Kisah Ushairim Pejuang Islam,Dijamin Masuk Syurga

“Apa yang mendorongmu datang ke sini? Apakah kerana kasihan terhadap kaummu, ataukah simpati terhadap Islam?”

“Aku simpati terhadap Islam. Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku masuk Islam, kemudian mengambil pedangku dan menyusul Rasulullah, lalu berperang sampai terluka seperti ini. Jika aku mati, maka hartaku untuk Rasulullah, beliau bebas menggunakannya sesuai keinginannya.


<img src="Mujahiddin.jpg" alt="Kisah Ushairim Pejuang Islam,Dijamin Masuk Syurga  ">
                                Ilustrasi;Mujahidin/Image by google.

Kisah Ushairim Pejuang Islam,Dijamin Masuk Syurga

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum,Warahmatullaahi Wabarakaatuhu.
Saya secara tidak sengaja view,sebuah video yang diposting oleh rakan facebook di profilnya.Video tersebut memaparkan ceramah oleh seorang Ulama bertaraf Mufti kontroversial.Dimana syarahan agamanya selalu berbau kontroversi yang membuat kini masyarakat Islam di Malaysia saling pro dan kontra pada sesuatu isu yang terkadang sangat simple dan mudah.namun akhirnya masyarakat saling berbalah dan saling mendabik dada 'kami yang betul' dan 'kamu salah besar,bid'ah' dan sebagainya.

Dan pada video yang saya tonton tersebut.Beliau memulakan syarahannya dengan penuh kata-kata simpatik dengan permainan, pendahuluan kalimat-kalimat indah untuk memukau audiensnya.Beliau berkata "kita umat Islam dinegara ini perlu melihat Islam itu dalam kerangka agama yang luas"-demikianlah lebih kurang saya ringkaskan mukadimah video tersebut.

Beliau seterusnya bersyarah; "masyarakat kita apabila melihat seorang pemimpin itu sholat dan mengerjakan umrah.maka mereka telah melupakan kezaliman dan dosa-dosa yang dilakukannya"

Dan selanjutnya beliau berkata" ada sultan dari negeri antah berantah,nampak warak dan keluarga sultan tersebut semuanya sholat dan patuh pada agama.Hingga Sultan itu dipuja bagaikan wali,sudah seperti taraf wali songo kata beliau melanjutkan syarahannya "namun sang sultan mengambil duit rakyat untuk membangun istananya sekian juta ringgit"

Saya coba ulas syarahan beliau dalam video tersebut.Dan sebelumnya saya ingatkan para pencinta dan pengikut beliau yang menyanjung beliau bagaikan seorang Maulana Hadist yang tidak perlu dipertikaikan pada setiap untaian tazkirah,syarahnya.


Disini bukan saya mengaku lebih hebat dari maulana mereka.Namun bagi saya pribadi banyak sebenarnya sisi pandang kita yang terkadang diucapkan berlainan dengan sikap kita sebenarnya. Beliau mengajak masayarakat untuk melihat agama Islam dan penganutnya dari kerangka yang luas.Justru saya berpendapat dua contoh pemimpin yang beliau contohkan tersebut diatas adalah dari sisi pandang kerangka sempitnya pemikiran beliau dalam menilai seseorang Muslim.


Maaf saya bukan pembela pemimpin yang zalim dan menggunakan harta rakyat dan negara sesuka hati mereka.Namun saya mengulas syarahan beliau dari petikan pendahuluan kata-kata beliau "bahwa kita perlu melihat Islam dari kerangka yang luas" Justru sejatinya beliau melihat sisi pandang pemimpin@ penganut muslim tersebut dari kerangka Islam yang sangat sempit.


Disini saya nukilkan satu kisah pada zaman Nabi Muhammad SAW,yang saya boleh ibaratkan sebagai pendukung hujah saya 'bahwa perlunya kita melihat Islam dan penganutnya dalam satu isu dalam kerangka yang luas dengan penuh hikmah"


Tahukah anda bagaimana image keseluruhan hidup kita ini dinilai dari bagaimana keadaan akhirnya. Ini bukanlah wujud dari ketidakadilan. Tetapi justru menunjukkan betapa Allah SWT. amat menyayangi makhluk-Nya yang bernama manusia. Allah pasti akan selalu memberi ganjaran setiap perbuatan baik manusia, walaupun mungkin perbuatan itu dipandang kecil atau sedikit. Bahkan, selalu, Allah SWT membalas dengan berlipat-lipat ganda.


Perkara ini berlaku kepada
seorang pejuang@kesatria Islam yang dalam sejarah disebut Ushairim. Namanya adalah Amru bin Tsabit bin Waqsy, dan pada awalnya beliau adalah seorang kafir yang menentang risalah Islam.




Abu Hurairah Ra. meriwayatkan kisahnya.[1]
Pada suatu peristiwa, Amru datang ke Madinah ketika Rasulullah SAW., para sahabat, dan pasukan tentara Islam sedang berada di Uhud, menghadapi gempuran pasukan kafir Quraisy.


Dia bertanya kepada orang-orang, di mana Sa’ad bin Mu’adz. Orang-orang pun menjawab bahwa Sa’ad pergi ke Uhud. Dia bertanya lagi tentang di mana keluarga saudaranya, orang-orang menjawab sedang pergi ke Uhud. Dia pun bertanya tentang di manakah kaumnya, Bani Abdil Asyhal, orang-orang pun menjawab bahwa semuanya sedang pergi ke Uhud, berperang bersama Rasulullah SAW. Kemudian orang-orang mengajak Amru untuk memeluk Islam, dan dia pun memeluk agama Islam.


Amru terlihat tergesa-gesa. Dia segera pulang ke rumah, mengambil pedang, tombak, dan baju zirahnya. Seolah-olah dikejar waktu, dia segera melompat ke atas punggung kudanya dan melarikannya dengan cepat. Ternyata dia hendak menyusul Rasulullah SAW dan pasukan Islam di Uhud.

Ketika kecamuk perang itu terlihat di pelupuk matanya, dia mempercepat lari kudanya. Perajurit Muslim pun melihat kedatangannya dan berteriak, “Menyingkirlah dari kami, ya Amru.”

“Aku telah beriman,” jawab Amru.


Tanpa menunda, Amru segera menerjunkan dirinya ke medan jihad, menyabung nyawa menghancurkan musuh-musuh Islam. Setelah Perang Uhud reda, perajurit Muslim menemukannya sedang sekarat dengan tubuh yang penuh luka. Orang-orang dari Bani Abdil Asyhal pun hadir di sisinya.


Mereka bertanya kepadanya, “Apa yang mendorongmu datang ke sini? Apakah kerana kasihan terhadap kaummu, ataukah simpati terhadap Islam?”

“Aku simpati terhadap Islam. Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku masuk Islam, kemudian mengambil pedangku dan menyusul Rasulullah, lalu berperang sampai terluka seperti ini. Jika aku mati, maka hartaku untuk Rasulullah, dia bebas menggunakannya sesuai keinginannya.”

Ketika orang-orang menceritakannya peristiwa tersebut kepada Rasulullah, beliau bersabda: “Dia termasuk golongan penghuni syurga,” (HR. Baihaqi).


Beberapa orang sahabat berkomentar, “Dia meninggal lalu masuk syurga, padahal belum pernah melaksanakan satu solat pun.” Rasulullah bersabda, “Dia berbuat sedikit, namun mendapatkan pahala banyak,” (HR. Bukhari dan Muslim).


Semoga kita selalu mengisi hari-hari kita dengan perbuatan yang baik, dan Allah sudi menganugerahkan kita akhir yang mulia, yang membawa kita ke syurga.


Demikianlah dalil hujjah saya tentang perlunya kita "berkata jujur kepada umat,bukan saja kepada penganut muslim juga kepada penganut non muslim".


Janganlah kita berkata-kata atau menyeru orang lain untuk melihat Islam dalam kerangka yang luas.namun hati kita sendiri berkata lain ataupun melihat perlakuan,kepribadian seorang muslim degan kerangka agama atau pendapat yang sempit.Kita tetap tidak setuju kepada para politikus dan pemimpin yang korap,berlaku zalim kepada rakyat.


Namun jika ada sedikit kebaikan yang dilakukannya.Apakah Allah SWT tidak akan menilainya ataupun menimbangnya sebagai sebuah kebaikan?!.

Saya teringat pesanan guru@ustaz kami pada satu sesi pelajaran.Tausiyah beliau " Apabila kalian nanti memberi syarahan,tazkirah ataupun berkhotbah pada hari juma'at di masjid.Jadikanlah para pendengar kalian apabila keluar dari masjid menjadi seorang yang tawadhu' menundukan kepalanya tanda memahami syarahan kalian BUKAN menjadikan mereka keluar dari mendengar syarahan kalian dengan menggeleng-gelengkan kepalanya"

Pustaka;
[1]
Sayf Muhammad Isa/Tidak Pernah Sholat,Tapi Masuk Syurga.
#djenderal4arwah.wordpress.com

No comments