Mohon Do'a Untuk Sahabat Saya Theresia Sharen Magdalena (Part 2)



Mohon Do'a Untuk Sahabat Saya Theresia Sharen Magdalena (Part 2)

Assalamu'alaikum, Warahmatullaahi Wabarakatuh.
Edisi Edited (30/1/2020)
Artikel ini part akhir lanjutan dari thread sebelum ini yang berjudul;


Mohon Do'a Untuk Sahabat Saya Theresia Sharen Magdalena  (Part 1)

Mohon Do'a Untuk Sahabat Saya-Part 2/Akhir

Lebih dari 2 bulan Aku menunggu balasan email dari Sharen.
Apa kabarmu Sharenku ? Masihkah kau istiqamah di dalam Islam.

Entah mengapa Aku gelisah. Ada rasa khawatir. Kucari sosial medianya.
Tidak ketemu. Duh, mengapa Sharen tidak meninggalkan nombor whatsapp di dalam emailnya ?

Akhirnya yang kulakukan hanya menunggu dan berdo'a untuknya.

Saat Aku merasa tak kuasa lagi menunggu. Aku perlu dukungan saudara saudariku se-aqidah yang lain. Mohon maaf Sharen tanpa bertanya terlebih dahulu, Aku share permasalahanmu. Aku berharap banyak do'a terucap untuk mengetuk pintu langit bagimu.

Tepat saat Aku akan mengakhiri statusku, Notification email berbunyi. Subhanallah....!!!! Sharen....!!!!


                                     
<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="Mohon Do'a Untuk Sahabat Saya Theresia Sharen Magdalena(Part 2)">
                                 

    READ MORE

In Pictures Pre Wedding Pasangan BerUniform,Gagah & Anggun
Inilah Tips-Tips Yang Telah Berusia 100 Tahun Namun Tetap Berguna Hingga Sekarang[1]
8 Tips Kreatif Keselamatan Untuk Diri & Kehidupan Anda Dari Bahaya Yang Tidak Terduga

Dear Irene.
Assalamu'alaikum wr wb...
Irene, terima kasih atas balasan emailmu. Apa khabarmu hari ini ?
Kamu pasti sedang memikirkan Aku kan ?

Berkat do'amu kini Aku lebih bahagia. Alhamdulillah,
Ketahuilah Irene, saat Aku menulis email padamu, Aku sudah mengajukan gugatan cerai untuk Suamiku. 3 hari kemudian kubaca emailmu. Isi emailmu hampir sama dengan tanggapan seorang Ustadzah yang juga Mualaf.

Saat itu, sejujurnya Aku masih dalam kondisi marah pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,. Aku merasa Allah Subhanahu Wa Ta'ala banyak meminta dari hidupku. Aku mulai berhitung setiap sedekah, amal ibadah yang telah kulakukan untuk keluargaku khususnya suamiku.

Ibu mertuaku yang sangat menyayangiku itu setiap malam menangis membujukku untuk mencabut gugatan ceraiku.

Aku gamang, Aku bingung. Hingga akhirnya di 1/3 malam dimana seharusnya manusia bermunajat kepada Rabbnya, Namun Aku justru menumpahkan kekesalanku pada Tuhanku.
"Apalagi yang Engkau  inginkan dariku ya Allah....!!!!!"
"Mengapa bencana ini ENGKAU hadirkan untukku ?
Bila ENGKAU adalah Zat yang Maha Penyayang, seharusnya ENGKAU adalah Zat yang Maha Perasa. Tidakkah Engkau bisa merasakan apa yang kurasakan ? Hingga Engkau turunkan Syari'at poligami untuk menghukumku ?"
Naudzubillah.... Do'akan Aku, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni dosaku dimalam itu 😢

Aku tertidur. Sedikit lega rasa hatiku. Esok malamnya ku ulangi lagi tengadahkan tanganku di 1/3 malam memohon ampunan kerana entah mengapa tiba-tiba datang rasa bersalah.

Kemudian Aku mencoba saranmu,
Irene Satu minggu Aku terlibat diskusi dengan Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala.

Hingga suatu hari dengan lantangnya Ibu Mertuaku mengatakan satu hal pada Suamiku :
"Pras, bila kamu tetap ingin menikahi gadis itu.... pergi kamu dari rumah ini !!! Biarkan Mama bersama Sharen dan anak-anakmu dirumah ini !!! Mama malu memiliki anak yang tidak tahu diri seperti kamu !!!"
Aku keluar dari kamarku. Ibu Mertuaku langsung memelukku.
"Kamu jangan pergi Sharen, biarkan Pras yang pergi. Dia tidak pantas menjadi Suamimu. Maafkan Mama yang telah gagal mendidik Pras menjadi lelaki yang tahu diri."

Aku hanya menangis dalam diam. Suamiku pun hanya menunduk diam.
Malam itu kami bertiga (aku, ibu mertuaku & suamiku) berdiskusi.

"Baiklah Ma, Aku tidak akan menikahi Azizah, bila itu hanya akan membuat Mama & Sharen tersakiti. Aku sangat menyayangi kalian. Maafkan Aku...."

Suamiku memeluk kami berdua.

Aku lega, kufikir inilah jawaban dari Allah Ta'ala atas diskusi panjang diatas sajadahku di tiap 1/3 malam.

Namun ternyata Aku salah.

Esok malamnya ba'da waktu Isya', Azizah datang kerumahku bersama kedua Ibubapanya.

Pada malam itu Aku tahu, ternyata bukan Suamiku yang ingin menikahi Azizah, tetapi Ayah Azizah yang merupakan teman pengajian Suamiku yang meminta Suamiku untuk meminang anaknya. Malam itu jelas kutatap wajah Azizah.

Azizah, semula kufikir dia adalah gadis belia yang cantik dengan segala pesona yang menggairahkan mata lelaki termasuk Suamiku, ternyata sangat jauh dari itu. Dia gadis lugu yang selalu menundukkan kepala. Ada keteduhan di wajahnya.

Di malam itu Aku tahu, Azizah memiliki 'miom' yang akan segera dioperasi dan doktor mengatakan 90% Azizah tidak akan mampu memberikan keturunan bagi Suaminya. Sudah 3 orang pemuda bujang membatalkan khitbahnya setelah mengetahui kondisi Azizah. Entah mengapa Ayah Azizah memiliki TRUST pada suamiku.

Kudekati Suamiku dan kutanya : "Kenapa Mas tak pernah cerita ini sebelumnya padaku ?"

Suamiku menjawab : "Kerana Aku tidak mahu kamu menganggapnya sebagai modus"

Kudekati Ibu Mertuaku :"Mama, Kumohon terimalah Azizah menjadi bagian dari keluarga kita. Aku ikhlas menerimanya sebagai Adik maduku."

Azizah & Ibunya nyaris tersungkur di kakiku. Namun Aku cegah. Kupeluk Azizah dan kukatakan : "Kau akan menjadi saudaraku."

Suamiku terperangah menyaksikan semua itu. "Kamu yakin telah ikhlas dengan keputusanmu sayang ?"

"Iya mas. Nikahi dia. Dia akan menjadi bagian dari keluarga kita." Jawabku mantap.

Suamiku terlihat masih ragu. Aku tersenyum :"Aku akan mencabut gugatan ceraiku besok"

Alhamdulillah.... seisi rumah mengucapkan Hamdalah,
Dan sudah satu bulan ini Suamiku menikah dengan Azizah. Kami tinggal satu rumah. Kurasa tak masalah, rumah kami sangat besar.

Tahukah kamu Irene, bisnis Suamiku makin pesat. Kini Suamiku lebih sering melibatkan Aku dalam bisnisnya. Aku yang tadinya hanya dirumah mengurus rumah, kini lebih sering bersama Suami untuk menangani bisnis. Anak-anakku di rumah bersama Ummi Azizah (begitulah mereka memanggilnya).

Disaat tetangga kami harus membayar 5 juta - 6 juta rupiah, untuk seorang baby sitter.  Anak-anakku justru dibimbing oleh seorang hafidzah.

Tahukah Irene, Anakku yang pertama sudah hafal 1 juz dalam satu bulan selama ada Azizah. Setiap malam mereka mengaji dibimbing oleh Umminya. Bayangkan bila suatu saat Arjunaku menjadi tahfidz melalui pendidikan dari dalam rumah kami sendiri.

"Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan."

Irene, terima kasih telah menjadi sahabatku di dunia dan di akhirat. Andai saat itu kuturuti amarahku meneruskan gugatan cerai pada suamiku, Aku pasti tidak akan pernah merasakan kebahagiaan ini.

Ini pelajaran poligami yang langsung Allah Subhanahu Wa Ta'ala ajarkan padaku. Selama ini Aku berfikir poligami adalah Syari'at yang tidak faham pada perasaan wanita. Kerana Aku tidak pernah bisa menerima saat seorang Isteri sedang sakit Suami justru berpoligami. Seakan nafsu lelaki lebih pantas untuk dilindungi. 

Namun ternyata kini Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala, justru memilihku menjadi orang yang menjalankan poligami sebagai solusi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib gadis seperti Azizah bila tidak ada Syari'at poligami.

Haruskah menjalani kesendirian dalam hidupnya hanya kerana Vonis Doktor tidak mampu memberikan keturunan ?

Semula kufikir ini hukuman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagiku. Namun ternyata Allah Subhanahu Wa Ta'ala sedang menyanjungku.

Irene, sudah dulu ya, suatu saat kau harus mengenal Azizahku 😉

Kumohon do'akan kami agar selalu menjadi keluarga yang 'sakinah mawadah warahmah.'
Kumohon juga, do'akan Azizahku agar Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala, berkenan menyembuhkan miomnya sehingga tidak perlu menjalani operasi dan ia bisa memberikan keturunan untuk Suamiku. Aamiin.Ya,Rabbal'Alamin.

Bulan depan kami bertiga akan tunaikan Umrah untuk meminta kesembuhan bagi Azizah. Do'akan kami ya..😉
Wassalamualaikum wr wb
Theresia Sharen Magdalena-
=======

Poligami tetaplah Syari'at yang benar. Bila banyak kasus poligami yang justru menghancurkan rumah tangga, ini kerana pelakunya yang gagal faham pada syari'at.

Wahai para Suami. Anda memang memiliki hak untuk berpoligami. Namun hak ini tidak lantas digunakan suka-suka kalian dan sesuai hawa nafsu kalian. Berdiskusilah pada Allah, Apa maksud Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mempertemukanmu dengan wanita lain. Bukan langsung menggunakan hak veto mu dengan ke-egoanmu dan lantang menggunakan dalil-dalil dengan berkata :

 
"Ini syari'at yang dihalalkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Kau, Isteri harus menerimanya. Bila tidak bersedia menerima artinya kalian telah mengingkari salah satu Syari'at Allah !"

Wahai para Isteri, wanita dengan segala rasa. Janganlah cepat meradang saat mendengar kata poligami. Jangan berdebat sesuai nafsumu. Cintailah Allah Subhanahu Wa Ta'ala lebih dari kau mencintai suamimu.

 Ingatlah syari'at Allah tidak pernah salah. Poligami bukanlah kenikmatan tambahan bagi lelaki, Namun tambahan tanggung jawab bagi para lelaki.

Wahai para Suami dan para Isteri, libatkan selalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam setiap masalahmu. Sehingga kita terhindar dari sikap gagal faham yang sok tahu (#SelfReminder )

Untukmu Theresia Sharen Magdalena. Kau bukan hanya rupawan. Namun hatimu juga sangat menawan. Kau laksana Ibrahim AlahisSalam, yang menerima perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menyembelih anak sulungnya dengan ikhlas. Samina Wa, Ata'na.

May You're One of The Best Whoman in Heaven.
Mohon do'a untuk Sharen Sekeluarga dan Mohon Do'a untuk kesembuhan Azizah.
Wassalam, The End.

No comments