Eksplorasi Baru Fashion Designer Etnik Nusantara by Itang Yunasz
Eksplorasi Baru Fashion Designer Etnik Nusantara by Itang Yunasz
Hey Dude,! Pada artikel sebelum ini telah ditulis tentang Batik Tenun yang dinamakan Tenun Ulap Doyo atau Kain Ulap Doyo yang merupakan hasil seni menenun kain dari Suku Dayak
Benuaq di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Samarinda, Kalimantan Timur. Disebut
Doyo kerana bahan utamanya tidak dihasilkan dari benang atau kapas tapi dari
serat tanaman seperti tanaman Anggerik Hutan yaitu tanaman Daun Doyo.
Anda boleh baca selanjutnya disini;
Anda boleh baca selanjutnya disini;
Pulau Kalimantan yang di sebut juga Borneo Island,yang kaya dengan budaya dan adat tradisi terdiri suku-suku Dayak yang merupakan suku terbesar populasinya di Pulau Kalimantan.
Budaya fashion pakaian yang terhasil dari tenunan asli para suku-suku di Kalimantan telah bermula dari era kejayaan Kerajaan Kutai dahulu.Tenunan asli yang cantik tersebut kini sudah memasuki pentas moden dan sering diperagakan di event-event peringkat nasional hingga mancanegara
Salah seorang designer fashion terkenal Indonesia,Itang Yunasz , juara Lomba Perancang Mode (LPM)Indonesia 1981,yang tertarik mengangkat dan mengeksplorasi suasana pedalaman dan budaya etnik dari Kalimantan melalui motif-motif digital print, seperti motif Anyaman Akar Rotan, Ulap Doyo, Bunga Jahe(halia), Bunga Kecombrang, hingga Burung Enggang khas Kalimantan.
Untuk menambah eksotika, Itang memilih warna-warna alam, antara lain cokelat, merah tanah, hijau pupus , off white dan hitam, di atas material, seperti brokat, sifon, katun, crepe, satin, bahkan taffeta dan organdi.
Itang Yunasz memang debutnya tidak ada surutnya. langkahnya sebagai desainer tak pernah surut, bahkan terus bertahan di papan atas perancang busana Indonesia. Bahkan, setelah ia memutuskan berfokus kepada segmen busana muslim, atau yang kini dikenal sebagai Modest Wear. Semua itu tak lepas dari usahanya yang tak kenal lelah menggali dan mengeksplorasi banyak hal demi memperkaya rancangannya.
#IFW2016Baca juga;
Menampilkan sekitar 8 koleksi busana terbarunya, Itang Yunasz dalam pagelaran ini mengusung tema "Kanjeung" yang merupakan motif-motif batik dari tanah Jawa seperti motif Babon Anggreng, Bunga Hokokai, Parang Rusak, Parang Besar & Kecil yang berulang dan membentuk garis tepi serta ornament emblem dan pita.
/Itang Yunasz Fashion/FB
Jangan Pernah Bandingkan Istrimu Dengan Perempuan Muda Itu,Wangi Berparfum Romance- Ralph Lauren.
Pilar-Pilar Cinta Sejati Itu Bersemi Via Online Dating Site.
Setelah sebelumnya ia asyik bermain digital print dengan warna-warna cerah, kini ia mengeksplorasi motif dan warna-warna natural yang diangkat dari budaya Kalimantan, yang akan mendominasi rancangannya untuk 2016. Hasil eksperimen dan eksplorasi terbarunya itu ia tampilkan dalam fashion show tunggalnya, pada hari kedua perhelatan Jakarta Fashion Week 2016, di Fashion Tent, Senayan City.
Untuk busana wanita, Itang menyajikan mulai dari Dress, Abaya, Kaftan, Celana panjang longgar, Skirt panjang, hingga Jubah panjang. Sedangkan untuk lelaki, ia menghadirkan aneka Tunik, Outer Jacket dari bahan tenun ikat, Kemeja longgar dari Brokat dan sebagainya. Tak biasa, tapi menarik dan eksperimental.
Itang juga menambahkan suasana petualangan di dalam shownya kali ini. Hal itu terlihat dari aksesori pelengkap berupa topi pandan dan topi kain, kacamata hitam, hingga sepatu-sepatu model ankle boots peeptoe, slingback sandal fringe, serta loafer sol tebal, seolah mengajak penonton ikut melakukan perjalanan ekspedisi budaya bersamanya. Ya, Itang Yunasz memang tidak ada surutnya.
(Sumber;Tina Savitri/Itang Yunasz Fashion/FB)
No comments
Post a Comment