20130805

Kota Suci Sejuta Mulah Itu bernama Qom.


[Hazrat-e Masuma Shrine in Qom]

Editor by Wilhelmina


Qom (Persia : قم, dikenal juga dengan nama Q'um atau Kom) adalah sebuah kota yang juga merupakan ibukota Provinsi Qom di Iran. Terletak sekitar 156 km barat daya Teheran. Memiliki penduduk sekitar 1.042.309 jiwa pada 2005, berada di tepi Sungai Qom.
Qom menjadi sebuah kota suci bagi penganut Ajaran Syi'ah, dimana di kota ini terdapat makam dari Fatimah al-Ma'sum, saudari dari Imam Ali ar-Ridha. Kota ini merupakan pusat pendidikan Syi'ah terbesar di dunia.

Qom adalah sebuah kota di Iran yang menjadi mendapat julukan Kota Sejuta Ulama.namun kini kota tersebut telah jadi bandar 'free sex' dibalik  pakaian jubah Mulah dengan berselindung disebalik tabir 'Nikah Mut'ah'

KEROSAKAN kota-kota suci Iran ternyata erat kaitannya dengan para Mulah. Sebab hanya para Mulah itulah yang dapat masuk ke pusat-pusat pendidikan yang dikhususkan untuk gadis-gadis, meski pada dasarnya mengajar di tempat-tempat tersebut terlarang bagi lelaki di kota Qom. Begitu juga dengan pusa-pusat kesehatan, rumah sakit dan tempat-tempat wisata yang dikhususkan buat wanita, banyak dijumpai para Mulah berjalan-jalan dengan bebasnya seakan mereka adalah kelompok orang yang telah dihalalkan atas semua wanita yang masuk ke tempat-tempat tersebut.
Bahkan kerosakan di kota Qom jauh melebihi kerosakan kota Teheran yang merupakan kota yang lebih terbuka di banding Qom.

qom

Mulah.sedang hisap rokok cerut

Angka bunuh diri di kalangan wanitanya dengan jalan minum racun sangatlah tinggi, dan hal itu disebabkan oleh beban mental yang banyak dirasakan oleh para wanita dan gadis-gadis yang tinggal di kota itu sebagai dampak dari situasi yang telah memaksa mereka dan juga cara-cara yang diterapkan oleh “syurthatul akhlaqil hamidah” yaitu polis penegak akhlak terpuji di bawah kekuasaan para mulah.


Kondisi kejiwaan inilah yang di saat tertentu dapat memicu tindak kejahatan dari kaum lelaki Iran untuk melakukan penculikan dan pemerkosaan, bahkan tak jarang berakhir dengan dibunuhnya sang korban kerana takut dilaporkan. Dan sebagian wanita dan gadis korban perkosaan pun tak jarang yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri kerana malu dengan apa yang menimpanya.


Nyatanya, wanita di kota Qom selalu dalam resiko penghinaan dan pelecehan seksual, khususnya yang dilakukan oleh kalangan pelajar agama di Hauzah. Setiap kali mereka melihat wanita atau gadis yang sedang berada dijalan, maka buru-buru mereka membuka percakapan dengannya tentang nikah mut’ah, bahkan sedikit pun mereka tidak membuka ruang tanya jawab meski si wanita atau gadis tersebut merasa keberatan. Hal itu disebabkan apa yang mereka inginkan adalah perkara yang disyari’atkan dan telah ditegaskan oleh pemerintah, di samping mut’ah dalam keyakinan mereka adalah perbuatan terpuji dan telah diwasiatkan oleh para Imam mereka sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab Imam mereka.


Kerana itulah wanita-wanita di Qom harus menanggung penghinaan dan pelecehan seksual ini dari para mulah, pemuda dan juga kaum lelaki. Mereka hanya mempunyai dua pilihan; tetap tunduk dengan aturan itu atau hidup dalam situasi kepahitan jiwa.


Sebagian besar kehidupan rumah tangga di kota Qom juga mengalami kegagalan, kerana sebagian besar dari mereka hidup dengan tetap menjalani kebiasaan dan mengikuti adat yang menguasai di kota itu. Adat kebiasaan ini kadang bertentangan dengan tingkat pengetahuan dan sosial mereka, dan adat inilah yang sering kali mendorong kaum laki-laki untuk melakukan mut’ah sebab mereka meneladani para mullah. Dan sebaliknya banyak para istri yang kemudian membalas perbuatan suaminya dengan menjalin hubungan dengan  lelaki lain. Inilah yang menyebabkan kehidupan rumah tangga mereka berakhir dengan kegagalan lalu dilanjutkan dengan perceraian. Menurut penelitian tentang keadaan sosial di kota Qom, ternyata angka perceraian di kota itu menduduki peringkat terbesar kedua di negara Iran.


Seperti diketahui bahwa mahkamah yang khusus menangani kes-kes civil  di Iran dilaksanakan dengan perantara hakim-hakim yang selalu memotivasi para wanita dan gadis untuk melakukan perceraian, dan segera setelah perceraian itu mereka dipindahkan ke Yayasan-Yayasan Sosial dengan dalih menolong mereka agar cepat mendapatkan pekerjaan, namun pada kenyataannya mereka terjebak dalam perangkap para mullah untuk dijadikan hamba sex dengan alasan mut’ah. Yayasan Az-Zahra’ termasuk Yayasan paling terkenal yang menjadi tempat tinggal para janda dan tempat bersenang-senangnya para mullah dan para pelajar agama di Hauzah yang sangat menginginkan berbuat maksiat  atas nama mut’ah.


Sampai ada hal yang sangat sulit dipercaya, jika dikatakan ada data yang tidak rasmi menegaskan bahwa kota Qom telah mencatat angka tertinggi dalam masalah aborsi-pengguguran bayi illegal- dengan cara yang tidak diatur oleh undang-undang. Sehingga sangat mustahil bila dalam sehari tidak ditemukan janin-janin yang telah dibuang di tempat-tempat sampah atau longkang bahkan ke sungai.



Kerosakan kota Qom tidak hanya itu, sebab kerosakan-kerosakan lain juga telah mencatat angka yang sangat tinggi seperti pertikaian dan pergaduhan  antar kelompok dan perorangan yang menyebabkan menumpuknya korban luka-luka di rumah sakit Nakui di Qom setiap harinya. Salah satu jalan yang sering terjadi pergaduhan  adalah jalan Bajik.


Kota Qom juga mencatat angka tertinggi kedua penderita AIDS. Demikian juga dengan angka pecandu kokain jenis “crack”, tercatat bahwa satu dari tiga orang di kota Qom adalah pecandu opium.
Kota Qom juga tercatat sebagai kota yang paling banyak menggunakan minuman keras murahan yang mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian atau hilangnya penglihatan, sebagaimana yang pernah terjadi dalam peristiwa peringatan “Iedun Nairuz”.


Sedang kondisi mata pencaharian masyarakat dan tingkat kemiskinan di kota Qom juga sangat memprihatinkan. Angka kemiskinan dan kelaparan di kota ini sangat tidak bisa dipercaya. Banyak masyarakat di kota ini yang sulit bahkan sekedar melindungi diri mereka dari cuaca dingin yang ekstrim atau musim panas yang menyengat. Makanan mereka sehari-hari adalah roti dan air, dan agak lebih baik sedikit adalah makaroni. Sering kali orang tua mereka menyaksikan kematian anak-anaknya di depan mata mereka kerana ketidakmampuan berobat, bahkan mereka juga tidak memiliki kad jaminan kesehatan.


Di antara keluarga-keluarga miskin di kota Qom juga sangat banyak yang mempekerjakan anak-anak kecil mereka di kilang  pembuatan batu bata dari malam hingga siang hari untuk sekadar bertahan hidup.
Sedang pemandangan seperti ini berlangsung di tengah banyaknya para mulah yang hidup dalam kondisi serba mewah yang dihasilkan dari kekuasaan mereka atas projek-projek ekonomi dan kepemilikan saham pada banyak syarikat-syarikat besar. Mereka dapatkan bagian itu dari apa yang dinamakan harta “humus” yaitu berhak atas 5% dari harta yang diambil dari para pengikutnya.

Harta humus ini bisa mencapai Jutaan Tuman dalam setahunnya sehingga memungkinkan para mulah memiliki bangunan-bangunan istana di kawasan elit seperti Salarie, Amin Boulvare dan lain-lain di samping kepemilikan mereka atas rumah-rumah mewah di kawasan Niavaran utara Teheran.

Sumber :
http://www.alarabalaan.com/news-4426.html
http://www.dd-sunnah.net/news/view/action/view/id/2266/

No comments:

Post a Comment