuni bisnis ataupun pekerjaan freelancer yang akan sentiasa duduk didepan komputer setiap hari,bahkan berjam-jam.Maka sudah pasti ada halangan tantangan yang akan dihadapi.Seperti apa yang dialami teman baru saya ini dan juga pernah berlaku kepada entrepreneur muda Frianto Moerdowo CEO Jarvis Store, yang telah sukses besar hari ini yaitu tentang tantangan atau halangan restu dari keluarga.
Teman saya yang lulusan RWTH Aachen University. pernah di katakan keluarganya dan rakan-rakannya mencari wang atau bekerja dengan jin kerana hanya duduk seharian didepan komputer.Situasi ini bisa berlaku kerana pandangan masyarakat Nusantara ini yang masih terkongkong dengan mindset tradisional yaitu apabila anaknya lulus dari university mesti cari kerja tetap sama ada dengan kerajaan atau swasta.
Seperti yang dinyatakan oleh Frianto sebagai CEO Jarvis Store,yang saya share dari maxmanroe.com, untuk postingan blog ini.menyatakan sebenarnya ia tak memiliki kendala dan tantangan yang berarti. Dengan sebuah fokus serta strategi yang tepat maka setiap target pun bisa dicapainya.
Hanya salah satu kendala dalam menjalankan Jarvis Store ini justru datang dari luar usahanya yaitu dukungan keluarga. Kerana dirinya adalah anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan tradisional, maka keluarga Frianto memang masih berfikir bahwa selepas kuliah haruslah bekerja di perusahaan atau pemerintah.
Teman saya yang lulusan RWTH Aachen University. pernah di katakan keluarganya dan rakan-rakannya mencari wang atau bekerja dengan jin kerana hanya duduk seharian didepan komputer.Situasi ini bisa berlaku kerana pandangan masyarakat Nusantara ini yang masih terkongkong dengan mindset tradisional yaitu apabila anaknya lulus dari university mesti cari kerja tetap sama ada dengan kerajaan atau swasta.
Seperti yang dinyatakan oleh Frianto sebagai CEO Jarvis Store,yang saya share dari maxmanroe.com, untuk postingan blog ini.menyatakan sebenarnya ia tak memiliki kendala dan tantangan yang berarti. Dengan sebuah fokus serta strategi yang tepat maka setiap target pun bisa dicapainya.
Hanya salah satu kendala dalam menjalankan Jarvis Store ini justru datang dari luar usahanya yaitu dukungan keluarga. Kerana dirinya adalah anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan tradisional, maka keluarga Frianto memang masih berfikir bahwa selepas kuliah haruslah bekerja di perusahaan atau pemerintah.
Bahkan status untuk menjadi pegawai negeri yang di Indonesia disebut sebagai PNS selalu jadi sebuah tuntutan oleh keluarga teman saya yang lulusan RWTH Aachen University tersebut begitu juga kepada Frianto CEO Jarvis Store dari keluarganya.
Nah saat keluarganya mendapati Frianto yang hanya duduk-duduk manis di depan laptop di rumah, maka keluarganya pun jadi kurang menaruh dukungan pada awalnya. Namun seiring keikutsertaan Frianto dalam program Launchpad Accelerator 2 yang diselenggarakan #Google, maka keluarganya pun perlahan mulai luluh dan mengerti serta mendukungnya.
Pelajaran Dari Silicon Valley
Setelah quarantined selama dua minggu di
Lembah Silikon dalam agenda Launchpad Accelerator 2 ini, enam startup
yang terpilih dari Indonesia pun akhirnya pulang ke Tanah Air dengan
membawa ilmu baru. Menurut Frianto, CEO Jarvis Store pengalaman menimba
ilmu di Lembah Silikon, Google sangatlah luar biasa. Menariknya selain
mendapatkan ilmu, program Launchpad Accelerator 2 ini juga memberikan
pendanaan senilai 50.000 dollar AS (Rp 657 jutaan) dari Google.
Meski telah kembali ke tanah air, namun para peserta Launchpad Accelerator 2 ini masih tetap memperoleh bimbingan jarak jauh dari para mentor hingga enam bulan ke depan. Beberapa pelajaran dan ilmu yang didapat oleh Frianto dari program Launchpad Accelerator 2 ini antara lain manajemen team, sistem perekrutan, pengembangan bisnis, hingga hal-hal teknis semacam user experience, user interface dan audience validation.
Hingga saat ini Jarvis Store telah
mempunyai kurang lebih 25.000 pelanggan UKM. Dengan tingkat pertumbuhan
pertahunnya yang mencapai 600 persen, Frianto pun tak ragu untuk
kemudian memasang target ambisius di tahun 2018 mendatang. Target di
tahun 2018 sendiri dari Frianto adalah pencapaian jumlah pelanggan
Jarvis Store yang mencapai 500.000 UKM.
Baca juga;
Baca juga;
Cukup 5 Menit Untuk Anda Membaca Tips Rahasia Sukses Para Entrepreneur Membangun Bisnis Startup .Kunci Sukses Dari Silicon Valley?
Luangkan Waktu Anda Sebentar Untuk Mengenal Dunia Bisnis Startup Dan Apa Itu Startup?
Bagi Anda yang belum tahu apa itu Silicon Valley, menurut Wikipedia Silicon Valley (terj. harfiah: Lembah Silikon) adalah julukan bagi daerah selatan dari San Francisco Bay Area, California Amerika Syarikat. Julukan ini diraih kerana daerah ini memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor. Daerahnya termasuk San Jose, Santa Clara, Sunnyvale, Palo Alto, dll. Perusahaan-perusahaan teknologi ternama lahir disana di antaranya adalah: Adobe Systems, Apple Computer, Cisco Systems, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, danYahoo!..
Kembali kepada kisah sukses Frianto Moerdowo diatas, dalam membangun sebuah #startup bernama Jarvis Store.Adalah bermula dari sebuah rumah kost, gabungan tiga mahasiswa jurusan teknologi informasi Universitas HELP, Malaysia asal Indonesia ini yaitu Frianto Moerdowo, Kadek Agus Yusida, dan Putu Gusindra Divanatha. Dengan modal Rp 30 juta-an yang diperoleh dari usaha sampingannya menawarkan khidmat desain situs untuk toko online, ketiga putra daerah Bali ini mengeksekusi Jarvis Store pada tahun 2013 setelah mereka lulus kuliah. Lalu seperti apakah konsep startup Jarvis Store ini sebenarnya?
Konsep Usaha Jarvis Store
Kerana berawal dari usaha sampingan khidmat
desain situs atau website toko online maka startup Jarvis Store ini
juga memakai konsep tersebut yaitu platform yang menawarkan jasa desain
khusus untuk #toko online.
Layanan Jarvis Store ini sendiri berjenis usaha B2B
(Business-to-Business) yang akan memaksimalkan layanannya guna membuat
pengguna bisa mengembangkan situs online dalam waktu yang instan.
Jarvis Store sendiri juga memiliki template-template yang bisa
dipersonalisasi lebih lanjut. Jika dibandingkan maka Jarvis Store ini
tidak jauh berbeda dengan platform WordPress bagi para blogger yang
ingin punya laman sendiri. Bedanya Jarvis Store khusus menyasar Usaha
Kecil Menengah (UKM) yang ingin jualan online.
Tawarkan Paket Jasa All-in-one
Bagi Anda pelaku UKM yang ingin
menggunakan startup Jarvis Store dan tak mau ribet dengan remeh-temeh
soal hal-hal diluar domain situs maka Anda bisa memilih paket khidmat
all-in-one. Dengan paket ini sendiri maka Anda akan bisa melakukan
pengaturan soal transaksi keuangan, logistik, dan analitik performa
bisnis.
Dalam hal transaksi keuangan dan
pembayaran atau payment gateaway di dalamnya, Jarvis Store juga sudah
menjalin kerja sama dengan Doku, PayPal, hingga transfer bank. Sedangkan
untuk keperluan logistik terutama pengiriman barang Jarvis Store juga
telah bermitra dengan JNE. Terkait hal ini, Jarvis Store sendiri
memiliki beberapa tarif paket yang ditawarkan berdasarkan kapasitas
penyimpanan, bandwidth, dan jumlah pengiriman barang ke pelanggan tiap bulannya.
Baca juga;
Beri Saya Waktu 5 Menit,Untuk Memperkenalkan Anda Kelebihan Produk Frozen Food
Baca juga;
No comments
Post a Comment